Ratusan Mahasiswa Dari 25 Negara Ikuti International Summer School Di UMY
Impessa.id, Yogyakarta : Selaras dengan kredo kampus "Muda Mendunia”, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta -UMY menggelar International Summer School untuk tujuh program yang pembukaannya disatukan dalam seremoni pada Senin (22/7) di Gedung K.H. Ibrahim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Program Summer School yang diikuti oleh 142 peserta terseleksi berasal dari 25 negara, dari 180 calon peserta yang mendaftar, merupakan komitmen UMY untuk menciptakan suasana akademik yang bernuansa internasional demi mewujudkan visi UMY sebagai kampus yang bereputasi internasional.
Yordan Gunawan, SH, MBA, MH selaku Kepala Kantor Urusan Internasional, Lembaga Kerjasama UMY menuturkan, ”Ini adalah acara gabungan dari tujuh program Summer School, yaitu IDSS (International Dental Summer School), IPSS (International Pharmacy Summer School), ITMSS (International Tropical Medicine Summer School), SCLS (Summer Course of Law and Syariah), INSS (International Nursing Summer School), IGOPSS (International Goverment and Politics Summer School) serta IENC (International Emergency Nursing Camp),” jelasnya.
Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP usai opening ceremony, kepada Impessa.id menuturkan, “Awalnya International Summer School yang digelar UMY diselenggarakan oleh masing-masing Program Studi, sehingga sudah ada yang ke-6, ada yang memasuki tahun ke-8, dan di beberapa prodi untuk tahun ke-2 dan ke-3. Mengingat semakin meningkatnya jumlah peminat, maka mulai tahun 2019, Summer School UMY di tujuh Fakultas yakni, Fakultas Ekonomi, Fisipol, Hukum, Teknik, Pertanian dan Kedokteran, disatukan dalam waktu yang bersamaan sehingga semakin meriah,” ungkap Rektor Gunawan Budiyanto.
“Seluruh mahasiswa asing peserta Summer School tersebut, selama tiga minggu, didampingi lebih dari 200 mahasiswa UMY, membentuk kelompok-kelompok, untuk tukar menukar konsep keilmuan dari masing-masing program studi, kemudian mengenalkan culture mereka, mengenalkan makanan mereka dan kita juga mengenalkan culture kita. Ternyata mereka melihat ini suatu hal yg unik bagi para peserta terutama dari luar ASEAN, karena pesertanya semakin banyak yangg dari luar ASEAN. Kelompok-kelompok itu kita sebar ke beberapa desa dan mereka harus bisa mem-follow-up-i masalah yang ada di desa itu, mereka riset hasilnya kita diskusikan sesuai bidang ilmu masing-masing,” jelas Rektor UMY.
Program Summer School yang rutin dihelat UMY merupakan wahana untuk menunjukkan kualitas UMY sebagai international-friendly campus. "Progam Summer School ini untuk memperkenalkan UMY sebagai kampus yang international-friendly sesuai kredo kampus Young and Global, Muda Mendunia. Diharapkan melalui program ini UMY semakin dikenal oleh masyarakat internasional," ujarnya.
Muhammad Salah, mahasiswa dari Mesir, mewakili peserta Summer School mengungkapkan rasa senang bisa mengikuti program Summer School 2019 di UMY. "Saya senang berada di acara Summer School dan terima kasih kepada rektor UMY yang telah memberikan kesempatan kepada saya. Program ini menjadi peluang untuk lebih mengenal dan mempelajari tentang agama, bahasa, makanan, lifestyle, pakaian dan lain-lain yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Sementara Nur Sakinah, dari Malaysia merasa takjub melihat tingginya toleransi ummat Islam Indonesia terhadap warga non-muslim tampak dari bentuk masjid Gedhe di lingkungan Keraton Yogyakarta yang bentuk bangunannya menyesuaikan dengan rumah-rumah tradisional Jawa yang saat itu belum muslim.
Lima peserta dari Cambodia yakni, Eng Kimheak, Nuon Vorleak, Va Sereynich, Vannara Chhe dan Eang Sivmey, didampingi mahasiswa UMY, Gilang Ramadhan, Yasmin Haniya dan Annisa Ayu Destiana, ketika ditemui Impessa.id mengungkapkan rasa senangnya bisa terpilih mengikuti program Summer School di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, karena ingin menimba banyak ilmu dan pengalaman dari Yogyakarta untuk disebarkan ke tempat asal mereka.
Menurut Rektor Gunawan Budiyanto, dari pengalaman tahun lalu, dimana peserta Summer School kami ajak melihat aktivitas Gunung Merapi, lantas mereka menyadari bahwa eventnya sangat bagus untuk saling tukar-menukar pengalaman. “Tahun ini peserta Summer School kami ajak studi tanah longsor di Imogiri Timur,” imbuh Rektor UMY.
Sebagai tambahan, tahun 2019, ada 194 calon mahasiswa asing yang berminat studi di UMY baik untuk program S1 maupun Pasca Sarjana melalui kerjasama dengan universitas asal mahasiswa itu. “Kebanyakan mereka datang dari Korea, Taiwan dan Jepang dari segala jurusan, yang menilai Indonesia itu merupakan negara yang bisa dikunjungi sekaligus tempat untuk belajar. Kalau yang dari Eropa penasaran ingin mempelajari Islam di Indonesia lewat studi di UMY. Sejauh ini mereka menemui Islam anyg damai itu di Indonesia, sehingga selain mahasiswanya juga profesornya pun ikut studi disini sampai menetap selama dua bulan,” pungkas Rektor Gunawan Budiyanto. (Sofia/Antok Wesman)