Event

Pameran Akhir Tahun Keraton Yogyakarta Bertajuk SUMAKALA, Mulai 28 Oktober 2022

Pameran Akhir Tahun Keraton Yogyakarta Bertajuk SUMAKALA, Mulai 28 Oktober 2022

Pameran Akhir Tahun Keraton Yogyakarta Bertajuk SUMAKALA, Mulai 28 Oktober 2022

Impessa.id, Yogyakarta: Dasawarsa Temaram Yogyakarta Menarasikan kembali pemerintahan Sultan yang bertakhta seperti halnya merenda memori tentang dinamika Yogyakarta dari masa ke masa. Pada tahun 2019, Keraton Yogyakarta menggelar pameran akhir tahun dengan tajuk Sri Sultan Hamengku Buwono I: Menghadang Gelombang, Menantang Zaman.

Penyelenggaraan pameran tersebut bertepatan dengan perayaan Hajad Dalem Sekaten. Pada tahun 2020, pameran yang serupa digelar dengan mengusung narasi perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono II. Berlokasi di Kompleks Cepuri Kedhaton, Pameran Sang Adiwira: Sri Sultan Hamengku Buwono II menghadirkan semangat juang dari Sang Sultan yang dielu-elukan dalam sejarah panjang Yogyakarta. Pameran akhir tahun kemudian tertunda pada tahun 2021 dikarenakan pandemi serta penerapan aturan pembatasan berkerumun.

Pada tahun 2022, Keraton Yogyakarta kembali menggelar Pameran Akhir Tahun dengan mendorong penarasian kembali pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono III dan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Mengedepankan penceritaan pasca peristiwa Geger Sepehi, Yogyakarta di bawah pemerintahan kedua Sultan tersebut mengalami saat-saat yang temaram. Berbagai desakan politik dari Pemerintahan Inggris terhadap Sultan ketiga berdampak pada ketidak-stabilan perekonomian. Pasalnya, seluruh biaya perang yang ditimbulkan dari gempuran Inggris ke Yogyakarta harus ditanggung oleh keraton. Sementara itu, kondisi carut marut tersebut harus disaksikan oleh GRM Ibnu Djarot, putra mahkota yang masih belia. Klimaksnya, sang pangeran harus menyaksikan kondisi ketika ayahandanya meninggal setelah 2 tahun bertakhta. Praktis, putra mahkota yang masih berusia 10 tahun harus menggantikan kedudukan Sultan, bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono IV.

“Momentum ini upaya keraton untuk merekonstruksi ulang kisah-kisah Sultan terdahulu. Meskipun kedua Sultan, yakni Sultan ketiga dan Sultan keempat mengalami kondisi yang sulit, tetapi berbagai prestasi dalam pemerintahan maupun pembangunan kebudayaan di keraton turut disumbangkan. Beberapa masih bisa kita lihat sampai sekarang, seperti tari Bedhaya Durmakina, Babad Ngayogyakarta, maupun kereta-kereta kebesaran dari masing-masing Sultan” tangkas GKR Bendara, Penghageng KHP Nitya Budaya, Keraton Yogyakarta.

Pameran ini menjadi tantangan tersendiri bagi keraton dan tim pameran. Perihal ini dikarenakan pasca peristiwa Geger Sepehi (1812), keraton yang megah harus porak-poranda. Benda budaya, kekayaan material, hingga pusaka yang dimiliki keraton dijarah habis-habisan oleh prajurit Sepoy. Sumber-sumber mengenai pemerintahan keraton pada awal abad ke-19 praktis tidak banyak ditemukan. Di sinilah keraton mencoba membaca ulang sejarah semasa 1812-1822 dan mewujudkannya dalam bentuk visual. Kerja keratif ini dipilih menjadi media untuk menyelami pemerintahan Sultan ketiga dan Sultan keempat lebih mendalam.

Penyelenggaraan pameran dilaksanakan di Komplek Bangsal Pagelaran, dan secara resmi dibuka pada Jum’at, 28 Oktober 2022. Berbagai kegiatan pendukung pameran juga digelar, seperti napak tilas kediaman putra mahkota, menjelajahi ruas penyerangan Geger Sepehi, hingga berbagai diskusi dan lokakarya yang berkaitan dengan tema pameran. Keraton Yogyakarta sebagai institusi budaya, sekaligus museum yang inklusif turut menggandeng komunitas untuk bekerjasama dalam penyelenggaraan pameran. Dengan demikian, keterlibatan masyarakat dalam upaya melestarikan sejarah dan kebudayaan semakin luas.

Informasi detail mengenai agenda pameran dapat dilihat melalui akun media sosial: Fanpage: Kraton Jogja, Instagram: @kratonjogja/ @kratonjogja.event, Twitter: @kratonjogja, Laman: www.kratonjogja.id (Vinia/Antok Wesman-Impessa.id)