Sarasehan Budaya Tradisi Tekankan Pentingnya Penyebarluasan Edukasi Literasi Ke Masyarakat
Impessa.id, Yogyakarta: Forum Gerakan Budaya Nusantara – FGBN Yogyakarta, sebagai forum jaringan komunitas olah ruhani dan budaya nusantara, yang melihat aspek reliji dan tradisi penting sebagai identitas jatidiri banngsa, menyelenggarakan berbagai kegiatan guna memberikan edukasi literasi ke masyarakat luas.
Salah satu acara yang digelar oleh FGBN, berupa Sarasehan Budaya bertajuk “Edukasi Sesaji – Literasi” bertempat di Pendopo Aneka Dharma Pasar Seni Gabusan Jalan Parangtritis Balong Timbulharjo Sewon Bantul, Jum’at (11/3/2022) mulai pukul 18.00 WIB hingga selesai, sebagai wahana pembelajaran bagi anak-anak muda yang ikut terlibat didalamnya maupun segenap pengunjung.
KRT Manu J Widyaseputra selaku akademisi, dalam paparannya mengungkapkan bahwa ritual dalam tradisi Jawa merupakan salah satu aktifitas sosio-relijius yang penting didalam ekologi budaya Jawa. Diantaranya berupa sesaji atau Sajen dalam Bahasa Jawa yang dalam Bahasa Sansekerta-nya disebut dengan Yajna, yang bermakna penghormatan untuk kehidupan alam semesta yang lebih luas.
Salah satu penggagas kegiatan Hangno Hartono Ketika ditemui Impessa.id disela-sela sarasehan menuturkan, “Melalui kampanye literasi sesaji ini, kami ingin menyampaikan ke khalayak luas pentingnya mengetahui dan memahami makna lebih luas tentang sesaji, diantaranya melalui Sarasehan Budaya di Pendopo Pasar Seni Gabusan Bantul kali ini, yang persiapannya hanya dalam tempo satu bulan, melibatkan lebih dari 20 komunitas pecinta dan pelestari budaya Jawa, terlebih komunitas spiritual Jawa. “Penekanan kami yakni pada literasi, memberikan pengetahuan terlebih dahulu kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat semakin memahami arti serta makna dibalik sesaji itu, sebagaimana dikemukakan Prof Manu, yang menyatakan bahwa sesaji itu merupakan penghormatan untuk kehidupan alam semesta, bukan untuk menyembah kepada jin atau makhluk halus,” ujarnya.
Dikatakan, kegiatan tersebut masih berlanjut dengan mengelilingkan literasi budaya Jawa ke kantong-kantong budaya. “Saya berupaya mengelilingkan literasi tentang budaya, dengan melobi dinas-dinas terkait atau lembaga-lembaga donasi, mengingat untuk melakukan kampanye itu perlu dana, terlebih melalui jalur pemerintah seperti Gerakan Aksara yang kemudian ditetapkan menjadi Perda,” aku Hangno.
Menurutnya, ada tiga elemen penting di dalam mengetahui budaya Jawa yaitu, Sesaji yang dalam ranah kosmologi dengan melihat cara kehidupan orang Jawa. Kemudian Wayang, yang sarat dengan pengetahuan tentang etika, serta Sastra Jawa, ketiganya harus diketahui oleh khalayak luas.
Sarasehan Budaya itu diakhiri dengan ikrar pejuang bangsa dengan tujuh pernyataan sikap yaitu, Kedaulatan budaya harus ditegakkan; Mengembangkan budaya sebagai wahana edukasi kepada generasi bangsa; Memberikan pemahaman tentang wawasan budaya; Menumbuhkan semangat toleransi budaya; Menilak pelecehan budaya; Menentang perusakan situs budaya; serta Menghidupkan budaya dan tradisi sebagai jati diri bangsa. (Fahmi/Antok Wesman-Impessa.id)