Feature

StuNed Gelar Roadshow 20 Tahun Beasiswa, Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

StuNed Gelar Roadshow 20 Tahun Beasiswa, Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

StuNed Gelar Roadshow 20 Tahun Beasiswa, Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Impessa.id, Yogyakarta : Lemahnya kemampuan Academic Writing dikalangan mahasiswa Indonesia menjadi penyebab utama kegagalan mereka memperoleh beasiswa studi di Luar Negeri, padahal banyak negara ataupun institusi penyedia beasiswa berharap semakin banyak pemuda-pemudi Indonesia menimba ilmu melanjutkan studi di mancanegara, khususnya di Uni Eropa.

Hal itu terungkap dalam Press Conference Sosialisiasi program Nuffic Neso di Gedung Profesor KH Saifuddin Zuhri Universitas Islam Negeri –UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (14/02/19) bersama Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, Kepala Bagian Kerjasama Dra. RTM Maharani, MM, Ketua International Office Achmad Uzair, SIP, MA, PhD, serta Indy Hardono MBA selaku Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso..

Indy Hardono, mengungkapkan, “Memang ketika mereka di-uji Listening-Speaking, nilai mereka bagus, tetapi saat di-uji kemampuan Writing-Reading, nilainya rontok, masih dibawah enam, sehingga gagal lulus, sayang memang, bahwa budaya menulis khususnya Academic Writing, di kalangan generasi masakini jeblok,” ujarnya jujur, menyitir ungkapan yang dikemukakan penyair kawakan Taufik Ismail, sebagai “Zero Book Tragedy” di Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Nuffic Neso Indonesia menggelar sosialisasi berbagai beasiswa pendidikan tinggi ke Belanda, khususnya StuNed, yang sudah menapaki usia 20 tahun perjalanannya mendukung peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia.

Sosialisasi penawaran beasiswa tersebut berlangsung Kamis, (14/02/19), di Ruang Pertemuan Gedung Pusat Administrasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dihadiri ratusan mahasiswa dan profesional muda Yogyakarta. Antusiasme peserta disambut baik oleh Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono, bersama dengan Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga, Dr. Waryono.

Dihadapan mahasiswa dan professional muda yang hadir, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag. menyatakan bahwa Negeri Belanda menjadi istimewa karena UIN Suka sudah menjalin kerjasama dengan Universitas Leiden dan Uttrech sejak lama, bahkan ada dosen dari Belanda yang mengajar di UIN Sunan Kalijaga, dan telah mewariskan karya tulis diantaranya “Tradisi Kitab Kuning” dan “Tarekat”. “Kerjasama saling menguntungkan diantara UIN Suka dengan beberapa Perguruan Tinggi di Belanda yang Academic Writing-nya sangat kuat, guna mendukung terwujudnya UIN Sunan Kalijaga menuju World Class Islamic University,” jelas Dr. Waryono.

Dalam kesempatan itu, Indy Hardono memaparkan pentingnya belajar dan menimba ilmu serta pengalaman ke luar negeri. Paparan tersebut kemudian dilanjutkan dengan cara efektif memilih program studi pilihan, serta gambaran dan rincian proses pengajuan beasiswa studi ke Belanda.

Menurut Indy Hardono, pentingnya kuliah keluar negeri karena, selain mendapatkan ilmu akademis, pengalaman ke luar negeri merupakan kesempatan untuk mempelajari ide-ide baru yang membantu memperluas sudut pandang dan toleransi tinggi dalam menyikapi berbagai persoalan. “Studi ke luar negeri berarti international mobility, yang merupakan suatu keniscayaan untuk masa sekarang, demi masa depan,” paparnya.

Belajar di luar negeri juga meningkatkan kesempatan di dunia kerja global. Perusahaan dari negara-negara di seluruh dunia terus berinvestasi di pasar internasional. Banyak lembaga memperhitungkan calon karyawan dengan international experience. Dengan ijazah luar negeri, kesempatan bekerja di dalam maupun luar negeri semakin terbuka lebar.

Pilihan Belanda, karena Belanda semakin memantapkan posisinya di arena pendidikan tinggi berkualitas dunia. Kualitas dan standar pendidikan tinggi di Belanda dibuktikan dengan 13 dari 14 universitas risetnya masuk dalam top 200 besar dunia. Selain memilih program studi berbahasa pengantar Bahasa Inggris, kuliah di Belanda juga membuka akses mendapatkan buku-buku langka dan dibimbing dosen-dosen terbaik di bidangnya, dengan metoda pengajaran yang interaktif.

StuNed merupakan program beasiswa bilateral Belanda dan Indonesia yang bertujuan membantu pembangunan Indonesia melalui peningkatan sumber daya manusianya. Penerima beasiswa dapat mengikuti program Master atau Short Course. Seluruh universitas di Belanda bisa diakses, sesuai dengan area prioritas StuNed. StuNed mencari profil penerima beasiswa yang berorientasi menciptakan impact bagi masyarakat dan lingkungan tempat dia berada.

StuNed didukung manajemen tim yang kuat memberikan solusi atas kelemahan kemampuan melalui pembekalan sebelum keberangkatan dan monitoring selama perkuliahan akan membuat penerima beasiswa nyaman dalam mempersiapkan dan menempuh kegiatan perkuliahan di Belanda. Informasi tentang StuNed dapat ditemukan di http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned;dengan deadline aplikasi program Master berakhir pada 10 Maret 2019.

Nuffic Neso Indonesia adalah kantor perwakilan Nuffic, organisasi non-profit di Belanda yang ditunjuk resmi untuk menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi, dan didanai oleh pemerintah Belanda. Nuffic Neso Indonesia menyediakan informasi umum serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 2.100 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris, kemudian memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda, serta menawarkan, mewakili pemerintah Belanda, beasiswa untuk Warga Negara Indonesia setiap tahunnya.(Tok)