Event

Landung Simatupang Baca Puisi Mengenang Yang Telah Tiada Di Tembi, Bantul, Yogyakarta

Landung Simatupang Baca Puisi Mengenang Yang Telah Tiada Di Tembi, Bantul, Yogyakarta

Mengenang Yang Tiada, Membaca Karyanya Bersama Landung Simatupang Di Tembi, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Jum'at malam, 29 Juni 2018.

Impessa.id, Jogja : Penyair Landung Simatupang siap membacakan puisi karya Darmanto Yatman (alm), dalam acara Sastra Bulan Purnama edisi 81 di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, pada Jumat malam (29/06/18) dalam tajuk “Mengenang Yang Tiada Membaca Karyanya’. Selain puisi karya Darmanto Yatman, beberapa puisi karya para almarhum Ahmad Munif, Bambang Darto, Rudhatan dan Budhi Wiryawan, juga dibacakan.

Ketiga sosok terakhir merupakan anggota Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakrta, dan karya-karya mereka diantaranya karya Rudhatan dibacakan oleh Maria Kadarsih, pemain sandiwara radio dan Masduki Attamami. Sedangkan Cerpen karya Ahmad Munif dibacakan oleh Kochil, wartawan suratkabar Kedaulatan Rakyat.

Selain Landung Simatupang yang membacakan puisi karya Darmanto Yatman, tampil juga Nunung Deni Puspitasari yang memilih puisi Darmanto Yatman berjudul “istri’ dan ‘Bla..Bla…’. Sementara itu, puisi karya Bambang Darto akan dibacakan oleh Sutirman Eka Ardhana, diwarnai pementasan seni oleh Luwi Arina featuring Sugenyi. Sedangkan puisi karya Budhi wiryawan, khususnya geguritan akan dibacakan Maria Widy Aryani dan Bambang Nursinggih. Lagu puisi dibawakan oleh Butong dkk yang tergabung dalam Difabel and Friends Community.

Koordinator Sastra Bulan Purnama Ons Untoro melalui rilisnya kepada Impessa.id, menuturkan, “Para penyair yang dikenang ini, semasa hidupnya pernah bersentuhan dengan Tembi Rumah Budaya. Semisal, Darmanto Yatman, pernah membuka pameran karya Lian Sahar yang dipamerkan di Gallery Tembi Rumah Budaya. Sementara itu, Ahmad Munif dan Rudhatan beberapa kali ke Tembi bersilaturahmi. Bambang Darto dan Budhi Wiryawan, beberapa kali tampil membaca puisi di acaraSastra Bulan Purnama.

“Para penyair yang telah tiada ini, dan waktu kepergiannya tidak saling berjauhan dari generasi yang berbeda. Darmanto Yatman lebih senior dan disusul Ahmad Munif, Bambang Darto, Rudhatan dan paling yunior Budhi Wiryawan” ujar Ons Untoro.

Menurut Ons Untoro, pihak keluarga dari para penyair yang dikenang tersebut telah dihubungi, dan antusias mendukung dengan senang hati dan menyempatkan waktu untuk hadir di acara itu. “Mbak Mur, istri Darmanto Yatman mengabarkan hadir dalam acara mengenang suaminya” imbuhnya. Pada Sastra Bulan Purnama edisi 71, pernah menampilkan kenangan bagi tiga penyair yang telah wafat yakni, Bakdi Sumanto, Teguh Ranusatro Asmara dan Slamet Riyadi Sabrawi.

Untuk mengawali Sastra Bulan Purnama edisi 81, saat opening Pritt Timothy membacakan satu puisi karya Oka Kusumayudha dalam buku puisi berjudul “Pulang”, memberi imajinasi terhadap mereka yang sudah ‘pulang’, dan secara pribadi Oka Kusumayudha mengenal semua sastrawan yang dikenang, terlebih dengan Darmanto Yatman, sahabat dekatnya. (ant).