Pekan Budaya Difabel Ngayomi Ngayemi, di Desa Wisata Kebon Agung, Imogiri, Bantul, 28 November hingga 3 Desember 2022
Pekan Budaya Difabel Ngayomi Ngayemi, di Desa Wisata Kebon Agung, Imogiri, Bantul, 28 November hingga 3 Desember 2022
Hadir Dengan Budaya Kepedulian Terhadap Kawan-Kawan Difabel di Perdesaan
Impessa.id, Yogyakarta, 26 November 2022 – Dimulai pada 2016, Jambore Difabel kawan-kawan disabilitas didukung oleh Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian pada 2019, bermetamorfosa menjadi Pekan Budaya Difabel. Pekan Budaya Difabel (PBD) 2019 bertemakan “Pancarona”.berlangsung di Gedung Societet Military Taman Budaya Yogyakarta, di masa pandemi, dikemas dalam beberapa program antara lain adalah Pameran, Workshop, Pertunjuan, dan Operet Inklusi.
Pada 2021 pandemi belum sirna, Pekan Budaya Difabel hadir dengan mengusung tema “Gemati”. Menerapkan protokol kesehatan secara ketat, PBD 2021 hadir menyuguhkan beragam program acara yang tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kini Pekan Budaya Difabel 2022 hadir dengan mengangkat tema “Ngayomi Ngayemi” digelar selama enam hari, pada 28 November hingga 3 Desember 2022.
Merunut dari tema tahun 2020, yaitu “Pancarona” sebagai satu keinginan untuk tetap bisa memberi warna hidup meski dalam keadaan sulit akibat ditempa pandemi. Kemudian, di 2021 muncul rasa “gemati” sebagai tema, tujuannya adalah agar kita semua tetap bisa peduli dan memiliki sikap pengertian tulus terhadap sesama, apapun keadaannya.
Berangkat dari kedua tema tersebut, maka tema “Ngayomi Ngayemi” dikutip dari kata dasar berbahasa jawa ayom dan ayem yang berati berlindung dan berbahagia, dapat maknai sebagai cita-cita ataupun keinginan untuk bisa saling melindungi sekaligus membahagiakan, termasuk di antara kita dengan kawan pun sahabat difabel semua, sehingga inklusivitas terwujud.
Perhelatan Pekan Budaya Difabel tahun 2022 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, terutama mengenai lokasi penyelenggaraannya. Ketika tahun-tahun sebelumnya ada di kota Yogyakarta, maka PBD 2022 kali ini bergeser ke wilayah perdesaan, yaitu di Desa Wisata Kebon Agung, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam Jumpa Pers Sabtu (26/11/2022) di Pendhapa Kundha Kabdayan (Dinas Kebudayaan) Daerah Istimewa Yogyakarta, M Arif Wijayanto yang lebih akrab disapa Broto Wijayanto selaku Ketua Panitia sekaligus Pimpinan Produksi menuturkan dipilihnya Desa Wisata Kebon Agung Imogiri selain menggaungkan geliat wisata perdesaan dengan alamnya yang masih asri dan spot wisata Bendung Tegal serta kuliner khas mie-ayamnya, juga keinginan untuk peduli kepada kawan-kawan difabel di perdesaan, hadir di tengah-tengah kawasan yang beberapa warganya penyandang disabilitas.
Tema “Ngayomi Ngayemi” erat kaitannya dengan daun pisang. Dikatakan, karena di perdesaan banyak pohon pisang, maka dengan daunnya kita bisa berlindung memayungi diri dan dengan daun pisang membuat ayem karena bisa terhidang aneka ragam makanan seperti, tempe, nagasari, dan masih banyak lagi.
Dalam kesempatan itu Drs. Aryanto Hendro Suprantoro, Kepala Seksi Seni di Dinas Kebudayaan DIY menjelaskan bahwa ketika berbicara perihal kebudayaan secara inklusi, artinya kita juga harus berpikir mengenai keberadaan sekaligus peran aktif kawan-kawan difabel, bukan sebatas subyek tapi juga subyek. Imogiri menjadi tepat salah satunya karena di sana terdapat beberapa warga difabel akibat gempa 2006.
“Jika kebanyakan daerah hanya menyelenggarakan Pekan Olah Raga, maka ada hal yang patut kita banggakan, yaitu kita sudah bisa rutin menyelenggarakan Pekan Difabel. Sementara itu dengan kita merapat di desa, secara tidak langsung kitapun akan bisa saling sharing kebudayaan, termasuk bisa memahami budaya serta kebutuhan teman-teman difabel,” ungkap Hendro.
Dra. Y. Eni Lestari Rahayu, selaku Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni, berharap Pekan Budaya Difabel 2022 mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, baik itu difabel ataupun non-difabel.
“Selain ke depan bisa menjadi kegiatan unggulan, saya berharap Pekan Difabel kali ini juga bisa memberi dampak nyata bagi perkembangan desa, sehingga tercipta secara nyata masyarakat inklusi itu,” ujarnya.
Cublik Sulistyo dan Patoni, perwakilan dari masyarakat desa Kebon Agung mengiyakan bahwa masyarakat memiliki tanggapan positif, karena kampung halaman mereka kali ini benar-benar didatangi suatu kegiatan yang selama ini hanya bisa dilihatnya dari kejauhan.
“Kami sangat senang, apalagi tetangga dan teman-teman di kampung langsung semangat dalam mengisi stan jualan. Ini artinya saya sebagai difabel sudah merasakan bahwa masyarakat inklusi itu terjadi, dan itu nyata di depan mata,” aku Cublik.
Sabtu sore (26/11/2022) warga masyarakat Desa Wisata Kebon Agung melakukan doa bersama dan tumpengan dihadiri panitia dan wakil dari Dinas Kebudayaan DIY.
Pekan Budaya Difabel 2022 yang dihelat selama enam hari dibuka pada Senin, 28 November, di area Bendung Tegal Jayan, Desa Wisata Kebon Agung Imogiri, dimeriahkan pertunjukan oleh Puser Bumi, kelompok musik Yogyakarta dengan anggotanya difabel tuna-netra. Paser Bumi pernah pentas di manca negara, antara lain di Korea Selatan. Sedangkan musisi ternama yang sedang naik daun sebagai bintang tamu, siap menghibur para difabel dan warga yang menghadiri perhelatan tersebut.
Penutupan PDB 2022 yang didukung pula oleh Dana Keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan Yogyakarta, digelar bersamaan dengan Perayaan Hari Difabel Internasional pada Sabtu, 3 Desember, diwarnai seni pertunjukan, workshop, dan pasar rakyat, terbuka untuk publik secara gratis. (Utroq Trieha/Desi Puspitasari/Antok Wesman-Impessa.id)