Feature

Fenomena CLICK BAIT Dalam Praktik Jurnalistik On-Line

Fenomena CLICK BAIT Dalam Praktik Jurnalistik On-Line

Fenomena CLICK BAIT Dalam Praktik Jurnalistik On-Line

“Segala sesuatu yang dilebih-lebihkan itu tidak baik”.

Impessa.id, Yogyakarta: Di era globalisasi ini informasi telah maju dan berkembang lebih cepat, canggih, dan mudah. Perkembangan tersebut juga turut berdampak pada salah satu bidang yaitu bidang jurnalistik sebagai wadah penyampaian informasi keseharian.

Berita sebagai produk jurnalistik juga kini telah berubah dari media cetak menjadi media online atau dari situs daring menjadi situs web, meski ada beberapa oknum yang menyalahkan peluang tersebut untuk melakukan tindak penipuan yang merugikan orang lain dengan cara penggunaan Click Bait.

Saat ini media berlomba-lomba mencari atensi masyarakat. Bagaimana mereka mendapat perhatian dan terlihat di masyarakat dengan mengesampingkan kebenaran yang ada, dengan sengaja menghebohkan sesuatu agar masyarakat tertarik dan penasaran.

Click Bait juga mengesampingkan tujuan utama dalam jurnalistik yakni menyampaikan berita secara akurat dan informatif. Hal itu sudah sering terjadi di media online saat ini. Clik Bait diciptakan oleh Jay Geiger pada tahun 2006. Menurut Oxford Dictionary, Click Bait merupakan konten yang memiliki tujuan utama untuk mendorong pembaca untuk mengunjungi halaman tersebut.

Beberapa tahun terakhir, penggunaan Click Bait terus meningkat. Kerap kali penulis menjadi korban Click Bait. Melihat judul berita tetapi isinya tidak sama. Hal itu sangat meresahkan dan membuang-buang kuota. Click Bait juga dapat diartikan judul yang dibuat semenarik mungkin untuk mendorong pembaca untuk mengklik judul tersebut, dengan tujuan membuat rasa penasaran, namun judul tersebut tidak sesuai dengan isinya. Click Bait sangat merugikan masyarakat dan merusak citra pers di mata publik.

Click Bait pun menjadi strategi di banyak perusahaan media online, sehingga dengan sangat mudah meningkatkan jumlah pengunjung dan tentunya memberikan keuntungan di setiap halamannya. Click Bait telah membuktikan bisa menaikan rating sebuah media terlebih di era sosial media sekarang. Sering terpampang berita, artikel, maupun konten yang judulnya heboh.

Contoh fenomena Click Bait dalam praktik jurnalistik online yaitu dalam berita media online “suara.com” yang diambil dari konten instagram berjudul “Cewek Kejatuhan ‘Bayi’ Saat Makan, Publik Geli Sekaligus Kasihan Lihat Hal Ini”. Dari judul berita tersebut, media menggunakan kata “bayi” yang seolah-olah itu adalah anak manusia yang belum lama lahir. Kenyataannya, “bayi” yang dimaksudkan tersebut ialah anak tikus. Judul tersebut sangat menarik perhatian penulis, yang mengira ada bayi manusia yang terjatuh saat sedang makan. Tanpa berpikir panjang, penulis meng-klik judul tersebut, dan alhasil tidak sesuai dengan ekspetasi. Menurut penulis, kata ‘bayi’ merupakan pancingan agar menarik pembaca.

Dalam berita itu terlihat seorang wanita yang sedang makan di sebuah warung, tiba-tiba ia kejatuhan bayi tikus dari atap warung. Wanita tersebut bukannya merasa jijik, melainkan kasihan dengan bayi tikus tersebut. “Lagi makan ada bayi tikus jatuh dari atap”, tulis warganet dalam video yang diunggah kembali oleh akun instagram @masakmasakvideooo. “Untung nggak masuk piring, mana masih gerak-gerak, kasihan”, imbuhnya.

Tentu saja, video tersebut langsung menjadi sorotan warganet. Tidak sedikit warganet yang geli melihat video itu, bahkan ada yang memberikan tanggapan melalui kolom komentar. "Kalau aku jadi mbaknya, aku nggak mau makan, mending gue puasa. Kalau maknya yang jatuh gue pingsan deh kayaknya," ungkap salah seorang warganet. "Itu bayi hamster kalik ya, coba dirawat sampai besar kak," imbuh warganet lain. "Orang yang nggak tau, dunia FnB di manapun pasti ada hama meskipun udah dibasmi tetap aja bisa berkembang biak lagi. Apalagi musim hujan kayak sekarang," timpa warganet lainnya.

Contoh lainnya terdapat dalam berita detikhot yang berjudul “Geisha Kehilangan Jantungnya”. Melihat judul tersebut sontak penulis kaget karena mengira personil Geisha benar kehilangan jantung yang merupakan organ vital yang berfungsi untuk memompa darah. Setelah membaca isinya, ternyata jantung yang dimaksud itu adalah Momo yang menjadi andalan di paling depan saat manggung. Kekosongan Momo akhirnya digantikan oleh Regina Poetiray. Penyesuaian ini tentu butuh waktu. Baru mau melesat bersama, Aan, drummernya, memutuskan pergi. Adaptasi pun kembali harus dilakukan oleh Geisha. Bagi Geisha pilihannya ialah adaptasi atau mati. “Ya Momo lah. Ga usah liat potacst juga udah tau. Dimana mana, band itu vokalis adalah nyawa. Karena pake suara dia dan dia nongol di depan”, ujar salah satu warganet di kolom komentar.

Adanya fenomena Click Bait membuat penulis menjadi jengah dan tidak mudah termakan judul-judul bombastis yang menipu. Jadi, apakah Click Bait diperbolehkan dalam praktik jurnalistik online? Negatif dan positif nya Click Bait apa? Untuk positifnya yaitu menarik retensi audiens untuk website berita apa pun itu, sehingga mendapatkan rating yang bagus. Lalu bagaimana dengan negatifnya? Banyak. Pertama, membuat audiens merasa tertipu dan kecewa. Kedua, walaupun yang melihat Click Bait itu sangat banyak, tetapi tetap saja citra sebagai pemilik artikel atau penulis berita tersebut pasti buruk. Jadi, tidak harus melakukan Click Bait untuk menaikkan rating media.

Untuk mencegah terjadinya penipuan dari Click Bait, hendaknya tidak mudah menyimpulkan suatu informasi. Diperlukannya juga sikap skeptisisme untuk mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu yang bersifat tidak pasti. Dengan begitu, akan terus mencari tahu segala fakta dan kebenaran yang ada. Hendaklah menjadi pembaca yang cerdas dan bijak. (Irene/Antok Wesman-Impessa.id)