BADAN PUSAT STATISTIK Daerah Istimewa Yogyakarta, Rilis Berita Resmi Statistik
Kepala BPS DIY, Ir. Herum Fajarwati M.M, didampingi Agung Yulianta, KaKanwil DJPb Provinsi DIY (baju putih), dan Tri Saktiyana, AsBid Perekonomian Pembangunan Setda DIY, saat rilis Berita Resmi Statistik, Rabu (2/1/2025)
Impessa.id, Yogyakarta: Kepala Badan Pusat Statistik -BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Herum Fajarwati M.M, didampingi Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi DIY, Agung Yulianta, S.E., M.Si. dan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Drs. Tri Saktiyana, M.Si. merilis berita resmi statistik pada Rabu, 2 Januari 2025 bertempat di Kantor BPS DIY Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Materi rilis masing-masing berupa; Perkembangan Indeks Harga Konsumen Provinsi DIY Desember2024; Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah DIY Desember 2024; Perkembangan Pariwisata DIYNovember 2024; Perkembangan Transportasi DIY November 2024; Perkembangan Ekspor Imppor DIY November 2024. Berikut penjelasannya;
“Perkembangan Indeks Harga Konsumen”
Data terbaru yang dirilis BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan inflasi DIY pada Desember 2024 mencapai 0,46 persen secara month-to-month (mtm). Sementara itu, inflasi year-to-date (ytd) dan year-on-year (yoy) berada pada angka yang sama, yakni 1,28 persen.
Salah satu pendorong utama inflasi month-tomonth adalah kenaikan harga bahan pangan, dengan komoditas pendorong seperti cabai merah, telur ayam ras, tomat, dan bawang merah. Tidak hanya bahan pangan, emas perhiasan dan tarif kereta api juga memberikan andil dalam inflasi secara year-on-year.
Kedua, wilayah di Provinsi DIY juga menunjukkan adanya inflasi. Kabupaten Gunungkidul, yang terkenal dengan pariwisatanya dan daerah pedesaan yang kaya akan potensi alam, mencatatkan inflasi sebesar 0,45 persen secara month-to-month dan sebesar 0,92 persen secara year-on-year.
Berbeda dengan Gunungkidul, Kota Yogyakarta menunjukkan inflasi yang sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 0,48 persen secara month-tomonth dan sebesar 1,73 persen secara year-on-year. Secara umum, selama tahun 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki frekuensi yang lebih sering sebagai kelompok pengeluaran penyumbang inflasi. Meski demikian, secara komoditas, emas perhiasan merupakan komoditas penyumbang utama inflasi diikuti oleh beras dan bawang merah.
“Nilai Tukar Petani dan Harga produsen gabah”
Pada bulan Desember 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) DIY mencatatkan perkembangan positif dengan nilai sebesar 104,41 mengalami kenaikan 0,89% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan NTP ini dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu Indeks Harga Terima Petani (It) dan Indeks Harga Bayar Petani (Ib). It, yang mencerminkan harga jual komoditas pertanian, mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,31 persen, menjadi 132,44. Kenaikan ini didorong oleh harga-harga beberapa komoditas, seperti telur ayam ras, ketela pohon, cabai merah, dan melon. Sementara itu, Ib, yang menunjukkan harga atas barang dan jasa yang dibeli petani, juga mengalami kenaikan sebesar 1,41 persen, menjadi 126,84.
Meskipun terjadi kenaikan pada indeks ini, tingkat kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada It. Beberapa komoditas penyumbang kenaikan Ib adalah telur ayam ras, cabai merah, kacang panjang, dan bawang merah.
Perkembangan harga produsen gabah pada Desember 2024 menunjukkan adanya penurunan pada kualitas Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga terendah sebesar Rp6.100/kg varietas IR-64 dan terjadi kenaikan pada kualitas Gabag Kering Giling (GKG) dengan harga tertinggi sebesar Rp8.000/kg varietas Cianjur.
“Perkembangan Pariwisata”
Tercatat sebanyak 6.728 kunjungan wisatawan mancanegara datang langsung ke DIY pada November 2024 yang didominasi oleh sepuluh negara asal, yaitu Malaysia, Singapura, Tiongkok, Belanda, Filipina, Amerika Serikat, Jepang, India, Jerman, dan Thailand. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 14,05 persen dibandingkan Oktober 2024.
