Event

Ros Sutikno, Sekretaris DisPar DIY, Menilai, Pasar Keroncong Kotagede Merajut Budaya Kebersamaan

Ros Sutikno, Sekretaris DisPar DIY, Menilai, Pasar Keroncong Kotagede Merajut Budaya Kebersamaan

Sekretaris DisPar DIY Ros Sutikno Menilai, Pasar Keroncong Kotagede Merajut Budaya Kebersamaan

Impessa.id, Yogyakarta : Pasar Keroncong Kotagede –PKK yang dihelat atas kerjasama banyak pihak tahun 2018 ini memasuki kali ke-empat dalam pelaksanaannya, setelah sukses pada penyelenggaraan sebelum-sebelumya yang dibuktikan dengan senantiasa penuh sesaknya pengunjung yang datang menyaksikan pementasan di seluruh panggung yang ada yang terpencar diberbagai lokasi di kawasan Kotagede Yogyakarta.

Untuk Pasar Keroncong Kotagde yang ke-empat, Tahun 2018, pihak panitia menetapkan tiga panggung di sekitar Pasar Tradisional Kotagede, masing-masing, Panggung Loring Pasar di Utara Pasar Kotagede, Panggung Sopingen di Halaman Pendopo Sopingen, dan Panggung Kajengan di Utara Masjid Perak Kotagede.

Muhammad Natsir "dabey" selaku Koordinator acara yang didampingi oleh Ros Sutikno Sekretaris Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, serta penyanyi Keroncong Rini Widayati dan Erie Setiawan selaku pengamat Orkes Keroncong, dalam Pers Conference, Kamis (13/12/18) di Pendopo Nde Luweh jalan Ngeksigondo Nomor 54 Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, menuturkan bahwa Pasar keroncong Kotagede adalah murni milik masyarakat sepenuhnya.

“Pasar Keroncong Kotagede sebenarnya lebih dari sekedar ruang pertunjukan, mengingat Musik Keroncong adalah warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, agar dapat memberi manfaat bagi orang banyak dan juga bagi dunia,” ujar Natsir Dabey penuh semangat.

Negara dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta hadir didalam hingar-bingar keriuhan Pasar Keroncong Kotagede, sebagaimana diucapkan oleh Sekretaris Dispar DIY Ros Sutikno pada kesempatan itu. “Pasar Keroncong Kotagede membangkitkan apa-apa yang menjadi hobi dan yang menjadi budaya masyarakat. Dinas Pariwisata mendukungnya, karena kegiatan PKK berbasis budaya yang lebih dari sekedar pertunjukan musik di Kotagede,” ungkap Ros Sutikno.

Menurut Ros Sutikno, Kotagede merupakan sumber utama budaya Mataram, dengan segala warisannya yang begitu memikat semua orang, sehingga siapapun tertarik untuk berkunjung ke Kotagede, terlebih bersamaan dengan event PKK digelar, mengundang wisatawan untuk menginap di homestay-homestay yang tersedia cukup banyak, sambil menikmati aneka kuliner khas Kotagede, yang hanya ditemui di Kotagede saja, semisal jajanan Kippo dan Yangko yang melegenda. Sehingga melalui PKK, asset Kotagede ditawarkan kepada wisatawan.

Yang lebih penting, tutur Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, “PKK telah membangun kebersamaan masyarakat di Kotagede”. Dicontohkan, jika di tempat lain, jika menggunakan area untuk dijadikan tempat pertunjukan, pihaknya harus mengganti kerugian sebesar perolehan dari lapak yang telah menempati areal disitu. Tetapi di Kotagede, ketika pihaknya menemui tokoh-tokoh masyarakat setempat meminta ijin menggunakan wilayahnya untuk ajang hiburan, mendapat jawaban sangat berbeda dengan yang ditempat lain itu, Di Kotagede, masyarakatnya menerima dengan tangan terbuka, bahkan mereka malah senang dan ikut bersiap-siap sampai begadang guna memeriahkan perhelatan yang hadir diwilayahnya tersebut.

Atas nama Pemerintah Daerah, Ros Sutikno merasa senang dan berterima kasih kepada segenap masyarakat Kotagede yang secara nyata turut membangun budaya kebersamaan melalui Orkes Keroncong, yang harus terus dibagun di negara ini. Untuk itu Dinas Pariwisata DIY yang mengacu pada  Community-based Tourism, tetap memfasilitasi pelaksanaan PKK, sebagai bagian dari wujud kepedulian. “Saya menghimbau seluruh pengunjung Pasar Keroncong Kotagede untuk datang lebih awal yakni tatkala siang hari, sehingga dapat melihat langsung ke-elokan, keindahan, kemegahan dan kehebatan Kotagede, lewat lorong-lorong perkampungannya,” pungkas Ros Sutikno. (Tok)