Prancis Anugerahkan Gelar Officier dans l-Ordre des Arts et des Lettres Kepada GARIN NUGROHO
Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia, Desember 2025: Kedutaan Besar Prancis – Institut français d’Indonésie (IFI) mengumumkan bahwa Kementerian Kebudayaan Prancis telah menganugerahkan gelar Officier dans l’Ordre des Arts et des Lettres kepada Garin Nugroho, salah satu penghargaan kebudayaan tertinggi Prancis. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Y.M. Fabien Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, pada acara JAFF 2025 French Night yang diadakan pada 1 Desember di IFI Yogyakarta.
Didirikan pada tahun 1957, Orde Seni dan Sastra memberikan penghargaan kepada individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa di bidang kebudayaan, baik di Prancis maupun di seluruh dunia. Garin Nugroho, yang telah dinobatkan sebagai Chevalier pada tahun 2015, dinaikkan pangkatnya menjadi Officier, sebagai pengakuan atas keahlian dan pengaruh kariernya yang telah membentuk sinema Indonesia dan memperluas jangkauannya secara internasional.

Sejak debut filmnya “Cinta dalam Sepotong Roti” (1990), Garin Nugroho terus-menerus mengeksplorasi dan mengembangkan bahasa sinematik. Film ikoniknya “Daun di Atas Bantal” menjadi film Indonesia pertama yang terpilih di Festival Film Cannes (Un Certain Regard) pada tahun 1998, membuka babak sejarah baru bagi sinema Indonesia di Prancis dan kancah internasional. Karyanya telah lama mendapat sambutan hangat dari penonton dan lembaga￾lembaga Prancis. Pada 2018, “Memories of My Body” meraih penghargaan Montgolfière d’Or di Festival des 3 Continents di Nantes. Pada 2023, Musée du Quai Branly – Jacques Chirac mengundangnya ke Paris untuk mempresentasikan “Setan Jawa” sebagai konser sinematik berskala besar yang menggabungkan orkestra simfoni dan ensambel gamelan — sebuah pertemuan yang tak terlupakan antara warisan Indonesia dan ruang budaya Prancis.
Keterlibatan Prancis dengan karya Garin tetap terjalin kuat. Pada 10 Desember 2025, “Daun di Atas Bantal” akan ditayangkan sebagai pembuka “Panorama Sinema Indonesia” di Cinémathèque française di Paris, sebuah pameran retrospektif besar yang mencakup puluhan tahun perkembangan sinema Indonesia dan membawa sutradara-sutradara Indonesia terkemuka ke Paris. Acara ini mencerminkan dialog artistik yang mendalam antara kedua negara, yang mana Garin telah dukung pengembangannya.

Film terbarunya, “Samsara” (2024), semakin memperjelas ambisi artistiknya. Sebuah karya berani dan inovatif yang menggabungkan sinema, live music, tradisi Bali, dan bentuk-bentuk kontemporer. Film ini mendapat pujian luas di Indonesia, termasuk empat Penghargaan Citra pada tahun 2024 (Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik, Musik Terbaik, Desain Produksi Terbaik).
Di luar dunia perfilman, Garin Nugroho telah memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama Indonesia–Prancis di sektor perfilman. Sebagai pendiri Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), ia berkontribusi dalam membentuk festival film independen terkemuka di Indonesia, dan melalui peluncuran JAFF Market pada tahun 2024, ia mendukung pengembangan platform industri film pertamanya. Kerja sama eratnya dengan Prancis juga memfasilitasi inisiatif seperti Indonesia–France Film Lab, yang mempertemukan sutradara muda Indonesia dengan profesional Prancis terkemuka dalam program mentoring.
Sejak 2023, sebagai Head of Cultural Programming di GIK UGM, ia terus mengembangkan proyek-proyek inovatif yang menempatkan budaya di persimpangan antara pendidikan, kreasi, dan keterlibatan publik, di mana ia sering bekerja erat dengan Kedutaan Besar Prancis untuk memperluas peluang kolaborasi.
Prancis mendapat kehormatan untuk mengapresiasi seorang seniman dengan kontribusinya yang telah memperluas cakrawala sinema Indonesia, menginspirasi generasi baru pembuat film, dan memupuk dialog yang bermakna dan berkelanjutan antara Indonesia dan Prancis.
“Karya sinematik Garin Nugroho serta perannya sebagai pemimpin dalam lanskap budaya Indonesia, telah menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sinema Asia Tenggara. Berkat keterlibatannya yang mendalam dengan Prancis, ia telah memperkuat hubungan antara komunitas film kita dan memperkuat kerja sama budaya antara kedua negara kita,” ujar Y.M. Fabien Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN. (Inta Devi-IFI/Antok Wesman-Impessa.id)

