Impessa.id, Yogyakarta : Memasuki hari ke-dua pelaksanaan Jogja Fashion Week Ke-13 yang berlangsung di Atrium Hartono Mall Ringroad Utara Yogyakarta, Rabu, 21 November 2018, antusias masyarakat khususnya para pengunjung Pusat Perbelanjaan Modern Terbesar di DIY-Jateng yang memiliki luasan leasable area 80.000 m² dan menampung tenant sebanyak 400 unit, setiap harinya bertambah, tampak dari penuhnya seluruh teras yang mengitari Atrium tersebut.

Jogja Fashion Week –JFW, sebagai event tahunan dihelat guna mendorong pertumbuhan industri fesyen, dalam skala home industry di Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk kemudian sebagai barometer tren nasional. JFW menjadi spectrum menarik bagi produsen, buyer, masyarakat dan pemerhati dunia fesyen, atas kreativitas para pelaku industri fesyen dan apresiasi terhadap mereka.

Tema Besar Perspectrum, sebagai rangkaian dari Perspective, Spectrum dan Spectaculer, oleh Phillip Iswardono selaku Ketua IFC – Indonesian Fashion Chamber Chapter Daerah Istimewa Yogyakarta dijelaskan sebagai berikut. “Perspective, sudut pandang menjadi satu keahlian penting dalam menakar, mengukur subtil atas rasa, karsa dan karya cipta. Suatu titik mula sebuah keberanian melihat dengan sudut pandang yang berada dan spketrum baru sekalipun. Kemudian Spectrum, rentetan warna yang diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam komponennya. Artinya, kreasi dan eksplorasi yang berkesinambungan dalam mengolah berbagai kekayaan Wastra Nusantara nan Spektakuler. Adapun Spectakuler, yaitu karya cipta yang menarik perhatian dan kesan mendalam yang terlahir dari pertautan Perspektif dan Spektrum yang unik,” jelasnya.

Biaya untuk mengikuti Parade Sore pada pukul 16.00-17.00 WIB, dengan jumlah busana lima outfit setiap disainer, kontribusinya 3,5 juta rupiah. Untuk Parade Malam pada pukul 19.00-21.00 WIB, dengan jumlah busana delapan outfit, kontrbusinya sebesar 7,5 juta rupiah. Sedangkan biaya untuk Parade Mini Show dengan menampilkan 24 outfit sebesar 22,5 juta rupiah.

Saat ini IFC mempunyai 12 Chapter di Indonesia, masing-masing, IFC Jakarta, IFC Bandung, IFC Yogyakarta, IFC Semarang, IFC Surabaya, IFC Malang, IFC Makasar, IFC Padang, IFC Medan, IFC Pontianak, IFC Denpasar dan IFC Aceh. IFC mempunyai visi menjadikan Indonesia sebagai Pusat Inspirasi, dan salah satu Pusat Mode Dunia, melalui karya-karya para perancang busana dan pengusaha mode yang mampu bersaing di pasar internasional, serta menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri.

Adapun Misi IFC yakni, pertama, memperkuat pondasi ekonomi kreatif mode melalui kekuatan lokal, kepedulian akan lingkungan hidup dan soial, serta melalui inovasi dan branding, dengan tiga pilar utama yaitu riset, capacity building, dan pengembangan bisnis, menuju produk ready to wear craft fashion.

Misi kedua, pembentukan dan pembuatan Indonesia Trend Forcasting yang akan membawa inspirasi Indonesia dengan seluruh potensi kekayaan serta keragaman budaya lokal, sebagai tawaran untuk produk gaya hidup global, selain untuk produk mode, juga untk produk lifestyle, sehingga Indonesia mampu menjadi sumber inspirasi yang dapat memberikan sugesti dan acuan bagi industri mode global. Misi ketiga yakni, program peningkatan dan pengembangan inovasi dan branding untuk menciptakan nilai tambah dengan mengacu pada strategi tren yang disinkronisasi dalam satu Benang Merah, saling berkaitan, sehingga Indonesia memiliki Daya Dobrak yang berdampak besar untuk memberikan dampak positif bagi industri mode dari hulu ke hilir.

Agenda JFW Ke-13 Hari Ke-tiga, Kamis, 22 November 2018; Untuk Parade Sore mengusung tema “Chic-Exotica”, menampilkan delapan disainer, masing-masing, Nash by Nasha Umarhadi, Tommy Yudhis, Happy Gallery by Herlina, Riana, Dewi Ayu by Nurwahyuni, Fachrudin, Mory dan Batik Manunggal yang tampil dalam enam nomor.

Sedangkan untuk Show Malam yang mengusung tema “Glam Spectrum” menampilkan 17 disainer, masing-masing, Afif Syakur, Ratri Kristiani, Kristi, Caca Gown, Linda Susanti, Lindy Ann, Astuti A, Agus Sunandar, Andy Sugik, Farhan, Etty Domedjo, Zikin, Nexhia-M3 Official, Hendri Mugi, Amin Hendra, Isyanto, dan Fomal. (Tok)