Untuk periode Januari – November 2024 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tercatat sebesar 96.630 kunjungan. Sementara itu, untuk wisatawan nusantara, pada November 2024 tercatat sebanyak 2,89 juta perjalanan ke DIY. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 0,86 persen dari kondisi Oktober 2024.
Secara kumulatif Januari – November 2024 jumlah perjalanan wisatawan nusantara ke DIY tercatat sebanyak 34,29 juta perjalanan atau naik 23,67 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pergerakan Wisnus di DIY didominasi pergerakan Antar Wilayah Provinsi (Inter-Provinsi).
TPK Hotel Bintang naik 5,08 poin (55,90 pada Oktober 2024 menjadi 60,98 pada November 2024) dengan rata-rata lama menginap 1,58 malam. Untuk Hotel Non-Bintang, TPK naik 0,97 poin (22,63 pada Oktober 2024 menjadi 23,60 pada November 2024) dengan rata-rata lama menginap 1,17 malam. Secara keseluruhan jumlah tamu menginap naik 18,10 persen pada November 2024 (691.867 orang) dibandingkan Oktober 2024 (585.818 orang).
“Perkembangan ekspor - impor”
Ekspor Januari-November 2024 didominasi oleh ekspor barang-barang hasil industri pengolahan yang mencapai 99,06 persen, sedangkan sisanya berasal dari sektor pertanian. Pada bulan November 2024, nilai ekspor DIY mencapai US$51,95 juta, mengalami kenaikan sebesar 6,43 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Australia, dan Belanda tercatat sebagai lima negara dengan pangsa ekspor terbesar dari Indonesia. Dari sisi komoditas, tiga golongan barang terbesar yang mendorong kenaikan ekspor DIY pada November 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan, barang-barang rajutan, dan perabot/penerangan rumah.
Pada bulan November 2024, nilai impor DIY tercatat mencapai US$20,17 juta, mengalami lonjakan signifikan sebesar 31,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan lima negara pemasok barang impor terbesar adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan.
Adapun komoditas impor terbesar pada November 2024 adalah lokomotif dan peralatan kereta api, kain rajutan, dan kain tenun berlapis. Jika dilihat dari neraca perdagangannya, DIY masih mengalami surplus baik pada November 2024 maupun secara kumulatif Januari-November 2024.
“Perkembangan transportasi”
Perkembangan transportasi Daerah Istimewa Yogyakarta pada November 2024, khususnya untuk
keberangkatan angkutan udara domestik mengalami penurunan sebesar 5,80 persen disbanding Oktober 2024. Penumpang yang berangkat dari Bandara YIA sebesar 96,65 persen, sementara dari Bandara Adi Sutjipto hanya sebesar 3,35 persen.
Keberangkatan penumpang penerbangan internasional juga mengalami penurunan secara bulanan sebesar 4,26 persen dengan didominasi oleh penumpang tujuan Malaysia dan Singapura. Dari sisi kedatangan, perkembangan penumpang domestik dan internasional mengalami penurunan secara bulanan masing – masing sebesar 7,99 dan 10,80 persen.
Perkembangan jumlah barang angkutan udara pada November 2024 mengalami peningkatan dari sisi barang yang dimuat sebesar 4,30 persen. Sementara dari sisi jumlah barang yang dibongkar turun sebesar 31,04 persen.
Pada transportasi dengan moda kereta api, penumpang yang berangkat melalui 5 (lima) stasiun di Daerah Istimewa Yogyakarta (Wates, Yogyakarta, Lempuyangan, Meguwo, dan YIA) pada November 2024 sebanyak 892,54 ribu orang. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,14 persen dari kondisi Oktober 2024 (891,32 ribu orang). Dari sisi kedatangan, jumlah penumpang naik sebesar 1,56 persen. Perkembangan barang angkutan kereta api pada November 2024 mengalami penurunan 11,21 persen untuk jumlah barang yang dimuat, sementara jumlah barang yang dibongkar turun 14,15 persen. (Hernowo Prasojo-Humas BPS DIY/Antok Wesman-Impessa.id)