Feature

Miniature and Railway Expo 2 Di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Kreativitas Tanpa Batasan Usia

Miniature and Railway Expo 2 Di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Kreativitas Tanpa Batasan Usia

Miniature and Railway Expo 2 Di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Kreativitas Tanpa Batasan Usia

Impessa.id, Yogyakarta : Ada yang menarik dalam gelaran Miniature and Railway Expo 2 yang berlangsung selama tiga hari di Plaza Ambarrukmo akhir bulan Juni 2019, yaitu tidak melulu model Kereta Api namun juga tersaji model Diorama Militer yang didukung oleh Rudi Sukamto dari Kutoarjo, Jawa Tengah, diantaranya Pesawat Angkut C-130 Hercules yang dikawal pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, kemudian dua pesawat tempur yang sedang mengisi bahan bakar di udara langsung dari Pesawat Tanker, juga ada model Kapal Pendarat Pasukan Amphibi serta dua pesawat tempur Sukhoi TNI AU parkir di depan hangar. Bahkan juga ditampilkan Kuil Saolin lengkap dengan biksu-biksunya, semuanya model dalam ukuran sangat kecil, namun detailnya persis, sehingga menarik untuk dinikmati.

Kepada Impessa.id, terkait tema “Creativity Is Infinity” yang diusung, Ketua Panitia Dwi Agung Permadi menuturkan, “Kreatifitas itu tidak terbatas pada usia, mengingat anggota kami ada yang sudah berusia diatas 78 tahun, namanya Pak Darto atau kami menyebutnya Mbah Kung, sesepuh kami, namun beliaunya masih tetap produktif membuat Diorama Kereta Api Mini, hand made, di garasi rumahnya di kawasan Timoho Yogyakarta, menggunakan  bahan-bahan dari dalam negeri, yang dilakukan juga sama dengan member kami yang masih SMP, sama-sama gemar ngoprek,” ujar Agung, sapaan akrabnya.

Pada event Miniature and Railway Expo 2 di Hall A Lantai 2 Plaza Ambarrukmo itu, tampil menarik Main Layout, atau Lay-Out Utama, sebagai maskot pameran, yakni replika Stasiun Calw di Eropa lengkap dengan jalur Kereta Api Hitam di Baden-Wurttemberg, menghubungkan Stuttgart ke Calw, melintasi Kaki Bukit Hutan Hitam, yang pembukaan jalurnya dilakukan secara bertahap dari tahun 1868 hingga 1872. Hingga kini Stasiun Calw masih tetap utuh berdiri meski tidak operasional lagi, namun jalur kereta yang ada masih digunakan.

Menurut Agung, dalam proses pembuatan Lay-Out sepanjang 3,4 X 2 meter tersebut, membutuhkan waktu empat bulan, diketuai oleh sesepuh perajin Lay-Out Indonesia Chrisendy dan didukung seluruh anggota Jogja Miniature. Kemudian  member Indonesian 1/87 Scale Community dari Bandung dan Surakarta menampilkan Diorama Kilang Minyak berikut suasana pedesaan, salah satu peserta yang juga anggota Jogja Miniature menghadirkan printer tiga dimensi dengan media resin, yang digunakan untuk membuat spare-part yang dibutuhkan anggota lainnya, sehingga semua anggota Jogja Miniature saling take-and-give.

Dalam rilis pameran disebutkan bahwa miniature adalah suatu tiruan sebuah obyek, seperti tempat, bangunan, kendaraan yang dapat dilihat dari segala arah atau disebut benda tiga dimensi. Miniature dibuat untuk suatu pameran atau acara kesenian yang membutuhkan sebuah peragaan. Pembuatan miniature memang rumit namun ternyata dapat dibuat menggunakan benda-benda disekitar semisal Cotton Bud dan Tusuk Gigi.

Komunitas Jogja Miniature dengan Sekretariat di jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 26 Gunung Ketur-Pakualaman, Yogyakarta, berdiri pada 23 Mei 2016 di Yogyakarta, terbentuk dari pertemuan penggemar model Kereta Api di Daerah Istimewa Yogyakarta, anggota Komunitas Miniatur Nasional, sebagai wadah bagi para penggemar model Kereta Api yang banyak jumlahnya. Seiring berjalannya waktu kini model yanng tergabung semakin meluas hingga ke miniatur alat angkut, alat-alat berat, bangunan dan figur dari semua skala.

Pameran Miniature and Railway Expo 2 dimeriahkan dengan talkshow bertajuk “Railway History” pada Sabtu (29/6/19) bersama Hari Kurnia alias Hari Hao Hao dan pemerhati perkeretaapian di Indonesia, Yoga Bagus Cokroprawiro alias Pres Jams, dengan moderator Diaz Radiyo, membahas asal-usul keberadaan Kereta Api dan seluk-beluk perusahaan jawatan Kereta Api di Tanah Jawa, sejak jaman kolonial Hindia Belanda hingga jejak-jejaknya sampai kini. (Antok Wesman)