Feature

Muslim Fashion Festival -Muffest 2021 Recovery for Fashion Industry Di Hartono Mall Yogyakarta Berlangsung Sukses

Muslim Fashion Festival -Muffest 2021 Recovery for Fashion Industry Di Hartono Mall Yogyakarta Berlangsung Sukses

Muslim Fashion Festival -Muffest 2021 Recovery for Fashion Industry Di Hartono Mall Yogyakarta Berlangsung Sukses

Impessa.id, Yogyakarta: Dalam perhelatan Muffest 2021 di Hartono Mall Yogyakarta, salah seorang desainer ternama nasional yang telah melanglang buana, Lia Mustafa menampilkan karyanya yang dikemas dalam tema “DisTruction”. Kepada Impessa.id, Lia Mustafa menjelaskan makna dari tema DisTruction tersebut yang terinspirasi dari Pandemi, Bencana alam, “Sesuatu yang merusak Alam adalah kesedihan dan kehancuran jiwa dan raga. Tapi bukankah itu adalah lembar yang bisa dilewati, semasa kita bisa....,” ujarnya.

Tampilan gaun dengan Style Upcycle, mix match Cocktail/evening Dress, dalam Imajinasi Tercabik-cabik, Tergores, Tangisan dan Doa, Kesedihan, Keterpurukan, Luka, Pedih, Ketiadaan, Bangkit, Kebangkitan, Perang, Lawan ketakutan, Semangat, Dahsyat. Total delapan Outfit (18 item) busana yang ditampilkan menggunakan materi textile linen dan bemberg silk by bahan kain.com, bermotif batik remekan. Dipadu Shoes Rotelli, Masker house of LMAR, Knitwear ammalee, dalam Color black, white dan dark orange.

Muse by Helen Fransiska serta Accesories and Detail by zipper YKK. “YKK selalu berusaha memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat yang ramah lingkungan. YKK meluncurkan ritsleting Natulon pertamanya dibuat dengan PET daur ulang, pada tahun 1994. Dalam 27 tahun sejak Natulon diperkenalkan, YKK telah mengolah lebih dari 57 juta botol dari tempat pembuangan sampah. Mekanik daur ulang metode untuk memproduksi serat poliester daur ulang yang secara fisik menghancurkan Botol PET yang telah dikumpulkan lalu membuatnya menjadi biji bijian plastik. Konsumsi energi untuk daur ulang rendah. Produk pengait yang hemat sumber daya ini terbuat dari bahan daur ulang untuk pelanggan yang ingin meningkatkan kandungan daur ulang pada produk mereka,” jelas Lia Mustafa.

Di masa pandemi Covid-19, Indonesian Fashion Chamber (IFC) didukung Bank Indonesia (BI), menggelar Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 bertemakan “Recovery for Fashion Industry”, sebagai langkah positif mendukung pemulihan perekonomian nasional melalui ekosistem industri fesyen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Miyono menuturkan partisipasi Bank Indonesia dalam Muffest Yogyakarta guna mendukung industri kreatif syariah Indonesia -IKRA. “Keikutsertaan BI dalam Muffest Yogyakarta merupakan bagian dari Road to IKRA Indonesia 2021, untuk menseleksi peserta yang diajukan dalam IKRA Indonesia 2021. Adapun peserta Muffest Yogyakarta dari Bank Indonesia terdiri dari 13 desainer mitra Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY (10 desainer), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo (2 desainer), dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (1 desainer),” tutur Miyono.

Kali ini, Muffest diselenggarakan untuk pertama kalinya secara hybrid di lima kota besar, masing-masing, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bekasi, dan Bandung, sebagai solusi di tengah pandemi membantu keberlangsungan pelaku bisnis fesyen di Indonesia, mulai dari desainer hingga UKM (Usaha Kecil-Menengah). Konsep hybrid, dilakukan secara offline dengan memperhatikan Protokol Kesehatan sesuai Peraturan Pemerintah, dan secara virtual agar dapat dijangkau oleh masyarakat lebih luas.

Rangkaian kegiatan pertama berlangsung di Kota Kasablanka-Jakarta, pada 18-28 Maret 2021 dan secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo yang diwakilkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki. Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto secara virtual menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan Muffest yang telah memanfaatkan transformasi ekonomi ke arah digital dalam mengembangkan fesyen muslim dan mendukung pemulihan perekonomian nasional. Momentum Ramadan dan Idul Fitri, di mana kebutuhan akan busana muslim meningkat, dimanfaatkan untuk kembali menggiatkan ekosistem industri fesyen muslim Tanah Air.

