MUSTIKA YOGYAKARTA Resort and Spa Sukses Gelar Cultural Fusion Wedding Showcase
Impessa.id, Yogyakarta: Mustika Yogyakarta Resort and Spa Gelar Cultural Fusion Wedding Showcase pada Juma’t, 31 Januari 2025 bertempat di Ballroom. Retno Nendyo selaku Director of Sales Mustika Yogyakarta Resort & Spa, ketika ditemui Impessa.id disela-sela Wedding Showcase menuturkan, “Bersamaan dengan re-branding dari Sheraton ke Mustika Yogyakarta Resort & Spa, kami juga sudah merenovasi Ballroom menjadi lebih bright, lampu chandelier baru, karpet, juga dindingnya, semua baru, dan harapannya memberi peluang untuk penyelenggaraan wedding lebih banyak," ujarnya.
"Didukung pre-function yang besar, plus area parkir yang cukup luas. Kapasitas ballroom sekarang mampu menamppung 2000 orang untuk standing party sedangkan untuk round table bisa untuk sekitar 700 kursi, hal ini dapat menjadi pilihan bagi Wedding Organizer dan Event Organizer menghelat acara disini, terlebih Yogyakarta sebagai destinasi leisure maupun MICE - Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions,” ungkap Retno.
Wedding Showcase di Ballroom Mustika Yogyakarta Resort & Spa sepenuhnya didukung oleh Griya Manten yang mendekorasi ballroom, Valio dengan contoh gaun pengantinnya, dan APPMI -Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meramaikan gelaran fashion show.
Dalam pada itu, pada sehari sebelumnya, Puteri Indonesia Lingkungan (Runner-up I) Sophie Kirana dari DI Yogyakarta dan Puteri Indonesia Pendidikan dan Kebudayaan (Runner-up III) Melati Tedja dari Jawa Timur, ikut menyemarakkan acara Wedding Showcase di Mustika Yogyakarta Resort & Spa tersebut, mengingat mereka berdua merupakan puteri-puterinya Mustika, Yayasan Puteri Indonesia,
Irna DJ Hariyanto, orangtua dari Hayu Puteri, ketika dikonfirmasi Impessa.id terkait adanya kepercayaan diri yang kuat pada puterinya itu menuturkan, “Pada dasarnya untuk mengajarkan anak-anak belajar mandiri dan bisa tampil di depan umum itu sangat tidak mudah, kita harus membangun ‘mood’, harus memberikan dia pujian-pujian supaya dia tetap mau tampil dengan segala macam kondisi. Apapun yang terjadi the show must go on. Jadi kita harus tetap menjaga dia untuk tetap selalu dalam kondisi yang baik, baik itu secara fisik dan mentally, supaya dia tetap bisa tampil didepan umum dengan baik,” tutur Irna.
Hayu Puteri, mulai aktif bernyanyi sejak umur 4 tahun dan sejak Kelas 4 SD, Hayu ikut sekolah modeling di Samurai Pro. Hayu yang kini duduk dibangku Kelas 6, tatkala ditanya Impessa.id mengikuti gelaran fesyen, dirinya mengaku senang dan bahagia, meskipun ada rasa sedikit deg-deg-an. Hayu saat tampil di catwalk mengenakan busana karya ibundanya dengan brand Svarna, yakni baju janggan bertema full-color, lukisan hand-made bunga-bunga berwarna ceria diuntai dengan benang emas, dipadukan dengan kain lurik untuk bagian lengan, dengan bawahan bisa apapun, dan cocok dikenakan diberbagai acara, untuk ke pesta bersama ayah-bunda, bahkan bisa untuk disekolah saat hari Jum’at, dimana siswa bebas memakai baju batik. Dalam kesempatan wawancara, Hayu titip pesan kepada teman-teman sebayanya, agar tetap percaya diri dan jangan suka iri melihat teman yang sukses.
Dalam mengantisipasi anak-anak yang begitu suka bermain gadget, Irna DJ Hariyanto tetap tegas mengajarkaa kepada anaknya disaat santap bersama keluarga dimeja makan, handphone harus disimpan dahulu, diganti dengan komunikasi antar-keluarga, suatu hal yang sederhana namun susah diterapkan dalam kehidupan keluarga sehari-hari di masyarakat.
Irna pun merasa bangga dengan puterinya Hayu yang tetap disiplin dalam membagi waktu, antara belajar, bernyanyi, menjadi model, sehingga dirinya tetap bisa berprestasi dimanapun, baik disekolah, maupun di kegiatan diluar sekolahnya. Irna juga berpesan kepada anak-anak lainnya agar tetap percaya menjadi dirinya sendiri, stop melakukan bullying ke anak lainnya, karena setiap anak itu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
Kemudian, Dewo PLO, MC legend Jogja, malam itu kepada Impessa.id mengungkapkan kiatnya mempersiapkan puterinya Seva Kelas 2 SMP Stela Duce Yogyakarta, yang berpostur twiggy, postur ideal sebagai seorang model, kini menjadi siswa kelas remaja dari Samurai Pro, sekolah modeling di Jogja. “Anak saya itu pemalu, maka kami mengikutkannya ke sekolah model yang juga mengajarkan tentang kepribadian, tata cara tampil didepan umum, cara berkomuniukasi yang komunikatif, sehingga dirinya pun sempat kagum dengan perkembangan pesat anak bungsunya setelah menimba ilmu di sekolah model tersebut.
Lebih dari itu, Dewo PLO terus mengawal puterinya yang telah menguasai berbagai bahasa asing, antara lain, Bahasa Mandarin, Bahasa Korea, Bahasa Jepang dan Bahasa Perancis, tentu saja Bahasa Inggris, dan Dewo berharap juga puterinya itu memiliki kemampuan sebagai MC. Dewo tetap dengan komitmennya mengutamakan study bagi puterinya sehingga disaat ada jadwal fashion yang bersamaan dengan ujian sekolah, maka dirinya berkoordinasi dengan pihak sekolah modeling untuk sementara menggantinya dahulu.
Sementara itu, Brams Italia, pendiri Sekolah Modelling Samurai Pro Yogyakarta yang exist sejak 1997, usai perhelatan fashion show, kepada Impessa.id, Brams menjelaskan tujuan keberadaan sekolah model yang dipimpinnya. “Kami ingin membentuk karakter model-model baru, sehingga bisa mengisi dunia fashion baik ditingkat daerah, di Jogja khususnya, Jakarta, bisa go internasional. Kisaran umur siswa Samurai Pro diantara 4 tahun hingga 21 tahun. Berhubung keberadaannya sudah sekian lama, maka yang dahulu menjadi model sekarang sudah anak bahkan cucunya tetap disekolahkan di Samurai Pro. “Modeling itu bukan bakat tetapi ketrampilan, sehingga semakin diasah maka akan semakin trampil," imbuh Brams Italia. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)