Ekonomi-Bisnis

Gebyar Batik Bantul 2018 Di Pendopo Manggala Parasamya

Gebyar Batik Bantul 2018 Di Pendopo Manggala Parasamya

Gebyar Batik Bantul 2018 Di Pendopo Manggala Parasamya

Impessa.id, Bantul : Gebyar Batik Bantul 2018 yang digelar selama tiga hari yakni tanggal 31 Agustus 2018 hingga 2 September 2018 resmi dibuka oleh Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas, di Pendhapa Manggla Parasamya, Jumat (31/8/2018), dihadiri GKBRA Adipati Paku Alam, Tazbir SH Mhum (Ketua Panitia JIBB 2018), H Abdul Halim Muslih (Wakil Bupati Bantul) dan Bupati Kab/Kota lain se-DIY, Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul dan Kab/kota lain se-DIY, serta Kepala SKPD terkait dari DIY dan Kab/Kota.

“Batik bukan hanya milik Yogya, tapi juga milik Indonesia. Kami sudah keliling ke Rembang, Cirebon, Pamekasan, Madura, dan Pekalongan. Mereka juga mengakui bahwa batik di seluruh Indonesia sebetulnya mengacu pada batik Yogyakarta karena nilai histori batik yang berasal dari DIY. Sedangkan Batik Bantul sendiri harus diperkenalkan, tidak hanya pada masyarakat Yogya, tapi juga dunia,” ungkap Ketua Dekranasda Daerah Istimewa Yogyakarta, GKR Hemas.

GKR Hemas prihatin dengan keberadaan kain printing motif Batik menjadi salah satu tantangan karena printing sudah masuk ke Indonesia dan banyak dikenakan masyarakat. “Saya berharap kepada pemerintah daerah untuk menghimbau penjual batik agar memiliki kesadaran dengan memisahkan antara batik tulis dan kain printing motif Batik yang dijual. Gubernur juga mengeluarkan aturan yang mengharuskan penjual membedakan kain printing dengan batik, sehingga masyarakat mengenal batik yang sesungguhnya dan nilai batik bisa naik,” jelas GKR Hemas.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Drs Tri Saktiyana Msi mengatakan, pada tahun 2014 DIY mendapatkan mandat untuk menjadi Kota Batik Dunia. Sebelumnya, UNESCO telah memberikan pengakuan pada batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda. Batik adalah satu-satunya kain yang dapat bercerita, satu-satunya kain yang dapat berdoa karena adanya filosofi yang terkadung dalam batik.

Ditambahkan Wakil Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, saat ini batik dinilai telah bertransformasi dari seni tradisional menjadi mahakarya seni internasional. Batik menjadi produk kebanggaan Indonesia yang harus dilestarikan bersama. Selain itu, batik juga merupakan pemersatu bangsa karena tidak hanya milik DIY saja. Tapi juga daerah lain, dari Aceh hingga Papua memiliki motif batik khasnya masing-masing. Motif batik DIY harus senantiasa terjaga sebagai ciri khas bangsa karena memiliki nilai ekonomi.

Pada 2017, Bantul ditetapkan sebagai Kabupaten Kreatif Kriya Terkuat oleh Badan Ekonomi Kreatif. Bantul juga mempunyai pengrajin terbanyak, dengan demikian maka masyarakat Bantul adalah orang-orang yang kreatif, terbukti dari banyaknya produk industri UMKM di sektor industri kreatif. Hal ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa BPS sektor industri di kabupaten Bantul selalu di Rangking Satu. Secara khusus, heritage dunia berupa Batik, Wayang Kulit dan Keris diproduksi di Kabupaten Bantul, maka, Bantul adalah kabupaten yang melestarikan heritage dunia. (Pan.JIBB/Tok)