Feature

Fashion Show Batik Millenial Memeriahkan Jogja International Batik Biennale 2021 Di Galeria Mall Yogyakarta

Fashion Show Batik Millenial Memeriahkan Jogja International Batik Biennale 2021 Di Galeria Mall Yogyakarta

Fashion Show Batik Millenial Memeriahkan Jogja International Batik Biennale 2021 Di Galeria Mall Yogyakarta

Impessa.id, Yogyakarta: Lima disainer millennial masing-masing, Rony Billiardo, Ayu Ghia Sugandhi, Rifky Kertabumi, Sri & Ngumri, dan Rosa Farisa memeriahkan perayaan Jogja International Batik Biennale -JIBB 2021 yang digelar di area House of LM’AR Boutique & Gallery Galeria Mall Lantai 1, Yogyakarta, pada Rabu, 6 Oktober 2021, pukul 15.30 sampai selesai.

Lia Mustafa selaku ketua penyelenggara gelaran fesyen dalam tajuk “Batik Millenial”, menyebutkan, para disainer millenial tersebut menggelar fashion show JIBB 2021 di Galeria Mall Yogyakarta menampilkan koleksi terbaru mereka bersama model-model millennial pula. Diwarnai lantunan suara istimewa dari Singer Hedda & friend, dipandu host Padma Adji Sanjaya.

Perhelatan “Batik Millenial” itu dihadiri oleh Ketua JIBB, Gatot Saptadi dan Wakil Ketua Dekranasda DIY, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Pakualaman, serta undangan terbatas mengingat Protokol Kesehatan tetap berlaku secara ketat.

Pada seminar JIBB 2021 bertema “Keberlanjutan Batik pada Generasi Milenial” yang berlangsung  di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Selasa (28/10/2021), Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengungkapkan bahwa kaum muda juga perlu memahami makna filosofi Batik.

“Batik selain indah, juga sarat makna simbolis dalam penggunaannya. Meski saat ini batik sudah menjadi produk global, layaknya produk fashion lainnya, tetapi tidak ada salahnya apabila generasi muda juga memahami setiap makna batik yang dikenakannya. Kini batik bukan lagi hanya milik para tetua yang mapan. Batik sudah menjadi bagian dari gaya hidup para kaula muda,” ungkap Sri Sultan.

Menurut Sri Sultan, beberapa tahun terakhir ini batik kembali menarik perhatian khalayak. Batik pun tidak lagi menjadi fashion yang monoton. Tanpa menghilangkan unsur budaya, batik dapat dipadupadankan untuk membuat tampilan bagi para kawula muda tetap fashionable. “Tentu kita berharap bahwa kaum milenial dan generasi milenial ini bukan hanya bangga mengenakan batik. Lebih dari itu, makna filosofis dari setiap corak juga harus diketahui dan dipahami,” ujarnya.

Predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia patut membuat bangga karena respon dunia terhadap batik Indonesia sangat baik. Pencanangan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO pada Oktober 2009 pun menjadi pengakuan bernilai strategis akan eksistensi batik dan pentingnya bagi peradaban nusantara. Yogyakarta adalah salah satu sentra batik di Indonesia dan memiliki potensi pengembangan batik oleh dukungan pengrajin yang handal, ketersediaan bahan baku, dan distribusi pemasaran. Selain bernilai estetik, batik dapat menjadi penggerak kegiatan ekonomi rakyat dengan serapan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas mengatakan, di tengah kondisi pandemi yang penuh tantangan ini justru memberikan kesempatan yang langka untuk menyelenggarakan JIBB menjadi sebuah acara yang tidak hanya digebyarkan dalam waktu satu bulan, namun menjadi acara yang berkesinambungan dan kontinyu selama satu tahun.

“Tema JIBB 2021 Borderless Batik: From Heritage To Millenial Lifestyle, mengandung makna bahwa seni batik di era modern idealnya dapat berkembang melintasi batasan ruang dan waktu, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta teknologi terkini,” tutur GKR Hemas.

Dikatakan, secara dasar, seni batik juga dapat dikembangkan secara fleksibel dalam menyikapi berbagai batasan formal, sehingga seni batik dapat berkembang lebih luas dengan dinamis namun tetap bijaksana, dalam artian tanpa meninggalkan pakem dasarnya.

“Seni batik tidak dapat hanya berhenti pada tradisi saja, namun harus mampu melampaui tantangan di era disrupsi seperti saat ini. Oleh karena itu, seni batik diharapkan dapat menjangkau kaum milenial yang penuh ide-ide inovatif dan kreatif yang merupakan generasi masa depan. Generasi inilah yang akan menjaga kelestarian dan mampu mengembangkan seni batik dengan sentuhan pembaharuan yang selalu up to date,” imbuh GKR Hemas.

Fashion show “Batik Millenial”: di Galeria Mall Yogyakarta, diwarnai dengan penampilan busana karya duet dua disainer Sri & Ngumri, dengan brand Satu Selamanya x Zunkha Batik. Sri Rahayu Yuliani kelahiran Sukabumi yang kini menetap di Jalan Teratai V No. 191 Perumnas Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, memakai brand Satu Selamanya, sedangkan Ngumriyatul Khasanah, disainer kelahiran Magelang yang menetap di Candran RT 03/RW 09, Danurejo, Kec. Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah, memakai brand Zunkha Batik.

Kemudian disainer bernama lengkap RT Ayu Diyah Pertiwi yang akrab disapa Ayu Ghia Sugandhi, kelahiran Bogor yang kini bermukim di Jalan Kaliurang KM 6,8 Gang Irian No. D18, Kaliurang-Sleman, Yogyakarta menampilkan koleksi terbarunya bertajuk Rupa Datu, yang terinspirasi dari pandemi Covid-19 dengan berbagai fakta adanya berbagai dampak ekonomi, politik, sosial, dan budaya dari lamanya social distancing, lockdown mandiri, hingga berbagai polemik pergeseran nilai di masyarakat.

Sedangkan Rifki Ali Hamidi yang menampilkan Batik Kertabumi dalam gelaran Batik Millenial tersebut mengangkat tema New Wave of Patriotism, kebanggaan memakai identitas etnik bangsa. Brand Kertabumi sudah dikenakan oleh lebih dari 100-ribu pelanggannya baik domestic maupun mancanegara.

Disusul dengan penampilan busana karya Ronny Billliardo Tinus, disainer kelahiran Yogyakarta yang bermukim di Tungkak Pakel UH V 396 RT 01 RW 01 Umbulharjo Yogyakarta. Ronny sapaan akrabnya pernah ikuti fashion show di Houston Festival 2019 dan di Silent Library Fashion Show 2019 University of Lousiana at Lafayette, Amerika Serikat. Sementara itu, disainer Rosa Farisa, kelahiran Yogyakarta dan bermukim di Ngaglik, Giwangan UH VII/517 Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta, pernah studi di Queensland University, Australia, tahun 2018.

Perhelatan Fashion Show “Batik Millenial" di Galeria Mall Yogyakarta tersebut sepenuhnya didukung oleh Dekransda DIY, Disperindag DIY, House of LMAR, Lia Mustafa, Galeria Mall, Dapoerimeh, Armandofauzan, IFC Jogja dan IFC Jogja Community. (Features of Impessa.id by Antok Wesman)