Disainer LANNY AMBOROWATI Menilai Baju Thrifting Sebagai Potensi Mencipta Busana Baru
Impessa.id, Yogyakarta: Kita kini sedang dihadapi dengan banyaknya limbah banyak ragamnya, termasuk limbah fashion yang menduduki ranking ke-dua di dunia. Indonesia kini Tengah menghadapi buangan limbah fashion dari luar negeri, yang viral disebut dengan baju thrifting, baju bekas impor, yang semakin digemari masyarakat karena harganya murah dan masih layak pakai.
Bagi perajin busana UMKM, membanjirnya baju bekas impor ke pasar-pasar rakyat bahkan juga ke mall, sangat meresahkan, karena menjadikan produk UMKM tidak diminati masyarakat lagi mengingat harganya bisa dua kali lipat dari harga baju bekas impor dan masyarakat lebih memilih baju bekas impor karena terkadang ber-merk ternama alias ada branded-nya.
Tidak hanya baju bekas impor yang digelar di stand bahkan juga sepatu olahraga, sneaker, dengan merk ternama, dengan harga miring pun bisa didapatkan dengan mudah saat ini. Gejala serbuan baju bekas impor di tengah-tengah masyarakat, selayaknya mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena dipastikan akan mematikan usaha UMKM yang menggeluti dunia fashion dengan segmentasi golongan masyarakat menengah kebawah.
LANNY AMBOROWATI, Fashion Designer selaku CEO of LA Boutique di Lantai 2 Malioboro Mall Jalan Mataram Yogyakarta, dengan berbagai jabatan seperti Manager Operational Umroh Travel VENTOUR Yogyakarta, Deputy Institutional Relationship of IFC (Indonesian Fashion Chamber) Yogyakarta, dan Kepala Humas MASATA (Masyarakat Sadar Wisata) Sleman, telah menyandang segudang prestasi, diantaranya, Juara 1 Jilbab Cantik Ala Ratih Sang 2006, Juara 1 Jilbab Chic & Syari 2008, mewakili DISPERINDAG Sleman kolaborasi dengan Perusahaan Lithuania (AMRES ART) pada MUFFESI Jakarta 2018 dan menjadi Guest Designer pada Indonesian Night di Jeju, Korea Selatan, pada acara JCI (Junior Chamber International) Asia Pasific Conference, 2018.
Lanny Amborowati kelahiran Yogyakarta pada 6 Juni 1980, bermukim di Gedongkuning No. 145, RT 008 /RW 003, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta, mempunyai pengalaman menarik berkaitan dengan maraknya pakaian bekas impor. Bagi Lanny fenomena itu menjadi tantangan tersendiri. Melimpahnya limbah fashion yang masuk Jogja, itu menjadi potensi tersendiri untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai produk busana baru hasil inovasi, perpaduan antara material baju thrifting dengan bahan busana berkualitas premium sehingga menghasilkan karya baru yang lebih menarik.
“Sewaktu karya-karya busana perpaduan baju thrifting dengan bahan baru yang berkualitas, saya gelar di gerai pameran busana di gedung Jogja Expo Center, bersamaan dengan perhelatan Jogja Fashion Week 2024, banyak wisatawan mancanegara tertarik dan mengoleksinya, karena bagi mereka produk tersebut merupakan produk sustainable, berkelanjutan, memanfaatkan limbah fashion menjadi produk busana baru yang belum pernah ada sebelumnya,” ungkap Lanny kepada Impessa.id, Kamis (30/1/2025)..
“Bahkan ketika saya dipercaya untuk memberikan pembekalan kepada ibu-ibu guru dalam suatu pelatihan, saya ajarkan agar kalau di rumah ada pakaian rusak jangan dibuang, namun di ambil bagian yang masih utuh dan disatukan, dikombinasikan dengan bahan baju, sehingga menjadi tampilan yang baru, dan itu direspon positip oleh para guru untuk diteruskan kepada anak-didik mereka di sekolah tatkala ada kegiatan ekstra-kurikuler, siswa pun sangat senang memperoleh pengalaman baru itu,” imbuh Lanny lebih lanjut.
Kini beberapa karya hasil perpaduan antara baju thrifting dengan bahan busana premium terpajang pula dengan harga relatif terjangkau berdampingan dengan busana hand-made ‘back to nature’ kreasi khas Lanny Amborowati di gerai LA Boutique Lantai 2 Malioboro Mall Jalan Mataram Yogyakarta. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)