GUSTI PUTRI Menerima Penghargaan Sebagai Penggali dan Pembaharu Motif Batik
Impessa.id, Yogyakarta: Dalam seremoni pembukaan Pameran Batik Sodagaran Lawasan yang digelar di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Selasa (3/10/2023), Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam (Gusti Putri) menerima penghargaan sebagai Penggali dan Pembaharu Motif Batik dari PPBI (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia) Sekar Jagad Yogyakarta.
Sejak tahun 2011, Gusti Putri, secara konsisten mengalihwahanakan naskah kkuno di Puro Paku Alaman kedalam wujud torehan motif batik yang kemudian disebut sebagai batik naskah. Ini tentu tidak lepas dari kecintaan beliau selain kepada pelestarian naskah-naskah kuno juga kecintaan terhadap batik.
Upaya besar terus dilakukan oleh Gusti Putri, selain sebagai wujud penyelamatan, pengembangan dan pendayagunaan warisan budaya dari para leluhur, kehadiran batik bersumber dari naskah kuno adalah warisan sebagai bekal budi pekerti bagi generasi ke generasi.
Gusti Putri dengan kegigihan dan semangat kecintaan pada budaya menginisiasi lahirnya beragam motif yang saat ini kurang lebih sudah tercatat 120 motif batik bersumber dari naskah kuno yang ada di perpustakaan Puro Pakualaman.
Diantaranya, batik Astabrata, sembilan motif dengan 26 varian, seri Pepadhang 11 motif dengan lima varian, Piwulang Estri ada tiga motif, flora dan fauna 20 motif dan satu varian, serta motif lainnya. Untuk itu Gusti Putri menerima penghargaan sebagai Penggali dan Pembaharu Motif Batik, dari PPBI Sekar Jagad yang diserahkan langsung oleh Gusti Bendara Pangeran Haryo Haji Prabukusuma, Sp Si.
Ketika ditemui Impessa.id usai menyaksikan pameran Batik Sodagaran Lawsan tersebut, Gusti Putri menuturkan pentingnya mencintai batik sejak di usia dini. “Kalau untuk anak muda, saya inginnya anak muda itu kenal dengan batik, kalau tidak kenal maka tidak sayang, kita harus bangga bahwa batik menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO dan kita juga harus bangga bahwa Jogja menjadi Kota Batik Dunia, oleh WCC Tahun 2014, tetapi kita tidak hanya bangga, tetapi kita harus melestarikan, mengembangkan batik, juga membeli dan memakainya untuk keseharian kita, dari pagi sampai malam, ataupun di kegiatan-kegiatan yang resmi maupun tidak resmi.”
“Saya inginnya batik mendunia dan itu sudah dibuktikan bahwa batik sudah mendunia dan saya mengharapkan bahwa anak-anak muda berperan aktif untuk melestarikan dan mengembangkan batik. Yang menjadi tantangan adalah cinta batik terlebih dahulu, karena kalau sudah cinta apapun akan dilakukan demi batik, terlebih bagi anak-anak muda, kalau mereka sudah mencintai batik maka mereka akan berkreasi, berinovasi dengan batik,” imbuh Gusti Putri lebih lanjut. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)