KEMBANG JATI Art House Yogyakarta Turut Ramaikan Lebaran Seni Jogja 2024
Impessa.id, Yogyakarta: Sebanyak 37 karya lukisan dan tiga karya patung dari seniman muda berbagai kota yang telah melalui seleksi, turut menyemarakkan PESTA LEBARAN SENI Yogyakarta 2024 yang berlangsung pada 29 Juni 2024 hingga 15 Juli 2024 di Kembang Jati Art House Jl. Kesejahteraan Sosial No.6, Sanggrahan, Ngestiharjo, Kasihan-Bantul, Yogyakarta, dalam tajuk Garden Party #5, “New Era" bersahajanya pesta kebun di Kembang Jati Art House Yogyakarta.
Ditengah maraknya agenda seni pada bulan Juni-September di Yogyakarta, Kembang Jati Art House yang berdiri sejak 2016 dan dibuka untuk publik tahun 2017 tetap konsisten dan terbuka untuk semua perhelatan seni. Kembang Jati Art House menjadi ruang seni alternatif, sederhana, bernuansa seperti di desa, rumah Limasan Jawa dibawah rindangnya pohon-pohon Jati.
Agenda tahunan Garden Party 2024 mengusung tema “New Era” atau Era Baru dalam pesta seni di Kembang Jati selain menampilkan tata ruang yang baru, juga menyajikan karya-karya berkwalitas seniman muda dari berbagai kota. Pada pembukaan pameran yang dilakukan oleh Aji Wartono, dedengkot Warta Jazz, agenda dimeriahkan dengan pentas tari kontemporer oleh Trenggana Project dan penampilan drama humor oleh duet YanJangkrik-mbah Tedjo.
Pelukis MEUZ PRAST menampilkan lukisan tentang situs-situs candi yang sudah ada di map Google, namun belum populer di masyarakat, semisal situs Candi Ngawen dan situs Candi Gunung Wukir. Melalui live-sket kedua situs candi kecil-kecil tersebut, Meuz mengungkapkan perjalanan spiritual dirinya. “Untuk menuju ke situs Candi Gunung Wukir yang terletak di ketinggian 346 mdpl (meter dari permukaan laut) pengunjung akan menyeberangi sungai kecil kemudian jalanan menanjak, cocok untuk olahraga, dan situs itu berada dikerindangan pepohonan dengan suasana yang sunyi sehingga dapat dijadikan lokasi meditasi guna meningkatkan spiritualitas diri sendiri,” ujarnya.
Sket karya Meuz yang di display dalam pameran Garden Party #5 New Era di Kembang Jati Art House Yogyakarta tersebut sebagai bagian dari persiapan pameran tunggal sketsa dan drawing situs-situs candi-candi kecil di Jogja-Muntilan-Magelang, yang digelar dalam waktu dekat di Kedai Kebun Makna, sebagai edjukasi untuk anak-anak warga di sekitar tempat pameran itu.
Relawan Kembanng Jati Art House, Agil Alvian, kepada Impessa.id mengungkapkan bahwa seniman yang berpartisiasi didalam pameran Garden Party #5 adalah relasi Kembang Jati Art House dan secara gotong-royong ‘nyengkuyung’ terlaksananya pameran seni rupa tersebut. “Masing-masing seniman menentukan sendiri frame dan settingan lighting di ruang pamer yang sebelumnya menggunakan lampu neon kemudian berubah drastis memakai lampu sorot, sehingga terjadi perubahan secara signifikan dari out menuju new era,” ujarnya.
“Yang membuat spesial Kembang Jati Art House yaitu gotong-royong diantara seniman yang berpameran betul-betul powerfull, saling mengisi, mereka semua dengan senang hati suka-rela menghidupkan rumah seni ini menuju kedepan yang lebih dinamis, sementara Ekhwan selaku owner sangat terbuka memperislahkan kepada siapapun untuk menggunakan art hpouse nya semaksimal mungkin,” imbuh Agyl lebih lanjut.
