Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dukung BPIP Gelar Kompetisi Penulisan Artikel Tingkat Nasional

Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dukung BPIP Gelar Kompetisi Penulisan Artikel Tingkat Nasional
Impessa.id, Yogyakarta: Dr Moh. Tantowi MAg, Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara -PSPBN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melalui rilis yang diterima Impessa.id, Sabtu (15/8/2021) menyebutkan bahwa Badan Pembinaan Ideologi Pancasila -BPIP telah menginformasikan secara resmi kompetisi penulisan artikel tingkat nasional untuk memperingati Hari Santri pada 22 Oktober 2021. Kompetisi itu memberikan dua pilihan tema bagi partisipan, yaitu menghormati bendera perspektif hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan perspektif hukum Islam.
Menurut Dr Moh. Tantowi MAg, unggahan kompetisi penulisan artikel melalui akun IG BPIP tersebut telah menuai berbagai tanggapan dari sebagian kalangan, diantaranya ide kompetisi yang menekankan perspektif hukum Islam menunjukkan kecenderungan islamophobia, karena dianggap menyudutkan umat muslim. Sebagian yang lain melihat kompetisi itu sudah usang karena hubungan agama dengan simbol nasionalisme tidak perlu dibahas lagi.
Berdasarkan hal itu maka Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara -PSPBN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan dukungan atas digelarnya kompetisi penulisan tersebut dengan pertimbangan:
1. Upaya membangun jiwa nasionalisme dan kecintaan pada Tanah Air perlu terus ditumbuhkan, yang tidak bisa dianggap sebagai proses yang pasti akan terjadi (taken for granted). Bagian dari ikhtiar menumbuhkan dan mengembangkan jiwa nasionalisme adalah dengan menggali dan menguatkan basis-basis kultural bangsa, diantaranya melalui nilai-nilai keagamaan.
2. Penulisan artikel mendorong para pesertanya untuk melacak, menginvestigasi, dan menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan yang ada pada bendera dan lagu kebangsaan serta menghubungkannya dengan nilai-nilai keagamaan. Proses olah pikir yang terlibat di dalam penulisan artikel akan mendorong peserta pada penemuan simbol bendera dan lagu kebangsaan yang sarat makna dan nilai.
3. Penemuan baru simbol-simbol nasionalisme yang lebih sarat makna dan nilai akan menciptakan kesadaran kewarganegaraan yang baru, sehingga dengan demikian, semangat jiwa nasionalisme tidak lagi dipaksakan oleh negara, melainkan tumbuh dari kesadaran berpikir positif dan pemikiran kritis.
4. Perspektif hukum Islam yang dipilih untuk menggali khazanah pemikiran kaum santri terkait simbol-simbol nasionalisme membentang luas secara temporal dari warisan pemikiran Islam klasik hingga ke masa kontemporer. Kajian dalam kerangka waktu ratusan tahun itu diharapkan akan menyajikan dinamika pemikiran Islam dari berbagai masa, juga dinamika konteks sosial masyarakat Islam dalam berbagai bentuk pengorganisasian sosial. Melalui lomba penulisan artikel tersebut diharapkan muncul dialog antara teks-teks keagamaan dan konteks sosial yang melingkupinya, sehingga diharapkan muncul kekayaan budaya dan pemikiran masyarakat Islam sejalan dengan pemikiran kebangsaan, bukan semata-mata judgement (prasangka) dan jargon.
5. Munculnya kesadaran kewarganegaraan yang baru dan penelusuran kajian fikih kebangsaan yang dinamis secara temporal dan kontekstual diharapkan akan menjadi basis kultural yang kuat, untuk mewujudkan hubbul wathan (cinta bangsa/tanah air) tetapi juga hifdzul buldan (menjaga bangsa/tanah air).
6. Sikap beda pandangan dari sebagian kalangan terhadap inisiasi BPIP, justru menguatkan dan semakin relevan tema itu untuk dikaji secara ilmiah.
“Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kami berharap kompetisi penulisan artikel ini mendapat dukungan dari semua elemen bangsa,” imbuh Dr Moh. Tantowi MAg. (Tim Humas UIN Suka/Antok Wesman-Impessa.id)