Feature

ADRIEL ARIZON, Seniman Muda Jakarta Gelar Pameran Tunggal MO CUISHLE, Di Gallery Lorong Yogyakarta, 25 Juni Hingga 8 Juli 2024

ADRIEL ARIZON, Seniman Muda Jakarta Gelar Pameran Tunggal MO CUISHLE, Di Gallery Lorong Yogyakarta, 25 Juni Hingga 8 Juli 2024

ADRIEL ARIZON, Seniman Muda Jakarta Gelar Pameran Tunggal MO CUISHLE, Di Gallery Lorong Yogyakarta, 25 Juni Hingga 8 Juli 2024

Impessa.id, Yogyakarta: ADRIEL ARIZON, seniman muda dari Jakarta berlatarbelakang arsitek yang memasuki dunia seni kontemporer sejak dua tahun terakhir, menggelar Pameran Tunggal berjudul “Mo Cuishle” (baca: mo kusle) di Gallery Lorong Yogyakarta, pada 25 Juni hingga 8 Juli 2024.

“Mo Cuishle” adalah pameran tunggal pertama nya di Yogyakarta, meski di tahun 2022 pernah mengikuti Atreyu Moniaga Project di Srisasanti Gallery Yogyakarta, dan juga merupakan pameran tunggal Adriel Arizon yang ke dua setelah pameran tunggal bertajuk “Make Something Wonderful” di Tanatap Artisan & Museum of Toys Jakarta pada 2023.

Kepada Impessa.id, Adriel menuturkan, “Ini pameran tunggal pertama saya di Jogja yang digarap secara proper dan ber-partner dengan manajemen yakni NR Management Yogyakarta, karena pameran tunggal yang di Jakarta saya garap secara mandiri. Biasanya saya melukis itu sebagai sebuah proyeksi diri kedepan, inginnya seperti apa sih, inginnya ideal itu seperti apa sih, sehingga banyak yang nafasnya itu perjuangan, faith, iman dan rasa syukur. Seiring saya berkarya, setelah puluhan karya, saya menyadari bahwa benar benang merah saya berkarya itu ada di cinta kasih, kebaikan. Romantisme seperti itu yang sebenernya terselip dan akhirnya saya putuskan, ya udah benang merah itu baiklah saya angkat di koleksi kali ini, makanya pameran ini judulnya ‘Mo Cushle’, ungkapan Irlandia yang artinya ‘sayangku’, tetapi arti harfiahnya adalah ‘denyut nadiku’” ungkap Adriel Arizon.

Bagi Adriel, pameran “Mo Cushle” cukup komprehensif untuk menjelaskan rasa cinta kasih ke orang lain dan juga cinta kasih ke diri sendiri, yang di kelompokkan kedalam karya konvensional, yang artinya cinta ke orang lain, sacrifice-berkorban, tapi ada juga yang cinta kedalam diri sendiri dalam bentuk yang juga tak konvensional, yaitu, misalnya disiplin, bagaimana kita memecut diri sendiri untuk menjadi figur yang lebih baik,  

“Dengan spirit-spirit seperti itu saya kolaborasi dengan produk-produk yang juga semangatnya sama, produktif, bekerja, salah satunya sepatu dari League Shoes, dan juga dengan Symbio Keycaps, yaitu artisan keyboard mechanical, yang part nya dibuat dari tangan di sculpt jadi sebuah figur,” jelasnya. Kedekatannya dengan sosok Ibu dan terlebih dengan Nenek, menjadikan Adriel dalam mengekspresikan ‘kindness’ dengan warna-warna pastel, kalem, menurutnya, jadi manusia itu OK kalau Pinter, OK juga kalau Berani, tetapi yang paling susah itu menjadi Baik.

Bagi League Shoes, kolaborasi dengan Adriel Arizon selaku seniman, merupakan salah satu cara untuk meremajakan brand-nya, sedangkan Adriel yang gemar melukis sepatu sebagai figur sesuatu semisal tali yang belum diikat tetapi harus segera jalan, sepatu kebesaran, semua itu ditangkap pihak League Shoes dan diwujudkan sesuai dengan lukisan Adriel, yang direalisasikan dibagian upper sepatu produksi terbarunya. Sepatu-sepatu hasil kolaboirasi yang ikut dipamerkan di Gallery Lorong Yogyakarta sebetulnya masih merupakan prototype sedangkan resminya dilaunching dalam limited edition, di event Urban Sneakers Society Jakarta, pada November 2024.

Sementara itu, Edwin dari Symbio Keys kepada Impessa.id menjelaskan produk kolaborasi dengan Adriel berupa empat karakter keycaps yang memnbuat keyboards tampak lebih menarik, dimana di setiap karakter yang ada sepenuhnya menerjemahkan warna-warna karya Adriel.

“Kami garap bareng, mulai dari konsep, dari produksi pemberian warna terutama, itu yang paling penting, hingga present nya seperti apa, itu kami develop bareng,” ungkap Win. Kebetulan keycaps ini basisnya dari community, marketnya sudah ada, bisa dibilang 80 persen marketnya itu dari luar Indonesia, jadi ini cross market juga, seneng bisa andil masuk ke product kami dengan soul yang masuk juga, itu kami kenalin juga ke market existing, begitu juga sebaliknya Symbio bisa masuk ke marketnya Adriel, masuk ke seniman-seniman, jadi harapannya kedepannya ini bisa membuka jalan untuk berkolaborasi seterusnya juga mungkin dengan seniman lain atau dengan kreator lain,” ungkap Edwin.

Dalam kesempatan itu, ketika ditemui Impessa.id, Dr Mikke Susanto, Dosen ISI Yogyakarta, menyebutkan, “Kalau dilihat dari kemudaan, Adriel Arizon ini salah satu asset yang penting, untuk kita terus hidupkan, tumbuhkan, dan seniman-seniman muda itu kan perjalanannya masih panjang, sehingga upaya untuk membantu mereka agar punya nafas yang lebih panjang lagi dalam berkarya, maka dukungan itu harus kita berikan,” ujar Dr Mikke.

“Dukungan dari Tata Kelola Seni ada dua arah, yang pertama dukungan kepada alumni, karena Novita Riatno Management -NRM  Yogyakarta ini adalah alumni Tata Kelola Seni, kedua mendukung bentuk-bentuk kesenian yang dikelola oleh NMR, sekaligus juga kepada seniman muda yang namanya Adriel Arizon ini. Kenungkinan yang bisa kita lakukan adalah bentuk pameran, kebetulan saat ini kita sedang merayakan Lebaran Seni Rupa di Jogja, dan pameran ‘Mo Cuishle’ ini menjadi salah satu tontonan menarik, untuk memperlihatkan bagaimana seniman muda ini bisa diangkat di kemudian hari. Saya yakin Adriel akan menjadi salah satu seniman masa depan yang kuat, karena salah satu tandanya adalah dia sudah mampu berkolaborasi, yang mana sifat-sifat seni kontemporer itu, kolaboratif, interaktif, dan mampu menggunakan medium teknologi sebagai bagian dari karyanya,” imbuh Dr Mikke lebih lanjut. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)