Feature

KASAU Yuyu Sutisna Resmikan MIG 17 PF dan Helikopter Hughes 500 Masuk Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

KASAU Yuyu Sutisna Resmikan MIG 17 PF dan Helikopter Hughes 500 Masuk Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

KASAU Yuyu Sutisna Resmikan MIG 17 PF dan Helikopter Hughes 500 Masuk Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

Impessa.id, Yogyakarta : Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna SE, MM, Kamis sore (11 /10/18) meresmikan masuknya dua koleksi baru pesawat di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Lanud Adisutjipto Yogyakarta, masing-masing Pesawat Tempur Buru Sergap MIG 17 PF dan Helikopter Latih Hughes 500, dihadiri oleh Dirum Kodiklat AU, Kadispen AU, Danlanud Adisutjipto, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Para Kepala Museum Se-DIY, serta tamu undangan.

Dalam sejarah perkembangan TNI Angkatan Udara, guna mempertahankan dan menegakkan Kemerdekaan Republik Indonesia, Alutsista TNI AU pernah diperkuat dengan kehadiran pesawat tempur Buru Sergap Interceptor MIG 17 PF buatan Uni Soviet (kini Rusia) dan Helikopter Latih Hughes 500 buatan Amerika Serikat.

Pesawat Tempur MIG 17 PF merupakan jenis pesawat tempur buru sergap atau Interceptor bermesin tunggal dengan after burning turbo jet, memiliki kelebihan dilengkapi senjata senapan mesin di bagian tengah dan dua senapan mesin dikedua ujung sayapnya, juga dilengkpai dengan Radar yang terpasang di bagian hidung atau Nose Pesawat, yang berkemampuan mendeteksi langsung pesawat musuh saat di udara.

Pesawat MIG 17 dengan tail number Foxtrot 11X2 tersebut dimiliki oleh TNI AU pada tahun 1962. Masuk kedalam Skadron Udara 11 Lanud Iswahyudi Madiun, tergabung dalam Winghanud 300 Buru Sergap Kohanud, di era Operasi Trikora, Pembebasan Irian Barat dari penjajah Belanda. Pesawat MIG 17 PF menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI AU dalam menghadapi pesawat-pesawat tempur Hawker-Hunter milik Belanda. Saat itu TNI AU mempunyai satu skadron, 16 pesawat tempur MIG 17 PF.

“Ini satu-satunya pesawat tempur MIG 17 PF yang masih ada di Indonesia, sebelumnya tersimpan di Lanud Abdurrahman Saleh Malang, namun karena mempunyai makna sejarah menjaga keutuhan NKRI, saya abadikan di Museum, guna membuka wawasan para pengunjung museum khususnya generasi muda akan besarnya peranan pesawat tempur MIG 17 PF ini,” ungkap Kepala Staff TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM. usai meresmikan masuknya kedua pesawat baru itu ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Lanud Adisutjipto Yogyakarta.

Sedangkan Helikopter Hughes 500 produksi Hughes Helicopter Amerika Serikat, semula dimiliki oleh Pelita Air Service pada tahun 1982 sebanyak 12 helikopter dihibahkan kepada TNI AU yang selanjutnya ditempatkan di Skadron Udara 7 Pangkalan Udara Atang Sanjaya Bogor, untuk digunakan sebagai pesawat Latih Lanjut di Sekolah Penerbang hingga periode 1990-an. Helikopter bermesin tunggal Allison 250C20B Turbo mempunyai kecepatan maksimum 257 Kilometer per-jam dan kecepatan jelajah 232 Kilometer per-jam, dengan jarak tempuhnya mencapai 605 Kilometer.

Kedua pesawat tersebut MIG 17 PF dan Helikopter Hughes 500, secara resmi diabadikan sebagai koleksi ke 57 dan ke-58 Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Dalam waktu dekat, satu atau dua bulan kedepan, KASAU akan melengkapi museum kebanggaan bangsa tersebut dengan koleksi KomLek, Komunikasi dan Elektronika, yang menyangkut Radar, Avionik Pesawat, dan Komunikasi.

“Setelah Museum KomLek, saya juga akan melengkapi dengan Museum Persenjataan, mengingat sejak berdirinya TNI AU ragam senjata yang kami miliki sangat banyak, mulai dari Rudal, Peluru Kendali hingga senjata taktis pistol, yang semuanya berperan besar menjaga keutuhan NKRI, dari Sabang di ujung Barat, sampai Merauke di ujung Timur,” imbuh KASAU Marsekal Yuyu Sutisna. (Tok)