Event

Seniman Senior GODOD SUTEJO TELAH TIADA, BERPULANG KE SANG KHALIK

Seniman Senior GODOD SUTEJO TELAH TIADA, BERPULANG KE SANG KHALIK

Seniman Senior GODOD SUTEJO TELAH TIADA, BERPULANG KE SANG KHALIK

Impessa.id, Yogyakarta: Setelah sembilan hari opname di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, pelukis senior Godod Sutejo bin Suparyo Siswomiharjo pada Rabu, 28 Agustus 2024 pukul 12 siang, telah menghembuskan nafas terakhir di usia 71 tahun, kelahiran Dusun Tameng Wonogiri, 12 Januari 1953. almarhum Godod Sutejo meninggalkan isteri Sugiarti (56 tahun) dan empat anak masing-masing, Astruni H (32 tahun), Gongsor Giriworo (29 tahun), Sanga Nawa Songo (25 tahun) dan Raisworo N (22 tahun), serta dua cucu.

Menurut rencana jenazah almarhum Godod Sutejo bin Suparyo Siswomiharjo, dimakamkan pada Kamis, 29 Agustus 2024, di Makam Seniman Imogiri, Bantul, https://maps.app.goo.gl/auZdn4K4hQwu1ikq6, berangkat pukul 14.00 WIB dari rumah duka di Posnya Seni Godod Jl. Suryodiningratan MJ 2/ 641 Kav BNI, Yogya 55141, https://g.co/kgs/CBHkuiV.

Seniman Yaksa Agus yang akrab dengan almarhum di rumah duka Rabu sore (28/8/2024), kepada Impessa.id menuturkan bahwa Godod Sutejo itu salah satu tokoh seni rupa Yogyakarta, bahkan Indonesia, “Beliau adalah seniman yang sejak muda sedikit melampaui pemikiran segenereasinya, bahkan seniornya. Pak Godod itu sejak 1974, di semester 5 di Akademi Seni Rupa Indonesia -ASRI Yogyakarta, sudah mempunyai kesadaran bahwa kesenian dengan market itu bukan hal yang tabu lagi. Semua bisa diolah dengan manajemen yang tertata, maka kemudian puncak kontribusi pak Godod nampak diterima oleh kalangan seniman ketika mengelola FKY -Festival Kesenian Yogyakarta, selaku koordinator Pasar Seni FKY, kemudian menjadi Ketua FKY hingga tahun 2000-an, itu betul-betul membuat Jogja dalam seni rupa hari ini jika ada istilah Hari Raya Seni Rupa, ‘gayeng’ nya itu dimulai dari kontribusi Pak Godod dan kawan-kawannya. Tentu saja jasa Godod Sutejo dalam seni rupa baik Yogyakarta maupun Indonesia sangat besar. Kehidupan pak Godod, 30% untuk mengurusi diri-sendiri, tetapi 70% nya untuk berbagi. Hal itu nyata bahkan sampai hari ini masih menampung temannya yang sakit yang menginap di rumahnya di Suryodiningratan, agar dekat ketika memeriksakan diri ke Rumah Sakit, sementara dirinya sendiri malah masuk Rumah Sakit hingga meninggal dunia. Sungguh luar biasa pak Godod itu. Kita sangat kehilangan, doa terbaik untuk almarhum Godod Sutejo,” ungkap Yaksa Agus, dengan menambahkan kata-kata terakhir dari pak Godod, bahwa kita harus berbesar hati untuk menjalani profesi dengan ikhlas dan suka cita.

Almarhum Godod Sutejo masih menggelar karya-karya khas keunikan-nya dalam pameran tunggal bertajuk “MANJING” bertempat di KINIKO Art Room, SaRanG Building II, Kalipakis RT5/11, Tirtonirmolo-Kasihan-Bantul, Yogyakarta, pada 14-31 Agustus 2024. Menjelang akhir hayatnya, beliau sempat aktif menyiapkan segala sesuatunya untuk pameran tunggal yang ternyata menjadi pameran tunggal terakhirnya itu. Innalillahi Wainna Ilaihi Roji'un, semoga almarhum Godod Sutejo bin Suparyo Siswomiharjo, Husnul Khatimah, aamiin. (Antok Wesman-Impessa.id)