Geguritan Mengisi Sastra Bulan Purnama Di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta : Mengawali tahun 2019, Sastra Bulan Purnama edisi 88 meluncukan antologi geguritan berjudul “Angin Semilir Saka Pesisir Kidul” pada Senin, 21 Januari 2019, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, jalan Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Geguritan adalah puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa. Di Yogya ada banyak penggurit, meskipun jumlahnya tidak lebih banyak dari jumlah penyair. Namun yang tampil di Sastra Bulan Purnama tersebut khusus penggurit dari Kabuapten Bantul, yang tergabung dalam Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul “Paramarta” dipimpin Bambang Nugroho, penggurit dan penulis novel bahasa Jawa.
Ada 24 penggurit yang tergabung dalam paguyuban sastrawan Jawa itu, terdiri dari laki-laki dan perempuan dan mereka masing-masing mengirimkan lima Geguritan untuk dikumpulkan menjadi buku, sehingga terdapat 120 Geguritan. Buku Geguritan itu merupakan buku perdana dari para penggurit di Bantul, yang menerbitkan secara bersama. Namun secara personal, masing-masing penggurit sudah ada yang menerbitkan antologi geguritan sendiri seperti Sunawi dan Sri Wijayanti.
Bambang Nugroho, selaku ketua Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul ‘Paramarta’ mengatakan, tidak mudah mengumpulkan para sastrawan di Bantul, selain masing-masing memiliki kesibukan sendiri, sering juga seniman agak susah diajak untuk bersama dalam satu komunitas. “25 orang yang tergabung dalam Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul ini belum semuanya masuk” ujar Bambang Nugroho.
Peluncuran antologi geguritan dilakukan oleh Bupati Bantul Suharsono, sekaligus membacakan Geguritan, serta menampilkan pembaca tamu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul dan Ketua Dewan Kebudayaan Bantul. Para penggurit juga tampil membacakan karya masing-masing. Para penggurit juga menggubah karya geguritannya menjadi satu pertunjukan teatrikal, oleh Bardikari Jatmiko, dan Teater Amarta menampilkan eksperimentasi gerak dan tari geguritan.
Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama mengatakan, “Ini kali pertama para penggurit dari Bantul membuat buku dan dipentaskan di Sastra Bulan Purnama, dan Sastra Bulan Purnama terbuka terhadap karya sastra yang ditulis menggunakan bahasa lokal seperti geguritan ini,” tuturnya. “Selama ini, yang mengisi di Sastra Bulan Purnama kebanyakan pembacaan puisi, geguritan pernah sekali, padahal Sastra Bulan Purnama sudah berlangsung lebih dari 7 tahun” imbuh Ons Untoro.
Para penggurit yang terlibat didalam antologi “Angin Semilir Saka Pesisir Kidul” masing-masing, Ardini Pangastuti, Arum Sutarsih, Bambang Nugroho, Banuarli Ambardi, Bardikari Jatmiko, Budi Siswanto, Dhinar Winasti Sumiatsih, Hindratmoko, Isngadi Marwah Atmadja, Kartika, Nur Iswantara, Nur Rois, Nursisto, Sofa Unnafis, MM. Sri Haryanti, Sri Wijayanti, Sudarwati, Sunawi, Supri Cantrik Desa, Suwandi Suryakusuma, eSWe Sidi, Suyati, Umi Kuntari dan Yuli Kariyati. (Ons/Tok)