Deputy Direktur BI Miyono mengungkapkan, setiap tahun, Indonesia semakin bergerak maju untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dunia, menjalin kerjasama yang lebih luas dengan lembaga dunia, serta membangun mata rantai ekonomi halal nasional maupun global. “Peran ekonomi syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, didukung oleh potensi besar prospek konsumsi masyarakat muslim global, dan pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor industri halal,” jelas Miyono.

Menyadari hal tersebut, sebagai bagian dari bauran kebijakannya, Bank Indonesia telah mengimplementasikannya. Blueprint Ekonomi dan Keuangan Syariah memiliki visi untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah global. Dalam Blueprint tersebut kerangka strategis pengembangan didukung oleh tiga pilar utama yang saling terkait yaitu,

  1. Pilar Pertama, pemberdayaan Ekonomi Syariah yang menitikberatkan pada pengembangan usaha syariah melalui penguatan kemitraan seluruh kelompok pelaku usaha Syariah.
  2. Pilar Kedua, pendalaman Pasar Keuangan Syariah untuk meningkatkan manajemen likuiditas Syairah dalam mendukung pembiayaan Syariah.
  3. Pilar Ketiga, Riset, Asesmen dan Edukasi, termasuk Sosialisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan kompetensi masyarakat.

Salah satu upaya Bank Indonesia, dalam Pilar Pertama, untuk mendorong pengembangan Ekonomi Syariah dan Usaha Syariah, antara lain melalui penyelenggaraan annual event Festival Ekonomi Syariah (Regional Jawa, Sumatera dan KTI), Penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), dan membentuk Industri Kreatif Syairah (IKRA) Indonesia.

IKRA Indonesia merupakan suatu platform yang mempertemukan para pelaku usaha Syariah di sektor fashion dan food halal.

IKRA Indonesia mencakup pengembangan usaha secara holistic termasuk pengembangan kapasitas, penguatan branding, penguatan marketing, dan penyediaan outlet di pasar dalam dan luar negeri.

IKRA Indonesia ditujukan untuk meningkatkan penetrasi produk unggulan usaha Syariah, sehingga mampu menembus dan bersaing di pasar global, serta meningkatkan peluang kolaborasi antar pelaku usaha Syariah.

IKRA Indonesia dibangun untuk membangun suatu ekosistem yang berkelanjutan bagi pengembangan produk usaha Syariah di Indonesia. Inisiasi IKRA tersebut dituangkan dalam platform www.ikraindonesia.com.

IKRA Indonesia memberikan kesempatan bagi pelaku usaha yang memiliki komitmen serta semangat untuk berkontribusi secara nyata memajukan usaha Syariah hingga menembus dan bersaing di pasar global.

Sejak diresmikan pada acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019, IKRA Indonesia telah memiliki ratusan anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, hasil kolaborasi bersama 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia.

Proses seleksi dan pendampingan melibatkan para pelaku usaha profesional di sektor fashion dan food Halal, untuk mendorong usaha Syariah mampu bersaing baik di pasar regional maupun internasional.

Pelaksanaan Muffest di Kota Kasablanka-Jakarta diikuti 100 brand, berhasil mendatangkan 51.000 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai 6,5 milyar rupiah, baik secara retail maupun B2B (Business to Business) selama 11 hari penyelenggaraannya, Rangkaian Muffest berikutnya yaitu di Hartono Mall, Yogyakarta pada 31 Maret-11 April 2021; di Pakuwon Mall, Surabaya pada 1-11 April 2021; di Grand Galaxy Park, Bekasi pada 15-25 April 2021; di 23Paskal Shopping Center, Bandung pada 26 April-9 Mei 2021; dan di Gandaria City, Jakarta pada 3-23 Mei 2021.

Pada Rabu, 31 Maret 2021, Muffest berlangsung di Hartono Mall Yogyakarta, sampai 11 April 2021. Konferensi Pers secara offline dan virtual, dihadiri antara lain oleh Wakil Ketua Dekranasda DIY, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Paku Alam, Bupati Sleman, Hj. Kustini Sri Purnomo yang diwakilkan oleh Dr Suci Iriani Sinuraya MSi, MM, selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sekjen Indonesian Fashion Chamber (IFC), Lia Mustafa, serta Local Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta Chapter, Phillip Iswardono.

