Pondok Pesantren Kaliopak Piyungan, Gelar Bulan Syiar Muharam 1441 Hijriyah
Impessa.id, Yogyakarta : Tahun Hijriah yang disandarkan pada peristiwa hijrahnya Kanjeng Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M, diawali dengan bulan Muharam. Di dalam bulan Muharam terjadi peristiwa-peristiwa besar, seperti diselamatkannya nabi Musa dari kejaran raja Fir’aun, keluarnya nabi Yunus dari perut ikan Paus, disembuhkannya derita penyakit nabi Ayub dan masih banyak lainnya.
Peristiwa-peristiwa itu menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan signifikansi bulan Muharam bagi kehidupan keagamaan umat Islam sehingga dalam bulan tersebut umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Sunnah dan memperbanyak amal ibadah.
Dalam kalender Sultan Agungan bulan Muharam disebut Sasi Sura. Masyarakat Jawa memiliki banyak ragam tradisi untuk menyambut dan memuliakan bulan Sura. Seperti halnya warga masyarakat Yogyakarta yang setiap malam 1 Suro mengikuti laku Tapa Bisu mengelilingi tembok Keraton Yogyakarta dan paginya diadakan upacara Grebeg Suro.
Upacara-upacara yang dilakukan masyarakat Jawa merupakan wujud apresiasi atas keutamaan bulan Muharam. Inti dari ritus tersebut sebagai sarana untuk memupuk keimanan sekaligus menciptakan ruang sosialisasi sesama manusia.
Guna menjaga keberlangsungan warisan kearifan tradisi dalam memuliakan bulan Muharam atau Sura, yang ada di tengah masyarakat, maka diadakanlah acara perayaan peringatan Muharam, sebagai representasi dari wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan representasi dari ide, gagasan serta etos umat Islam dalam menjaga syariat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Muhammad Hadid melalui rilisnya kepada Impessa.id menuturkan, “Dalam rangkaian acara ini kami panjatkan do’a untuk keselamatan dan kebangkitan umat Islam dalam menghadapi terjangan arus zaman dengan seluruh dinamikanya yang menantang”.
Pembukaan Perayaan Bulan Syiar Muharam 1441 H, bertajuk “Bangkitnya Sura Kami”, berlangsung pada Sabtu, 7 September 2019, dengan Gelar Pameran Seni Rupa“LIR ILIR” dimeriahkan parade musik Shalawat dan pembacaan puisi. Disetiap akhir pekan digelar sarasehan dan diskusi dengan tajuk “Islam Berkebudayaan”.
Puncak Acara dilaksanakan Sabtu, 28 September 2019, berupa pergelaran Wayang Kulit lakon “Jumenengan Parikesit” oleh Ki Dalang Sigit Wahyu Saputro. Pagelaran wayang ini sebagai penanda ditutupnya rangkaian kegiatan Bulan Syiar Muharam 1441 H. di Komplek Pondok Pesantren Kaliopak, Klenggotan RT 04, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. (Muh.Hadid/Antok Wesman).