Ekonomi-Bisnis

Djogjantique Day, Wisata Motor Antik Dan Onderdil Langka, Di Jogja

Djogjantique Day, Wisata Motor Antik Dan Onderdil Langka, Di Jogja

Djogjantique Day, Wisata Motor Antik Dan Onderdil Langka, Di Jogja

Impessa.id, Yogyakarta : Eksistensi Motor Antik Club –MAC Yogyakarta, yang terbentuk pada 18 Juli, 32 tahun lalu, dirayakan dengan Festival betajuk “Djogjantique Day” di Lapangan Parkir Barat Stadion Mandala Krida, Jum’at hingga Minggu, 23- 24 Agustus 2019, dihadiri ratusan biker moge yang langsung datang dari berbagai kota diantaranya dari Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Bali, Balikpapan dan Makassar.

Sinchan selaku Ketua Panitia didampingi Yanto, menuturkan, Nyawijining Karyo Lan Motor Tuwo menjadi tag-line Djogjantique Day yang ke-5. “Kita perkenalkan kepada masyarakat bahwa kita main motor tua yang bisa kita maksimalkan masih bisa buat kegiatan bahkan aktivitas off-road masih OK,” ujarnya kepada Impessa.id, Sabtu (24/8/19).

Melalui festival tersebut MAC Yogyakarta juga mengikrarkan Gayeng Regeng, menyatu dengan warga masyarakat (yang non-motor) untuk kumpul dalam satu perhelatan acara motor yang terbuka untuk siapapun. “Kita usung pula Mandala Krida Bikers Reunion, mengumpulkan teman-teman bikers se Indonesia yang waktu terbentuknya sedang marak-maraknya issue Klithih. Bagaimana kita menghadapinya dengan cara kreatif, kita ajak anak-anak muda, ayo ngumpul, kalau memang suka motor, anak muda, kenapa tidak ber-kreasi dengan motornya bareng-bareng kumpulannya, bukan dengan kriminalitas,” jelas Sinchan.

“Dari Bikers Reunion kemudian pada 2018 berkembang menjadi Vintage Paradise, lebih dari 40 anak muda usia kuliahan belum punya motor tapi berkumpul sampai sekarang, kita bercerita tentang motor dan berkreasi tentang motor khususnya motor tua, makanya sekarang kita juga ngundang grup band anak muda yang sedang tren yaitu VSTVLST,” imbuhnya.

BSA tahun 1948 dan VW Kodok tahun 1968, motor dan mobil antik yang pertama dimiliki seniman Koko, suami Soimah, dan setelah mendapat restu keluarga untuk menekuni dunia motor antik, kini Koko mengoleksi beragam motor tua dan mobil tua nan antik sebagai investasi, tabungan masa depan anak-anak. “Untuk merestorasi motor tua diperlukan proses terkadang mencapai satu tahun, saya harus berburu onderdil se aseli mungkin, dan beberapa koleksi saya sudah berpindah tangan kepada kolektor yang betul-betul meng-inginkannya,” ungkap Koko, yang saat itu membawa motor Harley Davidson merah, produksi 1947.

Melalui festival Djogjantique Day, MAC bercita-cita ingin mengangkat pariwisata baru yang berbeda dengan yang sudah ada, berdasarkan data, Djogjantique Day 2018, dikunjungi oleh 10-ribu pengunjung, sehingga, gelaran Djogjantique Day menjadi daya tarik Jogja dari sisi lain yakni event motor tua, mengundang kunjungan wisatawan segmen baru yang ingin berburu onderdil original otomotif kuno nan langka namun lengkap tersedia di gerai-gerai onderdil dari banyak kota di Jawa, peserta festival.

Perhelatan Djogjantique Day 2019 dengan motor tertua JAP buatan Inggris tahun 1920, kemudian motor peninggalan perang,  jenis BSA tahun 1940, dimeriahkan dengan hiburan Kolosal Performance berupa atraksi seni dan budaya lokal seperti, Tari Angguk, Reog, Jatilan, Tari Kolosal, Lawak, serta Young Wiyogo, serta Live Music Performance bersama artis-artis nasional, terbuka untuk umum secara gratis. (Antok Wesman).