Dalam sambutannya, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Paku Alam selaku Wakil Ketua Dekranasda DIY, menyambut gembira bahwa Yogyakarta dijadikan salah satu kota perhelatan Muffest 2021, "Semoga Muffest mendatangkan buyer dari dalam maupun luar negeri. Semoga kita lebih mencintai produk feysen dalam negeri karena desainer kita tidak kalah bagus dengan desainer luar negeri."

Apresiasi dan dukungan disampaikan pula oleh Bupati Sleman, Hj. Kustini Sri Purnomo dalam sambutannya, "Kami berharap Muffest terus berlanjut menjadi Calender of Event untuk kegiatan Ekonomi Kreatif, baik di Indonesia, Yogyakarta, dan Sleman dan menjadi trendsetter fesyen muslim global. Semoga Muffest menjadi ruang kreasi penggerak mode untuk terus menciptakan dan mengembangkan produk fesyen yang tidak kalah dari segi mode maupun kualitas dengan produk bermerk dari luar negeri," ujar Kustini Sri Purnomo.

Lia Mustafa, Sekjen Indonesian Fashion Chamber (IFC) dalam kesempatan itu menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan banyak pihak. “Kami ucapkan terimakasih yang sedalamnya kepada seluruh stakeholder dan partner yang mendukung terselenggaranya Muffest di Hartono Mall Yogyakarta. Semoga ini merupakan langkah awal positif dan terus berkesinambungan. Dengan kolaborasi ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pelaksanaan Muffest di tengah pandemi. Antusiasme para UKM fesyen di Yogyakarta, Semarang, Solo, Kendari, sangat kami apresiasi. Sebanyak lebih dari 50 desainer dan brand menampilkan koleksinya dalam pameran dan fashion show,” paparnya.

Pameran Muffest yang menempati area Grand Atrium Hartono Mall menyertakan puluhan desainer dan jenama, baik lokal maupun nasional. Sedangkan rangkaian fashion show berlangsung pada 9, 10 dan 11 April 2021. Pada 9 April menampilkan karya dari 18 desainer diantaranya Phillip, Afif Syakur, Wening Angga, Lia Mustafa, Deden Siswanto, Ohmm by BAI, Retty Selya,. Pada 10 April, Bank Indonesia Yogyakarta menampilkan koleksi dari 10 desainer member IFC Yogyakarta Chapter, masing-masing, Luffi Luvnic, Dewi Roesdji, Mia Ridwan, Sofie R, dan Lanny Amborowati, serta karya dari BBPLK Semarang dan BLK Kendari.

Pada 11 April digelar Inagurasi IFC Community Semarang menampilkan karya dari 17 members, dilanjutkan dengan penutupan fashion show menghadirkan karya dari 8 desainer, antara lain, Ina Priyono yang didukung oleh Bank Indonesia Semarang dan Tuty Adib yang didukung oleh Bank Indonesia Solo.

Selain pameran dan fashion show, Muffest di Yogyakarta menghadirkan Talkshow tentang recycle produk dari YKK serta bincang kreatif dengan para desainer dan jenama fesyen muslim. Muffest 2021 kedatangan tamu yaitu Aisha Novakovich, Modest Fashion Australia Founder yang berbagi pengalaman tentang perkembangan modest fashion di Australia dalam talkshow bertema “The Rise of Modest Fashion in Australia”.

Perhelatan Muffest di Yogyakarta terselenggara atas dukungan dan kerjasama sinergis dengan berbagai pihak, meliputi, Bank Indonesia Yogyakarta, Bank Indonesia Solo, BBPLK (Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja) Semarang, BLK (Balai Latihan Kerja) Kendari; para Supporting Partner Debellin Premium Cookware, JW Marriot Yogyakarta, dan YOUC1000; Official Make up Partner Wardah, dan Community Partner Hijabersmom Community.

Muffest 2021 dapat diakses melalui www.muslimfashionfestival.com. YouTube Channel: Muslim Fashion Festival dan Instagram Live di @muslimfashionfestival. Follow akun Instagram Muffest @muslimfashionfestival dan website https://muslimfashionfestival.com/ (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)