Pustakawan dan Dosen UMY Perlu Mengenal Jurnal Ilmiah SINTA
Impessa.id, Yogyakarta: Publikasi jurnal, karya Ilmiah, dan hasil-hasil penelitian perlu dilakukan baik oleh Pustakawan maupun dosen yang memiliki karya dari penelitian yang dilakukan. Pemerintah Indonesia, melalui Kemristekdikti memfasilitasi mereka yang ingin mempublikasi karyanya dengan membangun Science and Technology Index (SINTA).
Mengingat pentingnya hal tersebut untuk dipahami lebih baik bagi dosen atau pustakawan, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan Seminar online melalui aplikasi Zoom tentang "Serba-Serbi SINTA, Scopus, Scimago" pada Jumat (7/8/20).
Dr Purwani Istiana SIP MA, pustakawan Universitas Gadjah Mada, sebagai pembicara dalam acara webinar tersebut menjelaskan tata cara membuat akun SINTA untuk mempublikasikan karya ilmiah serta pentingnya peran pustakawan dalam meningkatkan kinerja institusi.
“Ini sebagai pekerjaan rumah bagi Pustakawan khususnya UMY, untuk meningkatkan kinerja institusi, melalui jumlah karya ilmiah yang terbit di SINTA dan Scopus. Jadi menghitung berapa sih jumlah jurnal UMY yang sudah terakreditasi, dan bagaimana untuk meningkatkannya agar kinerja kampus semakin meningkat dan terlihat,” ujar Purwani Istiana.
Di dalam akun SINTA, kita bisa melihat peringkat institusi secara nasional terkait publikasi jurnalnya, dan mengetahui berapa jumlah jurnal terindeks Scopus per fakultas. Hal ini perlu diketahui agar jika ada sesuatu yang kurang bisa diingatkan, karena publikasi jurnal sifatnya kontinyu.
“Kita di sini bisa melihat publikasi jurnal terindeks Scopus dalam kurun tiga tahun terakhir. Kita bisa mengetahui jumlah publikasi jurnal itu baik per fakultas atau bahkan per Program Studi. Nanti kita bisa mengevaluasi, misalnya ada jurnal yang belum komplit kemudian kita bisa menghubungi orang terkait jurnalnya untuk disempurnakan agar dapat terverifikasi dengan baik,” imbuhnya.
Kemudian ada kinerja Jurnal berdasarkan akreditasi SINTA. “Akreditasi itu ada SINTA 1, 2, 3, 4, 5, 6. SINTA 1 merupakan SINTA yang memiliki poin tertinggi. Ketika jurnal memiliki nilai 85-100 maka masuk akreditasi SINTA 1, dan itu berdampak pada institusi yang dibawanya,” ungkap Purwani. (Hbb.BHP UMY/Antok Wesman-Impessa.id)