Pameran Seni Rupa Virtual 17 Seniman Difabel Dari 11 Kota, Melalui Kanal Youtube Jogja Disability Arts
Pameran Seni Rupa Virtual 17 Seniman Difabel Dari 11 Kota, Melalui Kanal Youtube Jogja Disability Arts
Impessa.id, Yogyakarta: Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta bekerjasama dengan Jogja Disability Arts menggelar pameran seni rupa bertajuk “Rima Rupa#1” secara daring melalui kanal Youtube Jogja Disability Arts, menampilkan karya 17 pelaku seni difabel berasal dari 11 kota, yakni, Bengkulu, Lampung, Bandar Lampung, Banten, Jakarta, Bandung, Cirebon, Banjarnegara, Yogyakarta, Madiun dan Bali.

(Mawar Di Hujan Juli, karya Yuni Darlena dari Bengkulu)

Nano Warsono SSn MA, selaku Direktur Galeri R.J. Katamsi Institut Seni Indonesia -ISI Yogyakarta mengatakan, pemanfaatan Youtube sebagai platform untuk menyelenggarakan pameran virtual, memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengakses karya lewat genggaman tangan.


“Penyelenggaraan pemeran seni rupa virtual ini bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pelaku seni difabel menampilkan karya-karyanya. Tajuk Rima Rupa #1, merupakan cikal bakal untuk menyelenggaraan pemeran-pameran berikutnya bagi pelaku seni difabel”.


Dikatakan, Rima Rupa, seperti halnya sebuah Rima, pameran ini menampilkan karya rupa dalam keragaman dan kebebasan untuk menemukan irama dan keindahannya dalam bahasa rupa. Pameran ini secara khusus diperuntukkan disabilitas pegiat atau pelaku seni di Indonesia dengan tujuan untuk memberikan ruang ekspresi, apresiasi dan komunikasi melalui media seni rupa.


Menurut Nano Warsono, “Ini penting untuk mewadahi karya teman-teman dari berbagai daerah yang tentu saja membutuhkan ruang bersama untuk dipresentasikan secara bersama dengan pemilihan karya-karya yang terbaik, kemudian dihadirkan juga dalam ruang yang baik, dan kami harap bisa menjadi satu gerakan bagi teman-teman untuk menuju event yang lebih besar”.


Direktur Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta berharap kelak muncul event biennal untuk karya-karya pelaku seni difabel di Indonesia, dan tentu saja akan menjadi event yang penting. Hal itu mengingat perkembangan seni rupa oleh para pelaku seni difabel terus bergerak berkreasi berdasarkan kemampuan dan konsep yang mereka tawarkan kepada publik.


Sementara Butong Idar selaku Ketua Jogja Disabily Ars menyatakan bahwa pameran seni rupa merupakan wujud kegiatan yang sangat positif bagi kaum difabel karena merupakan bentuk aksesibilitas, sehingga teman-teman difabel dapat mengaktulisasikan diri dan memberikan warna tersendiri bagi dunia seni rupa di Tanah Air.


Berikut nama-nama pelaku seni difabel beserta judul karya masing-masing; Anugerah Fadly dari Yogyakarta dengan karya berjudul “Cheetahjinasi”; Kusdoma Rastika dari Cirebon dengan karya iron paint on glass, berjudul “Pandawa Nyawur”; Winda Karunadhita dari Bali dengan karya berjudul “Batik dan Wanita”; Clive Verrell Isatyawan dari Banten dengan karya berjudul “Tepi Langit”; Yuni Darlena dari Bengkulu dengan karya berjudul “Mawar Di Hujan Juli”; Karin Josephine dari Jakarta dengan karya kolase on paper, berjudul “Rugged Days”; Agus Yusuf dari Madiun dengan karya berjudul “Kemesraan”.


Pelaku seni difabel berikutnya yakni, M Yusuf Ahda Tisar dari Lampung dengan karya berjudul “Islamic Centre dan Bubu Penangkap Ikan”; Rofita Sari Rahayu dari Yogyakarta dengan karya berjudul “Sodo Ayu”; Lala Nurlala dari Bandung dengan karya mix media on canvas, berjudul “Jemain Series No.2 After Dan and Swampy”; dan Anfield Wibowo dari Jakarta dengan karya berjudul ‘The Girl In NYC”.


Selanjutnya, Wiji Astuti dari Yogyakarta, dengan karya batik on fabric, berjudul “Wanita”; Dinihari Suprapto dari Jakarta dengan karya mix media, berjudul “It’s Psychosis O’clock”; Dwi Putro aka Pak Wi dari Yogyakarta dengan karya berjudul “Rima Skizofreniann Residual Pak Wi #2”; Eprisa Nova Rahmawati dari Banjarnegara dengan karya pencil on paper, berjudul “Study #1”; Arih Lystia dari Bandar Lampung, dengan karya painting on face, berjudul “Parrot In the Morning”; serta Puji Lestari dari Yogyakarta dengan karya berjudul “Harapan Dalam Kegelapan”. (Daffa Hakim/Antok Wesman-Impessa.id)
