Event

Sohieb Toyaroja, Pameran Tunggal, Semar Ngruwat Jagad, Di Jogja Gallery, 2-8 Juni 2021

Sohieb Toyaroja, Pameran Tunggal, Semar Ngruwat Jagad, Di Jogja Gallery, 2-8 Juni 2021

Sohieb Toyaroja, Pameran Tunggal, Semar Ngruwat Jagad, Di Jogja Gallery, 2-8 Juni 2021

Impessa.id, Yogyakarta: Pameran Tunggal Sohieb Toyaroja bertajuk “Semar Ngruwat Jagad” berlangsung di Jogja Gallery pada tanggal 2-8 Juni2021, di oleh Ir Singgih Raharjo SH Med, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, serta sambutan virtual oleh Lestari Moerdijat SS MM, Wakil Ketua MPR-RI. Saat pembukaan pameran tamu undangan disajikan dua pertunjukan yaitu Tari Sembah Pambuko dan music performance oleh Panji Gaban.

Pameran “Semar Ngruwat Jagad” dihelat dengan menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat, mulai dari terbatasnya tamu undangan maupun pengunjung pameran harian, serta fasilitas SWAB sebelum memasuki ruang pamer. New Normal atau kebiasaan baru adalah salah satu cara untuk tetap terus melanjutkan kehidupan kesenian sembari memasukan rutinitas baru kedalam setiap aspek perjalanan.

Begitu juga Sohieb Toyaroja yang dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020, mencoba menjaga kewarasan dengan memanifestasikan waktu pada diri sendiri, atau disebut merawat Jagad kecil. Disaat Jagad kecil terawat, maka tanggungjawab bersamalah untuk merawat Jagad Besar (Semesta), dengan Semar sebagai visual pada karyanya, Sohieb Toyaroja memamerkan 27 karya bermedium Cat Minyak diatas Kanvas.

“Karya-karya Sohieb bertema Semar adalah untaian harapan untuk perbaikan diri maupun untuk semesta. Karena itu, dalam utopianya, disebut sebagai Semar Ngruwat Jagad atau Semar meruwat semesta. Ngruwat (merawat) merupakan upaya membebaskan diri dari sukerta, dari kesalahan, hambatan, dan rintangan marabahaya, agar situasi dan kondisi Kembali normal. Sesuatu diruwat karena berada dalam kelindan ketidaknormalan yang berpotensi menjadi bencana besar,” ungkap Suwarno Wisetrotomo selaku kurator pameran.

Menurutnya, Jagad dapat dipahami sebagai semesta, terdiri atas jagad kecil (mikrokosmos) dan jagad besar (makrokosmos). Jagad kecil dapat dimengerti sebagai segala yang melekat dalam diri kita. Sementara jagad besar merupakan keluasan, kedalaman, kemisteriusan semesta, dimana diri –sang jagad kecil– berada didalamnya. Terdapat relasi ulang-alik sekaligus sebab-akibat antara diri dan semesta; saling memengaruhi. Sohieb merasa terpanggil untuk menyuarakan situasi itu melalui karya-karya terbarunya. “Mungkin ia tengah membangun dan merawat oase kecil pada dirinya, dengan cara paling personal, melukis,” ujar Suwarno Wisetrotomo.

Berfokus pada tema “Semar Ngruwa tJagad” –Semar meruwat semesta– Sohieb melukis sosok dan wajah Semar, yang dihasratkan sebagai “medium” untuk melantunkan doa-doa bagi semesta agar aman, damai, sentausa, selamat, bagi penghuninya. jelas Suwarno Wisetrotomo.

Tentang Sohieb Toyaroja

Sohieb Toyaroja kelahiran Kediri, 1968. Telah melangsungkan 5 kali pameran Tunggal pada tahun 2010 “In The Name Of Flowers” di Galeri Tembi, Jakarta, lalu pada tahun 2016 “Spiritual Journey” berlokasi di Kunstkring Paleis, Jakarta, 2017, ”72 Tokoh dan Presiden” di Epicentrum, Jakarta serta 2018 “Ke-Diri” di Kunstkring Paleis, Jakarta.

Sejak tahun 1999 Sohieb Toyaroja telah mengikuti belasan pameran bersama di Jakarta serta Performance Art bersama para pelukis Batam pada tahun 1999, melukis Basoeki Abdullah di Museum Basoeki Abdullah dengan durasi 15 menit pada tahun 2014, serta melukis bersama Isa Perkasa, Hanafi, Jumaldi Alfi dan Nasirun pada Haul Gus Dur di Jakarta tahun 2018. (Grace Meliala/Antok Wesman-Impessa.id)