Pameran Bersama Nandur Srawung Ke-5, Bebrayan D.I.W.O 2018, Di Taman Budaya Yogyakarta
Impessa.id, Jogja : Pameran bersama seni rupa Nandur Srawung #5 bertajuk “Bebrayan : D.I.W.O”, berlangsung mulai Sabtu malam (25/08/18) selama sepekan, hingga akhir Agustus (31/08/18) di Ruang Pameran Taman Budaya Yogyaarta jalan Sriwedani Nomor 1, menampilkan 150 karya, baik dari individual maupun dari kelompok.
Ketua Panitia Pelaksana Bayu Adi Wijaya kepada wartawan, Sabtu menuturkan tema “Bebrayan” yang secara harfiah bermakna hubungan sosial atau hubungan rumah tangga, diusung untuk menggambarkan pertemuan-pertemuan dalam praktik seni rupa yang memberi makna pada praktik dan hubungan sosial lainnya.
“Bebrayan, praktik hubungan sosial yang terus menerus dan bertumbuh melahirkan komunitas yang saling memahami, saling memaklumi, dengan terus menerus beradaptasi dalam merespon konflik-konflik, sebagaimana dalam sebuah keluarga,” ujarnya. “Komunitas seniman tidak ada keberadaannya secara administratif, namun jejaring-jejaring yang dibentuk melaluinya melahirkan percakapan-percakapan khas, hubungan-hubungan yang otentik, dan aksi-aksi kreatif yang terus menerus berdialog dengan kelompok masyarakat yang lain,” imbuh Bayu.
Dalam pada itu Kurator Pameran A. Sujud Dartanto bersama Kasie Pengembangan dan Penyajian Taman Budaya Yogyakarta, Ciptorini, didampingi Dito alias Arsita Pinandita, mewakili tiga kurator lainnya yakni, Rain Rosidi, Irene Agrivina Arsita Pinandita, dan Farid Stevy Asta, dalam Pers Conference menjelaskan bahwa Nandur Srawung adalah program seni rupa Taman Budaya Yogyakarta yang melibatkan seniman dan komunitas masyarakat lainnya dalam sebuah pameran bersama.
“Pameran seni rupa bersama ini bermaksud mempertemukan perupa-perupa lintas generasi, lintas disiplin dan lintas komunitas. Timbulnya stimulan-stimulan kerjasama di kemudian hari dengan semangat D.I.W.O (Do It With Others) menjadi titik penting dan acuan terselenggaranya kegiatan ini,” ujar Sujud Dartanto.
Pameran Nandur Srawung #5 diikuti 145 perupa baik itu individu dan kelompok, mengundang Barasub sebagai seniman komisi untuk menciptakan karya instalasi facade. Sebagai salah satu wujud apresiasi terhadap para perupa yang mendedikasikan diri dan kemampuannya dalam berkarya demi kemajuan seni rupa, pada Nandur Srawung kali ini menganugerahkan Life Achievement Award kepada Dian Anggraini, perupa yang telah mendedikasi dirinya terhadap seni rupa serta memiliki etos kolaborasi selaras dengan tema Bebrayan yang diusung. Penghargaan tersebut diberikan pada malam pembukaan Sabtu (25/08/18).
Rangkaian program dan kegiatan selama Nandur Srawung 2018 Bebrayan: D.I.W.O yaitu, Srawung Sarujuk, Pameran seni rupa bersama yang diikuti oleh perupa individu ataupun kelompok yang lolos seleksi aplikasi dan undangan. Kemudian Srawung Temu, program tinggal dan kerja (residensi) bagi perupa individu maupun kelompok yang dipilih melalui proses seleksi ketat dan berasal dari Yogyakarta Perupa tersebut akan bertemu dan bekerja secara langsung dengan warga di empat kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta.
Srawung Moro, Program tinggal dan kerja (residensi) bagi perupa individu maupun kelompok yang dipilih melalui proses seleksi ketat dan berasal dari luar kota Yogyakarta. Perupa tersebut bertemu dan bekerja secara langsung dengan warga di empat kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, Pasar Nandur dan Pasar SRawung, ruang interaksi dan berjejaring bagi perupa, kreator produk seni, pangan organik, dengan publik (pengunjung pameran).
Berikutnya Panggung Srawung, pertunjukan dan peristiwa seni yang diprakarsai oleh perupa dan seniman undangan. Kemudian Lokakarya Srawung, aktivitas berbagi pengetahuan oleh para kreator undangan untuk mendorong interaksi kreatif dengan pengunjung pameran. Dilanjutkan Nandur Aksi, Temu dan Moro, presentasi gagasan dan karya dari perupa yang tergabung dalam program Srawung Temu dan Srawung Moro.
Program Srawung Wacana : Sarujuk, presentasi gagasan dan karya dari beberapa perupa yang tergabung dalam program Srawung Sarujuk. Serta Srawung Selo, perwujudan ruang bekumpul, bernyanyi dan srawung bersama untuk mempererat jalinan kasih antar perupa lewat jalur DJ-set dan karaoke pada saat penutupan pameran. Dengan serangkaian program itu, tim pelaksana berusaha merealisasikan kegiatan Nandur Srawung sebagai titik temu (srawung) para perupa, komunitas, pegiat seni, penikmat seni, dan masyarakat umum dalam sebuah ruang bersama untuk saling berbagi. (Tok)