Ekonomi-Bisnis

AXA Financial Indonesia Mengenalkan Lebih Dekat Asuransi Syariah Kepada Masyarakat

AXA Financial Indonesia Mengenalkan Lebih Dekat Asuransi Syariah Kepada Masyarakat

Presiden Direktur AXA Financial Indonesia Budi Tampubolon saat gelar public education tetang literasi keuangan syariah di Yogyakarta, Jum'at (25/05/18)

Impessa.id, Jogja : Dalam acara Public Education tentang Literasi Keuangan Syariah dan penyuluhan hidup sehat dihadiri komunitas disabilitas dan wartawan di Yogyakarta, Jum’at (26/05/18), Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, Budi Tampubolon mengatakan bahwa konsep Asuransi Syariah berbeda dengan konsep Asuransi Konvensional.

“Menurut saya, yang sesuai dengan teori asuransi adalah konsep asuransi Syariah, karena berbagi resikonya ada di Syariah. Kalau yang asuransi Konvensional kan kita, mentransfer resiko kita, kepada perusahaan asuransi, jadi perusahaan asuransi menerima limpahan pengalihan resiko dari para pemegang premi, dan dia kelola”, ujar Budi Tampubolon.

Menurut Budi Tampubolon, kalau di Asuransi Syariah, perusahaan hanya bertindak sebagai administrator, sebagai operator. “Kesepakatan untuk berbagi resiko sesama kontributor, tidak untuk mentransfer resiko. Jadi kita, tidak mentransfer resiko kita kepada perusahaan asuransi, tetapi kita berbagi resiko sesama kita. Nilai yang setara dengan resiko di taruh didalam wadah namanya Dana Tabaruk, dan dari wadah itulah dibayarkan jika terjadi klaim”, jelasnya.

“Kalau perusahaan asuransi konvensional kan kita mengalihkan resiko kita kepada perusahaan asuransi kalau perusahaan asuransi sudi menerima. Ketika diterima, maka yang kita bayarkan, premi namanya, itu menjadi milik perusahaan asuransi. Kalau terjadi Klaim, perusahaan asuransi itulah yang membayar dari uang yang terkumpul. Di akhir tahun kalau ada sisa, karena Klaim lebih sedikit dari Premi yang diterima, maka itu menjadi keuntungan perusahaan asuransi. Demikian pula sebaliknya jika terjadi klaim lebih besar dibandingkan dengan Premi yang masuik, maka perusahaan asuransi merugi. Jadi bagi perusahaan asuransi itu bisnis”, imbuh Presdir AXA Financial Indonesia.

“Asuransi Syariah dimulai dengan Itikad, niatan berbagi resiko, hanya membantu meng-administrasikan-nya dengan fee sekedarnya. Ketika terjadi Klaim, perusahaan asuransi tidak bayar, tapi ambil dari dana itu dan dibayarkan Klaim-nya. Terjadi Klaim lagi, ambil bayar lagi, kalau di akhir tahun masih ada sisa, ini bukan punya perusahaan asuransi, ini milik kita. Itu kalau sisa, kalau kurang perusahaan asuransi tidak rugi. Karena sudah ber-itikad untuk berbagi resiko, kalau ada kerugian maka kita menambahkan kekurangan itu. Jadi tidak ada pengalihan resiko, resiko masih ada di kita, tapi kita niat untuk saling tanggung”, pungkasnya.

Acara bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Asuransi Syariah” sebagai wujud kerjasama antara AXA Financial Indonesia dengan Kementerian Kesehatan RI melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicanangkan pemerintah sejak Juni 2017. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk #RencanakanLebih keuangan demi tercapainya kemandirian fiannsial.

Dua produk Asuransi Syariah yang sudah ada di masyarakat yaitu, Maestro Syariah, unitlink jangka panjang dengan komponen investasi dan proteksi jiwa yang dapat dikombinasikan dengan riders kesehatan, kecelakaan dan penyakit kritis. Kemudian Cerdas Amanah Syariah, produk unitlink dengan komponen investasi dan proteksi jiwa dalam jangka waktu tertentu 10-25 tahun untuk perencanaan pendidikan.

Budi Tampubolon menambahkan, terdapat tiga faktor utama yang menjadikan Asuransi Syariah memiliki prospek cerah di Indonesia, pertama penduduk muslim terbesar di dunia, kedua pertubuhan ekonomi Indonesia yang positif dan yang ketiga karena kedua hal itulah maka Indonesia menjadi target utama setiap perusahaan asuransi dunia untuk masuk ke Indonesia. (ant)