Event

Tujuh Tahun Sastra Bulan Purnama Tembi, Bantul, Yogyakarta, Selasa, 25 September 2018

Tujuh Tahun Sastra Bulan Purnama Tembi, Bantul, Yogyakarta, Selasa, 25 September 2018

Tujuh Tahun Sastra Bulan Purnama Tembi, Bantul, Yogyakarta, Selasa, 25 September 2018

Impessa.id, Jogja : Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan setiap bulan, di bulan September 2018 telah memasuki usia tujuh tahun, dan diisi dengan peluncuran antologi puisi karya 20 penyair, berjudul “Rumah Kita” pada Selasa, 25 September 2018, pkl. 19.30 di Amphitheater Tembi Rumah Budaya jalan Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Ons Untoro, coordinator acara Sastra Bulan Purnama menjelaskan, beberapa penyair yang puisinya masuk dalam antologi puisi “Rumah Kita” tersebut pernah tampil membaca puisi karyanya di Tembi Rumah Budaya, seperti Ahmadun Yosi Herfanda, Bambang Widiatmoko, Novi Indrastuti, Yuliani Kukudaswari, Ristia Herdiana, Daruz Armedia, Daffa Randai.

“Penyair yang ikut dalam antologi puisi ini, sebelumnya telah mengirim puisi dan ditayangkan melalui media online sastrapurnama.com, yang kemudian diterbitkan menjadi buku puisi. Selain menulis puisi di sastrapurnama.com para pennyair ini juga mengirimkan puisinya di media lain dan puisi2nya pernah diterbitkan dalam antologi bersama maupun antologi tunggal,” tutur Ons.

Selain tampil membacakan puisi, ada juga pertunjukan musik, yang dimainkan oleh group Al Fine dan Sanggar Lincak. Doni Onfire menggarap puisi karya Ristia Herdiana dan Yuliani Kumudaswari, dan ditampilkan oleh pembaca tamu Novi Ananda.

Selama tujuh tahun Sastra Bulan Purnama berkiprah di setiap bulan purnama, telah menampilkan banyak penyair dari berbagai kota, selain dari Yogya, juga datang dari Jakarta, Surabaya, Tegal, Purwokerto, Semarang, Kalimantan, Bekasi, Sidoarjo, Mojokerto, Magelang, Temangugung, Wonosobo, Solo, Sragen dan kota-kota lainnya.

“Mereka yang pernah tampil tidak hanya membaca puisi, tetapi juga mengolah puisi karyanya menjadi lagu dan dinyanyikan seperti dilakukan Jodhi Yudono, seorang penyair dan wartawan dari Jakarta” ujar Ons Untoro.

Penyair yang pernah tampil, berasal dari generasi usia yang berbeda-beda. Ada penyair yang aktif menulis puisi sejak tahun 1970-an seperti Yudhistira Adinugroho, Iman Budi Santisa, Landung Simatupang, Noorca Massardi, Adri Darmadi Woko, Hendrawan Nadesul, Kurniawan Junaedhie, namun ada juga penyair yang sejak petengahan tahun 1960-an sudah menulis puisi seperti Gentong Hariono, Teguh Ranu Sastroasmara dan lainnya. “Selain itu ada penyair muda tahun 2000-an dan penyair generasi tahun 1980-an dan 1990-an,” imbuhnya.

Dari penyair yang pernah tampil, lebih banyak menampilkan penyair perempuan sejak maraknya media digital. “Para penyair perempuan ini, selain rajin menulis puisi, kesehariannya diikat oleh pekerjaan, sebagai ibu rumah tangga, ada yang sebagai dosen, dokter, guru dan profesi lainnya,” jelas Ons Untoro.

Antologi puisi “Rumah Kita” diambil dari judul puisi karya Ristia Herdiana, karena Sastra Bulan Purnama merupakan rumah bersama untuk menumbuhkan kreativitas dibidang sastra dan menjali persahabatan di antara penyair yang tinggal di berbagai kota.

Tiga di antaranya penyair perempuan yang siap membacakan puisi karyanya yakni, Ristia Herdiana (Jakarta) dan Yuliani Kumudaswari (Sidoarjo), Novi Indrastuti (Yogyakarta). (Tok)