RAMADA by Wyndham Hotel Gelar RAMADHAN TALKS Strategi Pemasaran Pariwisata Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta: Dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata Yogyakarta, dihelat bincang-bincang menghadirkan pemangku kepentingan dari sektor pariwisata, perhotelan, dan usaha mikro, kecil, dan menengah -UMKM, mereka bersinergi menyusun strategi pemasaran yang inovatif dan terintegrasi.
Ramadhan Talks “Strategi Pemasaran Pariwisata Yogyakarta” yang berlangsung Jumat sore (7/3/2025) di Ramada by Wyndham Hotel Jl Magelang KM 14 Sleman tersebut menghadirkan narasumber. Anita Verawati, S.PSI.PSI., M.M., Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata DIY, Mini Gunawan, SE, Mentor UMKM DIY, Praktisi Ekraf, dan Business Consultant, dan Rio Mahendra, General Manager Ramada by Wyndham dan Wyndham Garden Yogyakarta.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata DIY, Anita Verawati menyampaikan bahwa sinergi antara pemerintah, perhotelan, dan pelaku UMKM merupakan kunci utama dalam menciptakan produk wisata yang menarik dan kompetitif. Menurut Ibu Vera, pendekatan terpadu ini diharapkan mampu meningkatkan brand image Yogyakarta sebagai destinasi unggulan yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga dinamis dalam inovasi pemasaran.
Anita Verawati mengatakan, “Kunjungan wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2024, untuk Wisatawan Nusantara mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2023, demikian halnya untuk Wisatawan Mancanegara.”
“Dilihat dari pengguna jasa akomodasi, pengguna hotel, menurut data Biro Pusat Statistik, sebanyak 7500 orang, menjadi 7800 orang. Untuk WisMan dari 149 orang ke 236 orang, namun terjadi penrunan angka di lama tinggal, length of stay, untuk WisNu, dari 1,35 hari ke 1,32 hari, dan untuk WisMan, dari 2,18 hari ke 1,96 hari. Spending money nya untuk WisMan juga menurun dari 670 USD menurun jadi 550 USD. Sedang untuk WisNu lumayan naik, dari 2,200 K menjadi 2,300 K, itu angka-angka dari BPS berdasarkan hunian di hotel berbintang, belum terhitung untuk wisatawan yang menginap di hotel non-bintang, di homestay, ataupun di Desa Wisata,” ungkapnya.
“Dari angka-angka tersebut lantas muncul pertanyaan apakah produk Jogja itu sebenarnya memang sudah diminati? Mengingat pengunjung ke Jogja itu lebih pada ke repeater, sehingga tanpa adanya inovasi mereka bisa mengeluh, ini lagi, ini lagi. Meski begitu tingkat inovasi di Jogja cukup banyak yang kini memiliki sekitar 300-an destinasi wisata, mencakup destinasi alam, destinasi budaya, yang mana semua itu sebagai wujud kolaborasi dari banyak pihak, termasuk perhotelan dan Ekonomi Kreatif-UMKM. Kini pihak DisPar DIY sedang mengoptimalkan direct flight dari luar negeri ke Yogyakarta, dimana Bandara Internasional Yogyakarta menjadi salah satu dari 13 Bandara Internasional di Indonesia. Ada dua penerbangan langsung yakni dari Malaysia dan dari Singapura, dengan frekuensi hanya satu kali penerbangan setiap harinya,” imbuh Anita Verawati.
Dalam pada itu. Mini Gunawan, sebagai Mentor UMKM DIY, Praktisi Ekraf, dan Business Consultant, menekankan pentingnya pendampingan dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM dalam menciptakan produk dan layanan yang berdaya saing tinggi. Beliau mengungkapkan bahwa kolaborasi lintas sektor tidak hanya membuka peluang bisnis baru, tetapi juga memperkuat jaringan dan sinergi antara pelaku usaha lokal dengan institusi pemerintah dan industri perhotelan.
Kemudian, Rio Mahendra, General Manager Ramada by Wyndham dan Wyndham Garden Yogyakarta, menambahkan perspektif dari sisi perhotelan. Menurutnya, keberadaan hotel dan fasilitas penginapan berkualitas merupakan salah satu pilar utama yang mendukung kenyamanan wisatawan. Melalui kolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan UMKM, sektor perhotelan dapat mengintegrasikan layanan dan penawaran yang lebih menarik, sehingga menciptakan ekosistem pariwisata yang holistik.
Para narasumber sepakat bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan persaingan di industri pariwisata. Dengan mengintegrasikan keunggulan masing-masing pihak, diharapkan Yogyakarta tidak hanya mampu menarik lebih banyak wisatawan, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal.
Dinas Pariwisata DIY melalui Kepala Bidang Pemasaran, Anita Verawati, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus membangun kemitraan strategis demi mewujudkan visi Yogyakarta sebagai destinasi wisata kelas dunia. "Sinergi yang terjalin antara pemerintah, pelaku usaha, dan industri perhotelan merupakan fondasi kuat untuk menciptakan inovasi pemasaran yang berkelanjutan," ujarnya.
Ramadhan Talks “Strategi Pemasaran Pariwisata Yogyakarta” tersebut, menjadi momentum penting dalam penyusunan strategi pemasaran pariwisata yang tidak hanya fokus pada promosi, tetapi juga pada peningkatan kualitas dan daya saing produk wisata Yogyakarta. Dengan semangat kolaboratif dan inovasi, sektor pariwisata DIY diyakini akan semakin berkembang dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Seusai Talkshow, acara dilanjutkan dengan Ber-Buka Bersama. (Anna Mariam-MarCom Ramada by Wyndham/Antok Wesman-Impessa.id)