Electropicalia, Menyajikan Sudut Pandang Dalam Melihat Karya Seniman

Electropicalia, Menyajikan Sudut Pandang Dalam Melihat Karya Seniman (Foto : Official Doc Sumonar 2019)
Impessa.id, Yogyakarta : Yogyakarta, 31 Juli 2019 – Belumlah hidup jika tidak pernah punya pilihan. Manusia diberi kesempatan untuk memilih serta menentukan sendiri, dalam menyikapi berbagai hal yang ia temukan di lingkungan sekitarnya. Baik atau buruknya sesuatu tergantung pada bagaimana dia memandangnya.
Hal seperti itulah yang disampaikan Mvltiverse (Derek Tumala dan Clarissa Gonzalez), kolektif seniman visual asal Filipina dalam memberikan pemahaman pada masyarakat, bahwa sesuatu diniulai, tergantung pada sudut pandang mana yang dipilih. Mvltiverse menghadirkannya pada karya instalasi visual berjudul “Electropicalia”, dalam Pameran Instalasi Seni Cahaya SUMONAR 2019 yang digelar di Loop Station Yogyakarta, terbuka untuk umum dan gratis, sejak 26 Juli hingga 5 Agustus 2019, mulai jam 10.00 – 21.00 WIB.
Empat jaring tergantung pada langit-langit, sebagai penangkap cahaya yang diproyeksikan oleh beberapa proyektor yang diletakkan di sudut-sudut ruangan. Pengunjung mendapatkan view karya saat melihatnya dari salah satu sudut, dan karya yang ditampilkan menjadi utuh dalam satu kesatuan cerita jika dilihat dari semua sudut yang ada.
Hal itu dirasakan oleh Muhammad Tofan, pengunjung pameran ketika menyaksikan karya Mvltiverse. “Electropicalia” memberi gambaran baru baginya dalam menikmati sebuah karya seni, seperti diajak berinteraksi untuk memilih sudut pandang mana yang ingin dipilihnya dalam memandang sesuatu yang hendak disampaikan oleh seniman.
“Untuk kisahnya sendiri, jujur, saya belum menangkap sepenuhnya. Namun, menariknya dari karya Electropicalia ini, sebagai penikmat karya seni, seakan-akan diberi pilihan dalam menangkap kisah yang ada di dalamnya. Ini menarik untuk disimak. Bagi saya, karya instalasi visual adalah hal yang baru, karena saya tidak menemukan hal serupa di galeri-galeri seni ataupun di pameran seni lainnya. saya baru menemukan karya seperti ini di SUMONAR,” tutur Tofan.
Derek Tumala, Leader tim Mvltiverse mengatakan, apa yang didapatkan oleh pengunjung Pameran Instalasi Visual SUMONAR 2019 sejak awal diciptakannya “Electropicalia” memang bertujuan untuk memberikan sensasi saat menikmati sebuah karya seni. Mvltiverse mempresentasikan tentang bagaimana identitas modern yang terjadi di Filipina saat ini, ada unsur-unsur lokal, seperti buah nanas dan tanaman.
“Melalui Electropicalia, kami membuat sesuatu yang futuristik namun masih ada unsur Filipinanya. Di sini para pengunjung bisa melihat hologram 3D dengan menggunakan media jaring untuk menangkap cahaya dari proyektor. Sebenarnya yang kami tampilkan sama, tapi jika diletakkan di sudut yang berbeda, hasil yang ditampilkan bisa jadi beda,” pungkas Derek.
Derek berpendapat bahwa SUMONAR sebagai festival video mapping pertama di Indonesia merupakan suatu hal yang positif dan perlu disimak oleh khalayak luas. Maka dari itu, ia bersama kawan-kawannya di Mvltiverse mengapresiasi, bisa bergabung di event SUMONAR.
“Festival ini harus konsisten digelar, dengan melibatkan lebih banyak lagi seniman dari berbagai daerah di Indonesia maupun dunia. Saya berharap festival ini terus berlanjut,” jelas Derek.
Roby Setiawan, Art Director Pameran Instalasi SUMONAR 2019 menambahkan, karya-karya yang ada di Pameran Instalasi Seni Cahaya SUMONAR 2019 bersifat interaktif. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan interaksi yang terjadi antara pengunjung dengan karya-karya yang dipamerkan di sana.
Pada pemaran instalasi visual tersebut, pihaknya menampilkan sederet karya yang diciptakan oleh Lepaskendali x Zianka Media, Doni Maulistya, Ismoyo R Adhi, Fanikini, Luwky, Raymond Nogueira/Rampages (Macau), Studio Batu, Uji “Hahan” Handoko, Anung Srihadi x Ruly “Kawit” Prasetya x Dani Argi, Mvltiverse (Derek Tumala & Clarissa Gonzales) dan Lintang KRP x SIR
Agenda SUMONAR 2019 diawali dengan Opening Ceremony berupa pertunjukan Video Mapping di Gedung Museum Bank Indonesia, sekaligus pembukaan pameran video mapping dan media interaktif di Loop Station dan Kawasan Nol Kilometer pada Jum’at malam, 26 Juli 2019.
Pada 26 Juli – 5 Agustus 2019, pukul 10.00 – 21.00 WIB berupa SUMONAR Exhibition, Pameran seni video mapping dan media interaktif di Loop Station dan Kawasan Nol Kilometer.
Pada Kamis, 1 Agustus 2019, pukul 19.30 – 22.00 WIB berupa Video Mapping Show, pertunjukan video mapping di Gedung Museum Bank Indonesia dan bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta.
Pada Minggu, 4 Agustus 2019, pukul 15.00 – 17.00 WIB berupa Creative Sharing oleh Ican Agoesdjam, Isha Hening, dan Kongfoo Motion di Loop Station (gratis dengan mendaftar).
Pada Senin, 5 Agustus 2019, pukul 19.30 – 22.00 WIB adalah Closing Ceremony SUMONAR dengan pertunjukan video mapping di Gedung Museum Bank Indonesia dan bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta oleh seluruh artist yang terllibat, penutup rangkaian SUMONAR bertajuk “My Place, My Time”. (Diendha Febrian/Antok Wesman).