Feature

VREDEBURG FAIR 2024 Hadirkan Pameran Sejarah dan Program Publik Interaktif di Museum, 4-29 September 2024

VREDEBURG FAIR 2024 Hadirkan Pameran Sejarah dan Program Publik Interaktif di Museum, 4-29 September 2024

VREDEBURG FAIR 2024 Hadirkan Pameran Sejarah dan Program Publik Interaktif di Museum, 4-29 September 2024

Impessa.id, Yogyakarta, 4 September 2024: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, salah satu unit museum dari Indonesian Heritage Agency kembali menyelenggarakan Vredeburg Fair 2024, festival sejarah dengan berbagai kegiatan pameran dan program publik yang menarik di museum. Telah dilaksanakan selama 1 dekade, Vredeburg Fair yang ke 10 mengangkat tema “kiWari euoniA aNInditha!” (WANI) yang menjadi representasi nilai keberanian dan semangat perjuangan masyarakat lokal Yogyakarta dalam perjalanan sejarah di Indonesia. Melibatkan beberapa museum mitra, puluhan komunitas, dan juga institusi pendidikan, Vredeburg Fair 2024 berlangsung pada 4-29 September 2024.

(Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra)

Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengungkapkan, “Vredeburg Fair yang ke-10 hadir dengan wajah baru, tidak hanya dengan pameran sejarah dan tema yang dikemas dengan semangat yang baru, tetapi juga dengan berbagai fasilitas dan layanan yang dapat dinikmati sampai malam hari. Penyelenggaraan Vredeburg Fair 2024 ini merupakan wujud dari upaya reimajinasi museum, dengan menghadirkan program museum yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, menyenangkan, dan menjadikan museum sebagai ruang eksplorasi dan kreasi, khususnya bagi generasi muda.”

Sejalan dengan tema Vredeburg Fair 2024 yaitu WANI, Museum Benteng Vredeburg menyelenggarakan pameran di Ruang Sultan Agung yang menampilkan narasi sejarah perjuangan di Yogyakarta dalam perjalanan sejarah Indonesia yang memperkaya memori kolektif bangsa. Pameran ini dibagi ke dalam tiga periode sejarah: periode Perang Jawa (Wani Raga) yang menampilkan perjuangan Pangeran Diponegoro diantaranya 2 koleksi Pangeran Diponegoro milik Museum Nasional Indonesia yaitu Tombak Kiai Rondhan dan Tongkat Kiai Cokro dari abad ke-16, periode revolusi (Wani Sukma) yang mengisahkan keberanian rakyat dalam perang gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman, dan periode reformasi (Wani Jiwa) yang mengisahkan perjuangan rakyat untuk perubahan konstitusional dalam bidang politik, sosial, ekonomi, hukum, dan budaya. Setiap periode ini memberikan interpretasi unik terhadap tema WANI.

Selain pameran oleh Museum Benteng Vredeburg, Vredeburg Fair 2024 juga berkolaborasi dengan beberapa instansi dan komunitas museum mitra seperti Museum Geologi Bandung, Museum Penerangan, dan museum Kayuh Baimbai Kota Banjarmasin dengan memberikan ruang eksplorasi untuk memamerkan koleksi di halaman dalam Museum Benteng Vredeburg dengan tajuk khusus yaitu “Wani Tandang, Wani Kondang.

Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo menyampaikan “Kami berterima kasih kepada seluruh pihak dari berbagai institusi pendidikan, swasta, museum mitra, dan juga berbagai komunitas yang ikut serta memeriahkan kegiatan Vredeburg Fair 2024, kami berharap para pengunjung dapat menikmati seluruh fasilitas di museum dan juga mengikuti berbagai program publik dari pameran sampai panggung seni dan budaya yang dapat diikuti bersama dengan teman dan keluarga”

Beragam pelatihan dan edukasi dapat diikuti pada rangkaian agenda Vredeburg Fair 2024, dengan fokus utama untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda terhadap seni dan budaya seperti pelatihan Lukis Keramik, Batik Tulis, Lukis Kulit dan Merajut. Selain itu, terdapat juga pelatihan yang berfokus pada isu keberlanjutan dan lingkungan, seperti pelatihan Ecoprint dan Workshop Ecobrick, serta pelatihan orang tua dengan menyediakan ruang konsultasi deteksi tumbuh kembang anak dan layanan pendidikan. Pelaksanaan berbagai program publik tersebut merupakan bentuk komitmen Museum Benteng Vredeburg dan Indonesian Heritage Agency dalam menciptakan ruang yang nyaman dan inklusif bagi semua kalangan.

Selama lima hari hingga 8 September 2024, Vredeburg Fair juga akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan dan dialog edukatif di Panggung Vredeburg Fair, seperti penampilan paduan suara, pertunjukan tari, konser keroncong oleh Orkes Rumah Opet yang dipandu oleh MC Ofix Okefix & Dewi Gunarto, sesi dialog dari Pendidikan Luar Biasa UNY, kegiatan Pound Kids Generation oleh Komunitas Poundispat, hingga nonton bareng film dari MSV Studio dan Fairacoustic dari Hoho and Friends. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi akun instagram @museum.benteng.vredeburg.

Tentang Museum dan Cagar Budaya (Indonesia Heritage Agency)

Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan badan layanan umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18  museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum per 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.

IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam.

Tentang Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta, sebagai peninggalan kolonial tertua di kota, menawarkan lebih dari sekedar pengalaman wisata sejarah. Dikelola oleh Indonesia Heritage Agency (Badan Layanan Umum - Museum dan Cagar Budaya), museum ini berkomitmen pada transformasi pelayanan publik, menampilkan narasi sejarah yang komprehensif mulai dari era Diponegoro hingga Orde Baru. Selain itu, museum ini memuat lebih dari 7.000 benda bersejarah, termasuk peralatan rumah tangga dan peralatan perang, serta benda-benda yang pernah digunakan oleh tokoh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Terletak strategis dekat Jalan Malioboro dan sejumlah objek wisata lainnya di Yogyakarta, museum ini tidak hanya menjadi pusat kajian sejarah perjuangan nasional tetapi juga destinasi wisata ikonik yang wajib dikunjungi.

Sebagai community hub yang merayakan kebudayaan Nusantara, Museum Benteng Vredeburg memperkuat peranannya sebagai paru-paru kota dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang asri di tengah kesibukan Yogyakarta. Pengunjung dapat menikmati keindahan bangunan estetik yang ideal untuk konten media sosial, sambil mengikuti program publik menarik. Dengan kemudahan akses dan tiket masuk yang terjangkau, museum ini tidak hanya menawarkan wawasan sejarah yang mendalam tetapi juga menjadi platform bagi aktivitas budaya dan pelestarian sejarah, mengakomodasi kebutuhan publik dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengembangan museum. (Michael Reza Say/Kaye/Antok Wesman-Impessa.id)