Event

Makna Proklamasi Kemerdekaan, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia

Makna Proklamasi Kemerdekaan, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia

Surya Ananta Selaku Inspektur Upacara Bendera 17 Agustus 2019 di The Ambarrukmo Yogyakarta, Memaknai Proklamasi Kemerdekaan, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia.

Impessa.id, Yogyakarta – 17 Agustus 2019, General Manager Royal Ambarrukmo Ian Cameron, untuk pertamakalinya menjadi tamu undangan khusus, pada Upacara Kemerdekaan Ke-74 Republik Indonesia di Halaman Timur kompleks The Ambarrukmo Yogyakarta, Sabtu pagi, 17 Agustus 2019, seusai upacara, kepada Impessa.id mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti peristiwa bersejarah bangsa Indonesia tersebut.

“Saya sebagai orang Inggris, sangat senang bisa menghadiri upacara perayaan Independence Day of the Republic of Indonesia, today, memang seharusnya semua bangsa-bangsa di muka bumi ini hidup secara merdeka, kami merasakan bagaimana rasanya hidup dibawah kolonial,” tutur Ian Cameron.

Upacara Penaikan Bendera Sang Saka Merah Putih di Lapangan Timur Plaza Ambarrukmo Sabtu pagi itu serasa khidmat, dinaungi awan mendung yang menutup sorotan tajam Sang Mentari, sehingga bagi para fotografer, momentum itu memberi keuntungan tersendiri karena backlight Super Kuat Sang Surya terhalangi oleh mendung tebal, namun cuaca tetap terang benderang. Peserta upacara mencakup jajaran direksi dan segenap karyawan dari ketiga properti The Ambarrukmo yakni, Royal Ambarrukmo Hotel, Plaza Ambarrukmo dan Grand Ambarrukmo Hotel, dipimpin Inspektur Upacara Surya Ananta, General Manager Plaza Ambarrukmo.

Inspektur Upacara Surya Ananta dalam sambutannya menuturkan bahwa makna terpenting dihelatnya upacara bendera 17 Agustus di lingkup The Ambarrukmo Yogyakarta, untuk memupuk nasionalisme ditengah kesibukan kegiatan sehari-hari, agar selalu tetap semangat didalam membela negara Indonesia.

Berikiut isi sambutan berjudul “Makna Proklamasi Bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia”.

Dimulai dari perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan. Masa penjajahan begitu lama, tapi bukan disebabkan bangsa Indonesia berdiam menerima kondisi apa adanya, perlawanan rakyat terhadap penjajah sudah ada sejak dimulainya masuk bangsa Portugis, hanya saja perlawanan tersebut tidak cukup berhasil.

Perlawanan tersebut dibagi menjadi empat periode, yang pertama perlawanan terhadap bangsa Portugis dan Spanyol. Pada awalnya bangsa Portugis dan Spanyol itu masuk ke wilayah Maluku. Ketika kedatangan mereka bermaksud ingin menguasai wilayah, maka Sultan Ba’abullah memimpin pasukan untuk melakukan penyerangan. Namun perlawanan itu tidak sepenuhnya berhasil. Tetapi membuktikan bahwa rakyat tidak menyukai masuknya penjajah.

Yang kedua perlawanan terhadap Belanda. Belanda menguasai Indonesia ratusan tahun, di daerah, banyak terjadi perlawanan rakyat, contohnya perlawanan yang dipimpin oleh Teuku Umar, Tengku Cik Di Tiro, Tjut Nyak Dien, dan lain-lain di Aceh. Teuku Imam Bonjol di Paderi Sumatera Barat, Pangeran Antasari di Banjarmasin, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, Sultan Hasanudin di Makassar, Perlawanan Pattimura, Christina Martha Tiahahu di Maluku,dan seterusnya.

Pada abad ke-20, rakyat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan mulai menyadari satu hal, bawa perlawanan selama ini tidak berhasil karena bersifat kedaerahan, maka mulailah lahir Budi Oetomo, organisasi pemuda nasional pertama di Indonesia. Setelah itu banyak sekali berdiri organisiasi-organisasi lainnya. Puncak persatuan pemuda Indonesia adalah Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Setelah itu, periode yang ke-4 perlawanan terhadap Jepang. Jepang tidak lama di Indonesia tetapi mendapat perlawanan sengit dari rakyat Indonesia.

Dan kemudian berdasarkan sejarah panjang perlawanan tersebut, maka Proklamasi sangat mendalam dirasakan oleh rakyat Indonesia. Pekik Merdeka dimana-mana. Semua press memberitakan hal tersebut. Suasana yang beda dibandingkan keseseharian rakyat sebelumnya. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan yang telah diraih, secara mati-matian.

Makna Proklamasi Kemerdekaan ada dua hal pokok yaitu pengakuan di dunia internasional dan makna proklamasi bagi rakyat Indonesia sendiri, sebagai puncak perjuangan bangsa, sebagai awal perjuangan baru, sebagai lahirnya sebuah negara Indonesia, sebagai titik tolak amanat penderitaan rakyat, sebagai kesatuan untuk maju, sebagai pedoman untuk menjalin hubungan internasional, dan yang penting adalah kedaulatan negara Indonesia.

“Sebagai renungan setelah acara ini, bahwa kita adalah rakyat yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, kita harus berani menjawab tantangan dunia ini, di Indonesia ini kedepan. Namun yanng pasti, kita tidak bisa bebas pergi kemana saja, tidak bisa bebas menempuh pendidikan yang tinggi, tidak bisa bebas mengakses internet, jika kita belum merdeka. Semangat kemerdekaan tersebut harus tetap kita jaga, walaupun mungkin jeda dan jarak kita dengan Proklamasi Kemerdekaan terpaut jauh. Makin tahun makin jauh dari tahun kemerdekaan kita, untuk itu harus dipupuk terus disetiap kali kita memperingati Proklamasi Kemerdekaan,” ungkap Surya Ananta.

Dikatakan lebih lanjut bahwa Peringatan Proklamasi bukan hanya persitiwa seremoni belaka, “Dari tahun ke tahun, dengan upacara bendera, berbagai lomba, semangat proklamasi harus diikuti dengan semangat perjuangan. Tidak hnya mengetahui bahwa tanggal 17 Agustus, itu Indonesia Merdeka, tidak hanya hafal sejarah, sejarah harus dihayati, bahwa kita generasi muda tidak akan sampai seperti sekarang, jika bukan perjuangan dari para pahlawan. Dengan semangat proklamasi, maka upaya kita menjaga tingkah dan perilaku, mempertahankan NKRI akan semakin menjadi kuat. Satu makna proklamasi yang ada didalam diri kita, membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Salam Merdeka!” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu salah seorang tamu undangan khusus, bernama Suhartono beserta isteri, veteran Polri yang bermukim di Gowok, dan sudah lima kali menghadiri Upacara Bendera memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI di Ambarrukmo, ketika ditemui Impessa. id mengungkapkan rasa bangganya bahwa generasi masakini masih tetap antusias bersemangat merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang berarti rasa nasionalisme pemuda masih tetap tinggi,” ujarnya. Seusai upacara bendera, seluruh peserta dipersilahkan menuju Pendopo Agung Royal Ambarrukmo beristirahat sambil menikmati hiidangan Soto Ayam dan Jus Jambu Biji Merah. (Ayu/Antok Wesman).