Event

Pameran Seni Rupa Oleh Kelompok Satu Atap Di Bentara Budaya Yogyakarta

Pameran Seni Rupa Oleh Kelompok Satu Atap Di Bentara Budaya Yogyakarta

Pameran Seni Rupa Karya Kelompok Satu Atap Di Bentara Budaya Yogyakarta, 23-30 Juni 2018

Impessa.id, Jogja : Kelompok seni rupa Satu Atap, menggelar pameran bertajuk “Instink” pada Sabtu, 23 Juni, hingga 30 Juni 2018, di Bentara BUdaya Yogyakarta Jalan Suroto nomor 2 Kotabaru. Hendra Himawan melalui tulisan kuratorial pameran, menyebutkan pameran Instink menampilkan potret tingkah polah manusia dalam serangkaian upaya menyusun kuasa pun para korban sesama manusia. Kritik satire dimunculkan dalam serangkaian simbolisasi manusia, binatang, dan ekspresi-ekspresi personal sebagai ungkapan pembacaan fenomena.

“Dalam serangkaian karya, praktik abstraksi sebagai mode penciptaan artistik, abstraksi dalam ranah menyusun gagasan, bukan dalam model perwujudan. Hal ini terkait gagasan Instink, menyoal pada aspek kesadaran dan ketidaksadaran yang musti disisir dalam kepekaan-kepekaan melihat realitas, intuisi dalam membentuk ketepatan pembacaan, dan sensibilitas yang menyeimbangkan sensasi-sensasi, yang hadir bertubi dalam keseharian saat ini”, ungkap Hendra Himawan.

“Pameran ini berbicara tentang manusia tanpa membabi buta. Berjalan pada ikhtiar bahwa kita harus bebas dari segala kekhawatiran dan rasa berdosa dan senantiasa  mencintai kehidupan. Yang dengan mencintainya, berartikan kita berani menanggung kenyataan bahwa definisi tentang manusia tak pernah tuntas, bukanlah sesuatu yang  sudah selesai”, imbuhnya.

Instink menyisipkan pesan bahwa manusia hanyalah jembatan belaka, antara binatang dan manusia yang sesunguhnya (manusia unggul). “Kita akan senantiasa menghadapi segala bentuk ancaman dan bahaya yang datang tak menentu, tak pasti, terus-menerus. Maka, manusia dapat memilih antara menjadi manusia unggul yang berani atau sebaliknya. Seperti binatang, manusia dikaruniai naluri lahiriah yang bertumpu pada nafsu. Ini yang seringkali disebut sifat kebinatangan manusia. Hanya pada rasio dan akal budi, manusia mampu membawa dan melampaui keterbatasan dirinya, melampaui kebinatangan”, jelasnya.

Seniman yang berpartisipasi yakni, Andi Hartana, Budiyono Kampret, Godek Mintorogo, Imam Tohari, Joko Supriyono, Lukman, Mufti Handayani, Ticko Sindikara, Putut Puspito Adi, Reza Pahlevi, N. Rinaldy, Rinto, Suryo Wae, Sri Pramono dan Susilo Tomo. (ant)