Pameran Janur dan Batik Janur Karya Penyandang Disabilitas Ternyata Sangat Elok
Batik Motif Janur Karya Penyandang Disabilitas Diapresiasi Kepala Desa Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta : Karya Batik Janur, kain Batik bermotif Janur, sebagai hasil kreasi para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Disabiltaszone, yang dipajang pada Pameran Janur dan Batik Janur, guna memperingati dua tahun keberadaan Janurku, komunitas perajin Janur dari Kabupaten Bantul, akan diteruskan kepada warga disabilitas yang ada di Desa Guwosari.
Hal itu diungkapkan Kepala Desa Guwosari Masduki Rahmat, yang baru tiga bulan menjabat, kepada Impessa.id disela-sela berlangsungnya pameran yang digelar di Studio Janurku Jalan Raya Selarong, Kembang Putihan Nomor 77 Pajangan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (24/02/19).
“Pemerintah Desa Guwosari siap bersinergi dengan Komunitas Janurku, terutama dalam pemberdayaan difabel. Singkron dengan visi-misi kami yang ingin menjadikan sebuah kesetaraan dalam kemajuan bersama. Hasil karya Disabilitaszone tersebut akan kami kombinasikan dengan Batik Guwosari, sehingga menjadi Ikon Desa Guwosari. Dari kita untuk kita,” tutur Masduki bersemangat.
Orang nomor satu di Desa Guwosari yang dilantik pada 21 November 2019 itu, merasa kiprah Komunitas Janurku yang dipimpin oleh Lidwina Wury Akhdiyatni, sebagai jawaban atas doa-doanya yaitu dipertemukan dengan orang-orang yang ingin membangun Desa Guwosari.
“Dalam satu tahun pertama, saya menggali dan mendata potensi yang ada di Desa Guwosari. Gelaran Pameran Janur dan Batik Janur ini saya matching-kan dengan konsep Satu Dusun, Satu Unggulan, sehingga orang datang ke Guwosari akan berkunjung ke Dusun-Dusun dengan keunggulan mereka masing-masing,” ungkap Duki, panggilan akrab Lurah Desa yang masih terbilang muda.
Menurut Duki, Di Desa Wisata Guwosari ada Goa Selarong dengan khas Jambu Duwo-nya, kemudian Karangwer dengan Ingkung Ayam-nya, juga ada Dusun yang focus pada Kelapa, Kuliner Gudeg Manggar, Kupat Janur, Es Degan, serta Olahan Tempurung Kelapa, para wisatawan setelah berkunjung ke Goa Selarong, bisa mampir ke Dusun Jamur terus ke Dusun Janur, sehingga roda perekonomian akan berputar.
Eloknya rangkaian Janur dipadupadankan dengan bunga-bunga aneka warna dan setandan buah pisang yang meranum, menjadikan pemandangan yang cantik menawan. Kekayaan budaya bangsa berupa Batik bermotif Janur dan rangkaian Janur di hadirkan dalam fesyen oleh Zola Indonesia. Ibu Hervia, Ketua Ikatan Perangkai Bunga Indonesia DPD DIY menlai Pameran Janur dan Batik Janur yang diinisiasi Komunitas Janurku tersebut sangat luar biasa.
“Seni merangkai Janur itu eksklusif, hanya dimiliki bangsa Indonesia, sebagai warisan dari leluhur bangsa, ini harus kita dukung. IPBI mengundang Komunitas Janurku segera bergabung, agar bersama-sama menduniakan Janur Nusantara sebagai hasil karya kebanggaan bangsa Indonesia,” ucap Hervia Latuconsina Budi, sambil mengepalkan tangan.
Dalam pada itu lima pemuda dari Disabilitaszone, masing-masing, Andika, Sabar, Didik, Agus dan Yani, yang dalam kesempatan itu memajang beragam kain batik bermotif Janur, karya mereka sendiri, merasa bahagia memperoleh kesempatan ambil bagian sekaligus membuktikan kepada masyarakat luas bahwa mereka sebagai warga yang berkebutuhan khusus ternyata juga dapat berprestasi baik, asalkan diberi hak dan kesempatan yang sama.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo dalam kesempatan itu mengupayakan kreativitas Komunitas Janurku berkolaborasi dengan Komunitas Disabilitaszone yang semakin mewarnai Desa Guwosari, akan diteruskan ke insan pariwisata berpengalaman yang dia kenal baik, yang mempunyai akses menjual Paket Destinasi Wisata ke Eropa, dengan mengutamakan Story Telling, proses merangkai Janur, membatik oleh para difabel, sehingga ada nilai yang sangat disuka oleh wisatawan Eropa. (Tok)