De Stilte Dari Belanda, Pentaskan Tarian Flying Cow Secara Gratis, Untuk Keluarga, Di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu Petang, 16 Januari 2019.
Joice Nijssen dari Erasmus Huis Jakarta, mendampingi artis De Stilte dari Belanda, Teresa Maria, Gianmarco, dan Kaia, saat Press Conference pentas Tari "Flying Cow" di Hotel Phoenix, Selasa (15/01/19)
Impessa.id, Yogyakarta : Kelompok tari De Stilte dari Negeri Belanda mengawali tahun 2019 dengan menggelar tur di tiga kota di Indonesia masing-masing, di Jakarta pada Sabtu, 12 Januari 2019, pukul 16.00 WIB di Teater Salihara, Kemudian di Yogyakarta pada Rabu petang, 16 Januari 2019 pukul 19.00 WIB di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, dan di Gedung Balai Budaya-Balai Pemuda, Surabaya pada Sabtu, 19 Januari 2019, mulai pukul 19.30 WIB.
Joice Nijssen, Manager Erasmus Huis Jakarta, selaku penyelenggara tur De Stilte dalam Press Conference di Hotel Phoenix Yogyakarta, Selasa siang, (15/01/19) menturkan bahwa pementasan De Stilte di ketiga kota di Indonesia tersebut, tidak dikenakan biaya tiket alias terbuka untuk publik secara gratis. “Erasmus Huis yang berkantor pusat di jalan Rasuna Said Jakarta, tahun ini berkomitmen untuk mempererat kerjasama kultural antara Negeri Belanda dan Indonesia, dan kami mengawalinya melalui pertunjukan tari De Stilte, menampilkan artis-artis Teresa Maria, Kaia dan Gianmarco,” tutur Joice Nijssen.
De Stilte menampilkan karya Tari berjudul “Flying Cow” yang sejatinya diperuntukkan bagi anak-anak meski produksi itu juga cocok untuk orang dewasa. Ceritanya tentang persahabatan dan solidaritas, tentang bermain dan pentingnya imajinasi. “De Stilte menari untuk dan dengan anak-anak. Mereka tampil di depan umum dan di sekolah. Mereka fokus khusus pada pengembangan dan pelaksanaan produksi untuk semua anak. Pertunjukannya cocok untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua dan kakek-nenek,” ungkap Joice saat dikonfirmasi Impessa.id, usai Press Conference.
Dikatakan, sejak didirikan pada tahun 1994, mereka telah tumbuh menjadi teater remaja yang paling banyak dikunjungi di Belanda. De Stilte dianggap sebagai kelompok tari internasional yang paling sering keluar negeri. Pendidikan yang baik tidak hanya tentang mengembangkan keterampilan sekolah seperti bahasa dan aritmatika, tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan yang mendasari perkembangan pribadi anak-anak.
“Melalui tarian mereka berkontribusi pada perkembangan anak-anak. De Stilte berusaha untuk menggugah rasa ingin tahu anak-anak dan mendukung keterampilan artistik mereka. Melalui bermain, anak-anak belajar tentang dunia mereka, menggunakan hati dan jiwa mereka; mereka belajar bagaimana memposisikan diri dalam masyarakat yang terus berkembang,” jelas Joice lebih lanjut.
Sebagai kelompok tari profesional, mereka telah membangun pengalaman internasional selama lebih dari dua puluh tahun, juga di bidang pendidikan, sebagai bagian integral dari kegiatan mereka. Pada 2019, De Stilte telah berdiri selama 25 tahun, dan untuk pertama kalinya De Stilte tampil di Indonesia.
Khusus untuk pertunjukan di Yogyakarta, atas kerjasama dengan WartaJazz yang diwakili Aji Wartono, dan dukungan dari Organda Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diwakili Hananto, Erasmus Huis mengundang dan menfasilitasi anak-anak dari beberapa Panti Asuhan untuk ikut serta menonton dan mengapresiasi pertunjukan tari yang melibatkan para professional dari Belanda masing-masing, Koreografi oleh Jack Timmermans, Properties oleh Bert Vogels, Musik oleh Timothy van der Holst, Kostum oleh Joost van Wijmen, serta Desain pencahayaan oleh Pink Steenvoorden dari Einstein Design. (Tok)