Fashion On The Street Prawirotaman Festival, Jogja Heboh 2019
Impessa.id, Yogyakarta : Selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 16-17 Februari, wisatawan mancanegara maupun domestik yang menginap di kawasan wisata Prawirotaman Yogyakarta, mendapatkan hiburan menarik secara gratis, bersamaan dengan digelarnya Prawirotaman Festival, melengkapi ragam atraksi seni-budaya dalam Jogja Heboh 2019 yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri - KADIN DIY, Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia - PHRI Jogja dan Asosiasi Travel Agency - ASITA DIY, untuk kedua kalinya.
Pada hari pertama pelaksanaan Prawirotaman Festival berlangsung Fashion On The Street menampilkan tujuh disainer dengan bintang tamu disainer muda berprestasi Gita dari Jakarta, yang baru saja menggelar hasil rancangannya di Hong Kong Fashion Week 2019 sebagai hadiah atas kemenangannya dalam Jakarta Fashion School Competition 2019, serta Lanny Amborowati, dan busaha orisinal karya ke tujuh disainer tersebut diperagakan di Catwalk sepanjang jalan di depan Hotel Arcadia, Prawirotaman 1.
Lia Mustafa, disainer ternama Jogja selaku koordinator fesyen didampingi Ibu Rina, Ketua Paguyuban Pengusaha Pariwisata Prawirotaman Yogyakarta – P4Y dan Doddy dari Arcadia Hotel dalam Press Conference menuturkan bahwa LURIK sebagai ikon kearifan lokal, menjadi bahan dasar rancangan busana seluruh disainer, dihadirkan dihadapan warga Kampoeng Bule Prawirotaman.
“Kami mengangkat Lurik ke tengah-tengah wisatawan, sebagai acuan karya busana yang disajikan oleh perancang busana muda anggota paguyuban Klamb 7, masing-masing, Aini Anendra, Anggraini Herman, Fariz Ashar, Rony Billiardo dan Yulianan Fitri, serta dua disainer bintang tamu, Lanny Amborowati dan Raegita Zoro, yang sepenuhnya didukung brand Ammalee,” jelas Lia Mustafa.
Kepada Impessa.id, Gita sapaan akrab Raegitazoro mengungkapkan rasa surprise-nya ikut di fashion on the street, Prawirotaman Yogyakarta, “Bagi saya ini sesuatu yang baru, menampilkan karya busana di jalanan, penuh tantangan, meski hujan mengguyur cukup deras, tapi kami tetap menunggu sampai berhenti,” jelasnya. Gita mengusung judul "Java Fusion" dengan pilihan warna Neon untuk busana-busana rancangannya, “Memang di Indonesia masih boleh dikata jarang ya orang mengenakan busana warna cemerlang, namun di Jakarta orang sudah mulai berani tampil di tengah-tengah publik mengenakan busana warna Neon, makanya sore ini saya kenalkan seperti apa sih busana warna Neon itu,” ujarnya dengan senyuman ceria.
Sementara Lanny Amborowati dengan Brand LA Bouutique beralamatkan di Gedong Kuning Kotagede, Yogyakarta, mengusung judul "Hong Dae", untuk 10 Outfit Korean Look kreasinya yang terinspirasi gaya busana anak muda Korea yang bebas, santai namun tetap kuat mempertahankan tradisi. Lanny mempadupadankan Kain Tenun Lurik dengan Linen Polyester dalam warna-warna Navy Blue, Oreen-ish dan Brown pada Long vVest, Blazer, Jacket, Jogger Pants, Sarong Pante, Cullote, Long Cape dan Long Dress.
Dalam kesempatan itu, Ibu Rina, Ketua P4Y menjelaskan ragam kegiatan yang dihadirkan di beberapa titik sepanjang jalan Prawirotaman 1 Yogyakarta. “Live Music tampil di Erwin Leboy di PlayOn Café, D’Massta di Gading Resto, Musik Melayu oleh Grup Selarasi di Via Via Resto. Kemudian di halaman Pandanaran Hotel ditampilkan kesenian tradisional Angklung, Jathilan dan Angguk, sedangkan di Arkadia yang berkonsep Komunal Space, digelar DJ dan Band Top 40, Tembang Kenangan bersama Bamboo Band dan lagu-lagu Koes Plus bersama Yoben Plus,” jelasnya.
Sementara itu, di Via Via Resto, dua seniman senior masing-masing, Faisal Amir dan Yayak Yatmaka, tampil bergantian dalam acara bertajuk “Dongeng Merdeka”. Faisal Amir, seniman yang fokus di seni Grafis Cukil selain menampilkan karya grafisnya di dinding Via-Via resto yang dipatok harga dua-juta rupiah per-karya, juga mengisahkan pengalaman pribadi ketika masa kanak-kanak bersama neneknya di kampung Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sedangkan Yayak Yatmaka yang menampilkan lukisan bercerita tentang makna kemerdekaan di era tahun 70-80-an. (Tok)