Sukses Pameran Tunggal, Kini Artotel Yogyakarta Gelar Pameran Grup
Impessa.id, Yogyakarta : Selama 20 hari kedepan, 16 seniman yang tergabung kedalam Komunitas Survive! Garage Yogyakarta, menggelar pameran berjudul Survive! Day: Reunion di Artotel jalan Kaliurang Yogyakarta, untuk merayakan Hari Jadi mereka yang diperingati pada 18 Oktober, sekaligus membangun kembali semangat seniman anggota komunitas, berkumpul dan memamerkan karya terbaru, merespon artspace yang tersedia di hotel bintang empat tersebut.
Sesuai dengan karakter komunitas Survive! Pameran melibatkan seniman muda dari berbagai lintas disiplin ilmu, karya yang beragam dan memiliki karakter seni sesuai dengan senimannya, digelar hingga 25 November 2018.
Bayu Widodo selaku koordinator seniman peserta pameran kepada Impessa menuturkan urgensinya kegiatan tersebut. “Bulan Oktober bagi kami selalu menjadi bulan evaluasi, bulan komunikasi silaturahmi, karena bulan Oktober tahun ini, Survive merayakan ulang tahun yang ke-sembilan,” ujar Bayu.
Melalui pameran tersebut Bayu dan teman-temannya yang secara aktif sejak terbentuknya komunitas, kedalam reuni-an, bareng dengan anggota baru, lewat karya-karya terkini, baik yang street-art, grafik desain hingga seni lukis.
Dalam pada itu, Devi Triasari dari pihak Artotel Yogyakarta mengungkapkan pilihan komunitas yang tampil berpameran di hotel yang dia kelola. “Artotel mempunyai konsep art-director di ke-tujuh artotel yang ada dan pusat yang mengkurasi karya-karya seniman lokal untuk dipamerkan di artspace yang tersedia di masing-masing artotel kami, untuk Jogja ini untuk kedua kalinya, yang pertama pameran tunggal” ungkap Devi.
Salah satu peserta pameran berlatar belakang desainer grafis, illustrator dan interior, bernama Horestes Vicha, lewat karyanya yang diberi judul “Dengarkanlah! Aku Berbicara” yang merespon tema Reunion, berupa kolase image gambar yang membentuk seolah-olah seseorang yang sedang bermain gitar, dilengkapi instalasi terbuat dari fiber glass berujud daun telinga. Maknanya sederhana sih, hanya ingin mendengarkan kabar dari teman-teman yang ikut berpameran,” jelasnya.
Pengalaman menarik pribadi sang seniman, yang kemudian dituangkan kedalam karya yang dipamerkan dituturkan Efnu Nirwana. “Karya saya berjudul Waiting for the Storm End, itu tentang Trimo Ing Pandum, bahasa Jawa, terinspirasi ketika saya sudah tiba di Changi Sigapura, tiket menuju Jerman ditolak otoritas bandara, karena saya beli tiket On Line, tetapi saat di cek, teryata Kartu Kredit saya sudah expire, pihak bandara Changi curiga dikiranya saya melakukan Scam. Setelah tiga hari terkatung-katung di bandara saya focus membuat sketsa, hingga tiket return dan saya bisa menuju Jerman untuk berpameran,” ungkap Efnu.
Survive! Day: Reunion menjadi sebuah perayaan untuk merasakan kembali kebersamaan, berdiskusi dan membagi pengalaman atau proses berkesenian dari antar seniman hingga mengevaluasi secara personal tentang kehidupan ruang dan komunitas. Sehingga keakraban dan solidaritas semakin terjaga erat dalam komunitas Survive! (Tok)