Ekonomi-Bisnis

Lagu Mendung Tanpo Udan Karya Kukuh Prasetya Kudamai, Di Layar Lebarkan

Lagu Mendung Tanpo Udan Karya Kukuh Prasetya Kudamai, Di Layar Lebarkan

Crew pendukung film layar lebar "Mendung Tanpo Udan" konversi lagu" Mendung Tanpo Udan" karya Kukuh Prasetya Kudamai, saat Jumpa Pers di The Ratan Yogyakarta, Rabu (15/2/23)

Impessa.id, Yogyakarta: Lagu “Mendung Tanpo Udan” karya Kukuh Prasetya Kudamai yang diadaptasi menjadi film layar lebar, telah merampungkan proses syutingnya yang sepenuhnya dilakukan di Yogyakarta selama 15 hari, diproduksi dibawah arahan Kris Budiman, sutradara pendatang baru yang diberi kepercayaan oleh Nant Entertainment menggarap film bernuansa drama-komedi itu.

Jalan cerita film tersebut diadaptasi dari novel “Mendung Tanpo Udan” karya Fairuzul Mumtaz yang kemudian diolah dan dikembangkan oleh Kris Budiman dan Gianluigi Christoikov selaku penulis cerita.

Proses syuting “Mendung Tanpo Udan” melibatkan berbagai talenta di industri kreatif, mulai dari aktor & aktris nasional, kreator konten, komedian/komika hingga talenta seniman asli Yogyakarta. Nama-nama yang menghiasi cerita Mendung Tanpo Udan antara lain, Erick Estrada sebagai Udan, Yunita Siregar sebagai Mendung, Marcel Darwin sebagai Will, Kery Astina sebagai Awan, Aulia Deas sebagai Petri dan aktris senior Yati Pesek sebagai Mbak Retno.

“Mendung Tanpo Udan” juga melibatkan banyak talenta Seniman asli Yogyakarta, mulai dari Bimacho, Migga Sadewa, Alit Jabang Bayi, Wijil, Popo Java, Gepeng Kesana-Kesini, Shaggydog hingga Kukuh Prasetya Kudamai sendiri selaku pencipta lagu. Tak lupa juga sederet kreator konten & seniman Ibu Kota lainnya seperti Tommy Limm, Elgi Purnama, Jenda McClover, Alit Shitlicious & Oom Leo Karaoke.

Film “Mendung Tanpo Udan” secara garis besar bercerita tentang perjalanan Udan, pemuda yang tujuan hidupnya berada di persimpangan jalan, antara mengejar idealisme sebagai musisi atau menjalani hidup secara realistis dengan bekerja seperti orang pada umumnya.

Kegalauan Udan dalam menentukan jalan hidupnya itu, pada akhirnya berdampak pada retaknya hubungannya dengan Mendung, kekasihnya yang memiliki cita-cita sebagai wanita karier dan lebih memilih untuk menjalani hidup secara realistis. Udan pun harus berjuang membuktikan bahwa cita-citanya sebagai musisi dapat terwujud, sekaligus memastikan Mendung agar tidak meninggalkan dirinya.

Di samping menghabiskan seluruh proses syutingnya di Yogyakarta, film “Mendung Tanpo Udan” juga menggunakan Bahasa Jawa sebagai sebagai bahasa utama di dalam setiap dialognya. Keputusan itu dipilih oleh Muhammad Hananto, produser Nant Entertainment guna memperkuat rasa dari film ini yang memang berangkat dari lagu “Mendung Tanpo Udan” yang berbahasa Jawa. Muhammad Hananto berharap film itu selain menjadi hiburan semata, juga memperkenalkan Yogyakarta lebih jauh ke masyarakat luas.

Film “Mendung Tanpo Udan” ditargetkan tayang serentak di seluruh kota-kota besar di Tanah Air setelah Lebaran 2023 atau paling lambat di akhir tahun 2023. (Pras AB/Antok Wesman-Impessa.id)