Feature

Fahmi NRK, Pelukis Muda Jogja, Mengisi Masa PPKM Tetap Aktif Berkarya

Fahmi NRK, Pelukis Muda Jogja, Mengisi Masa PPKM Tetap Aktif Berkarya

Fahmi NRK, Pelukis Muda Jogja, Mengisi Masa PPKM Tetap Aktif Berkarya

Impessa.id, Yogyakarta: Fahmi, anak muda luusan SMSR Yogyakarta Tahun 2013, dimasa pandemi terlebih disaat perpanjangan PPKM, dirinya tetap menekuni kesukaannya melukis dengan ciri khas yakni warna monokrom hitam-putih mendominasi dihampir setiap karya-karyanya, yang menurut pengakuannya 'lebih asyik aja'.

Berhubung sebutan nama Fahmi di media sosial begitu banyak, maka dirinya menambahi inisial menjadi Fahmi NRK, kelahiran 12 Agustus 1994, yang bermukim di Dusun Juwono, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengenyam pendidikan mulai TK di TK PKK 15, berlanjut di SD Ngabean, SMP N 4 Pandak, dan mendapatkan ilmu seni disaat dirinya duduk di bangku SMK N 3 Kasihan.

Fahmi NRK, pelukis muda berbakat, kepada Impessa.id memperlihatkan berbagai karya mixmedia diatas kanvas, suatu metafora dan sarat dengan simbol, diantaranya berjudul "Bebek". “Pernah saya dengar lihat bebek terlihat rapi saat beriringan, namun berisik didengarkan, mereka akan lebih berisik ketika satu saja hilang dari kawanan,” ujarnya. Menurut Fahmi NRK, bebek mengajarkan rukunnya keluarga, mereka merasa kehilangan saat ada yang hilang dari kawanan meski berbeda cangkang atau kandung.

Karya Fahmi NRK lainnya yaitu mixmedia, dengan judul "Semut", yang bermakna bahwa semut adalah hewan kecil yang tak pernah menyerah mencari rasa manis. “Hewan yang mengajarkan tidak menyerah untuk mencari manisnya hidup,” tuturnya.

Adapun lukisan mixmedia diatas kanvas karya Fahmi NRK yang berjudul "Angungan Kucing" dia artikan bahwa hewan kucing identik dengan kelucuan, kegemasannya sering mengundang gelak tawa bahkan disaat mengaung tetap dianggap kelucuan walau lidahnya telah dipanjangkan dan mulutnya dilebarkan. Fahmi NRK menjadikannya satire bahwa banyak yang telah banyak bicara namun kebanyaan masyarakat biasa tidak didengar keluh kesahnya, diangap cuma gurauan dan tak didengarkan.

Untuk karya lukisan berjudul “Ayam Potong”, Fahmi NRK memaknainya sebagai hidup ayam potong selalu dienakkan, makan vitamin, obat-obatan terpenuhi, terus disembelih. “Terkadang hidup selalu dienakkan dan dijamin tidak selalu asik seperti kata seseorang hidup enak terkadang bisa bukan berkah bisa sebagai ujian, sama halnya seseorang yang diberi banyak uang karena uang datang bisa bukan berkah datang untuk menguji atau bahkan untuk ngelulu atau mengenak-enak kan orang dan membuatnya lupa kematian,” ungkapnya.

Pelukis muda Fahmi NRK selanjutnya memperlihatkan karya mixmedia diatas kanvas yang lain, Judulnya "Sego Wiwit", yang bermakna, kala itu surga dunia ketika terdengar teriakan ..Sego Wiwit, Sego Wiwit... dipadu aroma sambel gepeng yang sangat menggiurkan, ditambah lagi dengan Gudangan dengan tumpangan telur separuh dan ikan asin, menggoda anak-anak antri minta bagian ….hmmm betapa indahnya masa itu.

Masih banyak karya-karya orisinal Fahmi NRK yang dipajang di dinding kamarnya, hingga ada beberapa karyanya yang begitu berkesan baginya Ketika diikutkan dalam lomba melukis di sekolah dan dinilai oleh tim independen dari Jakarta, dan karyanya berhasil memperoleh nilai terbaik, meski oleh Guru pembimbingnya dirinya sempat kena sindiran, karena gambar hanya seperti itu kok nilainya bagus, coba lihat itu karya teman lain yang menurut sang Guru lebih bagus tetapi nilainya lebih rendah, dibawah karya Fahmi NRK. (Antok Wesman-Impessa.id)