Pelukis JANURI, dengan lukisan berjudul “Gambar Bentuk” memvisualkan obyek harian yang ada di studionya. “Karya saya ini menggambarkan situasi didalam studio, tanpa tema apapun, hanya karya rekreatif, santai, hal-hal yang biasa,” ujarnya singkat.
Terkait dengan periode Juli-Agustus-September sebagai Lebaran Seni di Jogja, Januri mengaku senang. “Ini peristiwa yang sangat luar biasa, ini mempunyai makna yang sangat besar untuk seni rupa Jogja, Indonesia, bahkan ini levelnya sudah internasional, karena yang terlibat dari luar negeri sudah sangat banyak, dengan pusatnya di ArtJog, dan beberapa event yang parallel di banyak tempat di Jogja, juga di-ikuti seniman internasional, ini sungguh fenomena yang sangat luar biasa setelah ada penurunan diakibatkan pandemi Covid-19,” tuturnya.
Pelukis AGUS BAQUL lewat karya lukisannya berjudul “New Rainbow” menuturkan, “Berbagai Pelangi, walaupun banyak ragam warna-warni, tapi semua menuju pada satu yaitu kebaikan, semua menginginkan kebaikan, semua inginkan new, sesuatu yang terbarukan, bahwa dari berbagai macam perbedaan-perbedaan di dunia ini seperti Pelangi, cerah warna-warni, tetap satu tujuan yaitu mencapai kebaikan hakiki,” ujarnya.
EKWANTO, melalui karyanya berjudul “Jagoan Keluarga” dia ungkapkan “Kalau kita punya anak kecil laki-laki senengnya kan yang super hero-super hero itu, kita juga seneng kalau punya anak lelaki itu ‘jago’ gitu, jagoan, jagoan itu kuat, punya semangat laki-laki,” aku nya.
Berkaitan dengan Lebaran Seni Jogja, Ekwanto mengaku senang, “Ikut senang juga bisa merayakan pesta seni rupa di Jogja, ada rasa gebira bisa ikut menampilkan karya untuk merayakannya rame-rame dengan teman-teman, semoga bisa menyemangati kota-kota lain di Indonesia, seniman yang ada tetap terus berkarya, kemudian gelar pameran, terus-menerus seperti di Jogja, meskipun Jogja merupakan gudangnya seniman,, yang penting semangat dari Jogja perlu ditiru,” ungkapnya.
IKHMAN, dengan lukisan pemandangan alam di kawasan Sempok ditepian Kali Oya, Imogiri, Yogyakarta. Ada yang sedang mandi di sungai yang mengalir jernih di daerah yang sepi, jauh dari keramaian. “Sungai itu berada di bawah bukit Mangunan, areal perbukitan bagiku sangat dinamis obyeknya, ada gunung, ada sungai, ada sawah, ada aktivitas masyarakat di pagi hari dan itu bagus untuk dilukis, terlebih disaat pagi hari, kawasan perbukitan di Imogiri itu berkabut, bagus sekali, saya sering mengabadikan momentum itu via OTS -On The Spot, dari titik satu pindah ke titik lain, setiap hari berpindah lokasi karena pesona keindahan yang ada tidak pernah habis,” ungkap Ikhman kepada Impessa.id.
Ikhman mengaku telah menjelajahi hampir seluruh kawasan perbukitan yang ada, mulai dari ujung Timur di kawasan Dlingo sampai ke ujung Barat di kawasan Parangtritis, karena dirinya memang berasal dari Imogiri dengan hobby melukis, maka hasratnya untuk mengabadikan panorama nan elok tersebut terpenuhi dan dirinya tidak pernah merasa puas karena kehadiran kabut itu senantiasa berubah-rubah, begitu dinamis, menurutnya. Keseringan Ikhman menjelajahi perbukitan dan menelusuri tepian Kali Oya, menjadikan dirinya dikenali banyak orang, khususnya warga yang sering beraktivitas di lokasi yang sama, sehingga terkadang ada sapaan dari seseorang yang belum dikenalnya. “Mas, yang melukis itu kan?” hal itu semakin memotivasi Ikhman untuk tetap terus berkarya karena tanpa diduga dia terus menambah kenalan baru, tambah saudara, silaturahmi terjalin dengan banyak orang. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)