Feature

THE KOES Archive Exhibition, M A N I S D A N S A Y A N G, di ADA SaRanG Yogyakarta, 23-28 November 2022

THE KOES Archive Exhibition, M A N I S  D A N  S A Y A N G, di ADA SaRanG Yogyakarta, 23-28 November 2022

THE KOES Archive Exhibition, M A N I S  D A N  S A Y A N G, di ADA SaRanG Yogyakarta, 23-28 November 2022

Manis, manis, manis, lantunan melodi masa lalu datang dengan sayang.

Apa yang kau punya janganlah disimpan sendiri.

Biarkanlah rasa rindu ini terngiang di antara yang berlalu dan yang akan datang.

Impessa.id, Yogyakarta: Koes Plus dikenal sebagai grup musik legendaris Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai lanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup ini mencapai puncak popularitasnya pada dekade 1970-an. Meskipun telah banyak grup musik baru, Koes Plus tetap eksis di kancah permusikan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunitas penggemar Koes Plus yang tersebar ke berbagai penjuru Nusantara dan masih aktif hingga sekarang.

Terkait hal itu, empat mahasiswa Prodi S-1 Tata Kelola Seni FSR @isiyogyakarta_official bersama mahasiswa pertukaran dari ISI Surakarta yang tergabung dalam Arctelier Project mengadakan pameran arsip musisi legendaris tersebut. Pameran yang digelar di Ada Sarang digelar pada 23-28 November 2022.

Mikke Susanto, dosen sekaligus pengamat seni kepada Impessa.id mengatakan bahwa pameran tersebut merupakan hasil kolaborasi Arctelier Project dengan komunitas penggemar Koes Plus: Jiwa Nusantara. Di dalamnya  menampilkan berbagai bentuk arsip karya Koes Plus, seperti piringan hitam, kaset pita hingga sampul album yang menjadi saksi perjalanan Koes Plus. Berbagai arsip yang dipamerkan telah melalui proses kurasi oleh tim Arctelier Project @arctelier.project Agenda ini juga merupakan bagian dari tugas matakuliah "Kurasi Arsip" Jurusan Tata Kelola Seni.

Sementara itu, Alya Gunara selaku kurator pameran THE KOES Archive Exhibition, M A N I S  D A N  S A Y A N G, menuturkan, Koes Plus adalah grup musik asal Tuban, Jawa Timur yang berada pada puncak intensitas dan popularitas di tahun-tahun 1960-an sampai 1970-an. Berawal sebagai Koes Bersaudara, terlebih dahulu corak musik yang dimainkan dipengaruhi besar oleh musik barat seperti The Beatles. Terbilang pengembangan dan eksplorasi genre terdapat pada karir musikal Koes Plus, yang dibuktikan dengan album-album seperti Keroncong, Pop Jawa, dan Pop Melayu.

“Keberadaan akses diskografi Koes Plus yang mudah diraih berkaitan dengan fenomena masa kini. Estetika lawas menjadi bahan obsesi generasi sekarang, mulai dari tren busana, budaya pop, dan yang paling dapat diamati, yaitu musik. Keterikatan pada ‘simpler times’ atau ‘masa-masa sederhana’ ini yang dikatakan sebagai proses romantisme masa lalu,” Alya.

Menurutnya, segala bagian sejarah mempunyai ceritanya sendiri yang bebas dari imej sebuah kesadaran kolektif masa yang mengikutinya. Koes Plus mempunyai sejarah yang menjadi cerminan iklim politik Indonesia dari akhir kekuasaan Soekarno sampai berawalnya Orde Baru, dipenuhi dengan pergeseran arti dan tujuan kebudayaan di tengah negara yang mencari jati dirinya.

Dikatakan, Manis dan Sayang: The Koes Archives Exhibition menjadi titik temu bagi para penggemar Koes Plus dan publik untuk merasakan, melihat, dan mengerti apa yang telah mereka tulis dalam sejarah. “Manis dan Sayang" sendiri salah satu titel lagu yang dirilis dalam "Dheg Dheg Plas", album perdana Koes Plus setelah pergantian nama. Harapan ditempatkan kepada arsip Koes Plus untuk dapat melintas antar waktu, serta menciptakan kenangan yang terasa manis dan sayang ke semua kalangan.

Berkolaborasi dengan Jiwa Nusantara, pameran ini menjadi bukti atas keinginan dan keberadaan pameran arsip Koes Plus. Koleksi seperti piringan hitam, kaset, poster-poster, dan narasi mengenai sejarah Koes Plus ditata sesuai fase yang menggambarkan “proses kreatif”, “manggung”, dan “jejak reka” mereka. Penyajian ini pun adalah upaya untuk melakukan pengenalan mengenai band yang meninggalkan jejak membekas dalam sejarah musik Indonesia. Pameran dimeriahkan dengan hiburan pertunjukan musik yang membawa pengunjung untuk mengenang lagu-lagu Koes Plus. Ada pula diskusi langsung bersama anggota Jiwa Nusantara dan keluarga anggota grup Koes Plus.

“Selain sebagai temu kangen penggemar Koes Plus, pameran juga dijadikan sebagai ruang pengenalan generasi sekarang dengan Koes Plus yang tidak dapat terlepas dari sejarah perkembangan musik Indonesia,” ungkap Alya lebih lanjut.

“Meminjam salah satu judul lagu Koes Plus yaitu “Manis dan Sayang” sebagai tajuk utama, pameran ini diharapkan dapat menjadi kenangan baru yang terasa manis dan sayang untuk dilupakan, sebagaimana karya Koes Plus yang selalu memiliki tempat khusus di dalam hati penggemar,” harapnya. (Alya/Mikke/Antok Wesman-Impessa.id)