Event

Perluas Jejaring, Difabel Jogja Gelar Studi Banding Di Pantai Ngrawe Gunung Kidul

Perluas Jejaring, Difabel Jogja Gelar Studi Banding Di Pantai Ngrawe Gunung Kidul

Perluas Jejaring, Difabel Jogja Gelar Studi Banding Di Pantai Ngrawe Gunung Kidul

Impessa.id, Yogyakarta: Salah satu faktor kesuksesan seseorang dalam berwirausaha adalah seberapa luas jejaring yang mereka miliki. Bila seseorang wirausahawan memiliki jejaring yang luas, maka produk yang mereka hasilkan semakin cepat dikenal. Hal ini dikarenakan setiap orang dalam jejaring mereka bisa membantu memasarkan produk secara gratis kepada orang-orang lain yang mereka kenal. Dalam Ilmu Komunikasi, model ini disebut sebagai komunikasi gethok tular.

Hal ini pula yang perlu disadari oleh para difabel yang mengikuti program pelatihan tata boga bertajuk “Amazing Kitchen”. Setelah mengikuti pelatihan tata boga selama 25 hari, sebanyak 20 difabel yang mengikuti program, berhasil membuat sendiri berbagai karya kuliner seperti roti, pastry, puding, pizza, sup, mi jawa, ayam kremes, dan kuliner-kuliner lainnya.

Kuliner-kuliner itu kemudian dipasarkan dengan nama brand “Amazing Kitchen”. Dengan adanya brand itu, harapannya para alumni program yang diinisiasi Yayasan Indonesia Down Syndrome Insani (YIDSI) bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja dan Peningkatan Produktivitas (BLKPP) Disnakertrans DIY dapat berdaya dalam mengembangkan usahanya.

Setelah mempunyai produk dan brand sendiri, hal yang perlu dilakukan para anggota “Amazing Kitchen” adalah memperluas jejaring agar produk dan brand mereka makin dikenal. Dalam rangka memperluas jejaring itu, pada hari Rabu, 1 Desember 2021, mereka mengadakan kegiatan studi banding ceria sekaligus refreshing di Pantai Ngrawe (Pantai Mesra), Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain melepas penat setelah 25 hari menjalani pelatihan, dilanjut dengan cooking class, dalam kegiatan ini para anggota “Amazing Kitchen” juga dipertemukan dengan berbagai organisasi maupun komunitas seperti Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS), Koperasi Pemasaran Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PERAK), Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas, dan Bank BPD DIY.

“Jadi dalam acara ini kami melakukan studi banding ceria sekaligus refreshing di Pantai Ngrawe. Selain itu kami juga menjalin silaturahmi dengan para difabel dari Gunung Kidul,” ujar Ludyarto Wibowo, penggagas acara yang juga selaku sekretaris Yayasan Indonesia Down Syndrome Insani (YIDSI).

Ludyarto mengatakan, nantinya para anggota “Amazing Kitchen” mendapatkan arahan sekaligus pemaparan tentang bagaimana cara berwirausaha, mengembangkan produk, dan sebagainya. Selain itu, dengan mengundang sejumlah organisasi dan komunitas, mereka diharapkan bisa bekerja sama dalam mendukung para difabel dari program “Amazing Kitchen” menuju kemandirian ekonomi. Selain bisa meningkatkan taraf hidup para difabel, hal ini penting dilakukan dalam rangka menyongsong Yogyakarta menuju Kota Aksesibel 2024.

“Harapannya dengan kegiatan ini teman-teman difabel semakin luas jejaringnya. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menambah wawasan mereka tentang bagaimana cara masarkan,” pungkas pria yang akrab disapa Ludy Bimasena itu. (Ludyarto Wibowo/Antok Wesman-Impessa.id)