Feature

Angger, Siswa SD Kanisius Kembaran, Kasihan, Bantul, Sang Juara Karate DIY

Angger, Siswa SD Kanisius Kembaran, Kasihan, Bantul, Sang Juara Karate DIY

Angger, Siswa SD Kanisius Kembaran, Kasihan, Bantul, Sang Juara Karate DIY

Impessa.id, Bantul, Yogyakarta: Angger dengan nama lengkap Ghazielka Angger Jano Prasetyo, kelahiran Bantul, 21 Januari 2013, siswa Sekolah Dasar Kanisius Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, telah berhasil menorehkan dirinya sebagai juara pertama pada kejuaran beladiri Karate di berbagai turnamen teruntuk siswa Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Angger adik dari Jaler Acto Fajar Prasetyo (11 Oktober 2008), bersama orangtuanya Nowo Prasetyohadi (Ayah) dan Danik Tusyandari  (Ibu), yang bermukim di Perumahan Gunungsempu RT 7 berdekatan dengan SDK Kembaran, tertarik untuk berlatih Karate sejak masuk sekolah itu, karena tahu ada Ekskul Karate dan Angger sudah begitu antusias untuk ikut ekskul tersebut.

"Aku suka karate, agar bisa jaga diri, bisa menolong teman yang lemah, dan untuk melatih fisik agar tetap bisa menjadi kuat," ujarnya.

Danik Tusyandari, ibunda Angger menambahkan bahwa dirinya selaku orang tua Angger hanya ingin memberikan wadah yang pas untuk menyalurkan keaktifan Angger yang memang hiperaktif, tidak bisa diam anaknya.

Pada akhir Mei 2023, Angger mengikuti Kejuaraan Daerah FORKI DIY yang digelar di Auditorium UPN Veteran Jl. Ring Road Utara Condongcatur Depok Sleman, dan Angger berhasil meraih Juara 1 Kumite Perorangan SD -40 Kg Putra.

Sebulan kemudian tepatnya di akhir Juni 2023, Angger juga mengikuti kejuaraan karate antar-Dojo BKC DIY memperebutkan Piala Ketum BKC Yogya dan Direktur LBH Tentrem yang berlangsung di Aula SMK Koperasi Yogyakarta. Dalam kejuaraan itu, Angger sukses meraih Juara 1 Kumite Perorangan +35 kg Putra, serta Juara 1 Kata Perorangan Putra SD (sabuk orange-hijau).

Danik Tusyandari mengungkapkan persiapan sebelum mengikuti kejuaraan, “Angger rajin berlatih bersama beberapa temannya yang juga mengikuti kejuaraan, baik di sekolah atau di tempat lain, bahkan di rumah, latihan fisik dibimbing Nowo Prasetyohadi ayahnya, sedangkan untuk latihan Kata (jurus), saya sendiri menuntunnya lewat tutorial di media sosial,” ungkap Danik.

Ditambahkan, “Sebenarnya saat kejuaraan di UPN, seminggu sebelum kejuaraan, Angger sempat ingin mundur karena badannya demam selama beberapa hari, berkat dukungan kuat dari kedua orangtuanya bahkan dari pihak sekolah, alhasil Angger kembali bersemangat dan keikutsertaannya dalam kejuraan Tingkat Sekolah Dasar itu, Angger berhasil keluar sebagai juaranya, berhasuil menyabet medali Emas.”

"Perasaanku saat bertanding di depan umum, ya deg-deg-an, grogi dan campur aduk, karena baru pertama kali ikut kejuaraan langsung di tingkat provinsi, dan puji Tuhan, semua perjuangaku  membuahkan hasil,” tutur Angger.

Ketika ditanyakan hal apa yang dirasa sulit ketika berlatih Karate, Angger menjawab, “Gerakan yang sulit saat berlatih karate adalah gerakan Kata (jurus) karena perlu waktu lebih banyak dalam menghafal jenis gerakan satu dan yang lainnya.”

“Kebahagiaanku saat menjadi karateka cilik karena bisa membaggakan orang tua dan bisa membawa nama baik sekolah, serta bisa berprestasi sesuai dengan apa yang kusukai. Cita-citaku ingin menjadi Brimob agar bisa menjaga keamanan negara,” imbuh Angger lebih lanjut.

Angger berpesan untuk teman-temannya “Pesanku untuk semua yang ingin berlatih karate, diawali dengan niat dan tekat yang kuat agar bisa menjadi tangguh dalam belajar karate, dan yang terpenting tetap semangat dan pantang menyerah,” tutupnya. (Danik Tusyandari/Antok Wesman-Impessa.id)