International Cultural and Culinary Festival UMY Diikuti 30 Negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Impessa.id, Yogyakarta : International Cultural and Culinary Festival –ICCF Ke-5 yang dihelat Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, semakin mengangkat reputasi UMY dikancah internasional, sebagai Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta yang inklusif, terbuka dan multibudaya.
Senada dengan yang diungkapkan delegasi tamu dari RRC dan Taiwan yang meluangkan waktu mereka sepekan di Yogyakarta meski baru pertamakalinya mereka berkunjung ke Indonesia, langsung mengikuti acara ICCF di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang digelar selama tiga hari, Minggu hingga Selasa, 17-19 Maret 2019.
Eko Priyo Purnomo, M.Si., M.Res., Ph.D, Kepala Kantor Lembaga Kerjasama dan Urusan Internasional UMY, selaku Ketua Panitia ICCF Ke-5, 2019, ketika dikonfirmasi Impessa.id menuturkan. “Ada tiga hal yang perlu diketahui, yang pertama, jumlah negara peserta tahun ini meningkat dari rencana hanya 20 negara ternyata permintaan meningkat menjadi 30 negara, kemudian mengenai tempat penyelenggaraan yang tahun lalu di lantai di bawah Masjid, kali ini mengambil lokasi di Sportorium, dan tahun lalu pelaksanaannya hanya satu hari maka tahun ini dilaksanakan selama tiga hari dengan rangkaian kegiatan yang semakin beragam,” ungkapnya.
Dalam sambutan Pembukaan ICCF 2019 di Gedung Sportorium UMY pada Senin (18/3), Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto mengatakan bahwa ICCF sejatinya bertujuan menjadi wadah bagi mahasiswa-mahasiswa asing yang berada di Yogyakarta untuk bertukar budaya. Bersama-sama memahami budaya-budaya yang ada di muka bumi, sekaligus untuk lebih mengenalkan UMY dan Indonesia kepada dunia, juga meningkatkan kerja sama UMY dengan dunia internasional.
"Dalam acara ini kita semua dapat mengenal berbagai budaya, dari mulai kesenian hingga makanan yang berasal dari 30 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, sesuai dengan tema ICCF tahun ini Discover The World Through UMY," tegasnya.
Diantara peserta, Ahmed dari Palestina menyajikan Imrya, kue-kue berbahan kurma, susu, kelapa dan wijen. Kemudian Stefanie Dewy Wagirah Sewotaroeno dari Suriname, menyajikan Bakabana, Pisang Goreng Suriname. Sedangkan, Ainun dan Emily dari Vietnam, menyajikan Xoi, hidangan terbuat dari Ketan berasa gurih asin dihiasi taburan bunga Mawar Merah.
Rektor Gunawan mengapresiasi terselenggaranya ICCF untuk yang kelima kalinya. dan mengatakan akan ada banyak agenda berskala internasional berikutnya yang diselenggarakan di UMY. "Saya bangga ICCF dapat terselenggara lagi dan ini sudah yang kelima. Untuk meningkatkan kerjasama UMY dengan dunia Internasional ada banyak agenda setiap tahunnya dan akan terus ditingkatkan," jelasnya.
Sementara Itu Eko Priyo Purnomo, menambahkan bahwa mahasiswa-mahasiswa dari 30 negara yang berpartisipasi dalam ICCF 2019, menyuguhkan masakan dan seni-budaya masing-masing. "Selain menyantap dan bertukar cita-rasa kuliner, di hari kedua, mereka kami ajak keliling Yogyakarta, melihat Candi Prambanan, Lava Tour, Ke Kraton Yogyakarta, sebagai bentuk kepedulian UMY untuk lebih mengenalkan Indonesia dan Yogyakarta khususnya kepada mereka," imbuhnya.
30 Negara tersebut masing-masing, Palestina, Pakistan, Turki, Malaysia, Thailand, Ukraina, Jepang, Filipina, Vietnam, Tanzania, Suriname, Ghana, Italia, Botswara, Mesir, Timor Leste, Rwanda, Amerika Serikat, Spanyol, Turkmenistan, Yaman, Taiwan, Kolombia, Gambia, Nigeria, Sudan, Mexico, China, Hungaria, dan Indonesia.
Eko kembali mengatakan, tujuan utama acara ini memang memperkenalkan UMY dan untuk mewujudkan cita-cita UMY menjadi universitas yang memiliki reputasi di dunia Internasional. Salah satu konsep kegiatan yang dilakukan adalah melalui ICCF tersebut. "Lewat makanan dan kuliner peserta diharapkan dapat merasakan dan memahami perbedaan budaya dari tiap negara. Karena melalui budaya dan kuliner itu pula, jendela budaya internasional diantara pengunjung akan terbuka.," pungkasnya. (Pras/Tok)