Komponis Memet Chaerul Slamet Membuka Dialog Kebangsaan, Minggu, 8 September 2019
Impessa.id, Yogyakarta : Dialog kebangsaan sebagai gerakan persatuan Indonesia bertemakan "Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI" bersama tokoh-tokoh daerah Nusantara berlangsung Minggu, 8 September 2019, pukul 15.00-18.00 WIB di Gedung Punokawan Jl. KH. Ahmad Dahlan No 73 Yogyakarta, diawali dengan penampilan Komponis kondang asal Bangkalan Madura, Memet Chaerul Slamet dengan mempersembahkan repertoar yang sarat spirit kebangsaan.
Komponis Memet Chaerul Slamet yang juga pengajar di ISI Yogyakarta, selama ini dikenal piawai menciptakan komposisi musik etnik kontemporer. Bersama komunitas seni Gangsadewa, Memet banyak meluncurkankan karya musik serta bereksperimen memainkan beragam alat musik etnik dan aneka benda sebagai sumber bunyi yang unik dan menarik.
Selain Memet, tampil pula tarian adat masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, yakni tari Balian Dadas. Tarian doa yang bertujuan untuk memohon kesembuhan kepada Ranying Hatala Langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit. Tarian itu biasa di lakukan oleh dukun perempuan suku Dayak. Dentingan suara gelang berpadu dengan gemulainya gerakan yang tercipta saat penari Balian Dadas fokus melakukan tugas penyembuhannya.
Pertunjukan tari Balian Dadas sangat kental nuansa mistis, karena dilaksanakan dalam ritual doa. Namun seiring perkembangan zaman, tarian tersebut di adaptasi menjadi tarian budaya oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah, sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaan asli leluhur.
Tampil pula kelompok musik akustik Suara Minoritas yang digawangi empat pemain yakni Agung Saputro, Agus Triyono, Sulistyo dan Hari Nugroho.
Dialog kebangsaan menghadirkan 13 tokoh daerah yakni GKR. Mangkubumi (Kraton Yogyakarta), Sugiyanto Harjo Semangun (IKAL DIY), Jumaldi Alfi (Minang/Sakato Art Community), Abdur Rozaki (Madura/Dosen UIN), Frans Vicky Djalong (NTT/Dosen UGM), Nila Riwut (Dayak/Sktivis sosial), Elga Sarapung (Sulut/Dian Interfidei), Heri Maulizal (Aceh/Mahasiswa S2 UGM), Nelles Samberi (Manokwari Papua/aktivis Rejomulia), Dikson Siringoringo Situmorang (Batak/Mantan KNPI DIY), Jacky Latuperisa (Ambon/Patimura Muda), Agung Gde Iswara Amithaba (Bali/Aktivis LSM) dan Ki Demang Wangsyaffudin (Sunda/penggiat FPUB).
Antusias masyarakat mendaftar sebagai peserta di acara dialog kebangsaan sangat tinggi, namun pihak penyelenggara telah menutup pendaftaran karena kapasitas tempat 100 kursi telah terpenuhi. (Widihasto WP/Antok Wesman)