Feature

Peresmian Lembaga Kursus dan Pelatihan Merangkai Bunga LAVIA Pakem, Yogyakarta

Peresmian Lembaga Kursus dan Pelatihan Merangkai Bunga LAVIA Pakem, Yogyakarta

Peresmian Lembaga Kursus dan Pelatihan Merangkai Bunga LAVIA Pakem, Yogyakarta, ditandai dengan pemotongan untaian Buntal dan Melati oleh Ibu Kartika Affandy, Sabtu (9/3/19)

Impessa.id, Yogyakarta : Bersamaan dengan perayaan 40 tahun Pernikahan pak Budi Atmadi dan Bu Hervia Latuconsina, diresmikanlah Lembaga Kursus dan Pelatihan Merangkai Bunga Lavia di Desa Padukan, Kecamatan Pakem, Jalan Kaliurang KM 17 Sleman, Yogyakarta. Peresmian LKP Lavia dilakukan dengan pemotongan rangkaian Buntal dan Melati oleh Ibu Kartika Affandy pada Sabtu (9/3/19).

Dra Eni Nurmaya, mewakili Kepala Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam sambutan pembukaan LKP Lavia, menyatakan rasa terimakasihnya mengingat LKP ini memang belum pernah ada. “LPK Merangkai Bunga ini merupakan pendidikan non-formal yang untuk pertama kali ada, dipelopori oleh Bu Hervia, pakar merangkai bunga yang kini menjabat sebagai Ketua Ikatan Perangkai Bunga Indonesia Wilayah DIY. Merangkai bunga ini sebenarnya memang sangat kita butuhkan, karena disetiap harian kita tidak bisa terlepas dari bunga, saat kita bersuka maupun berduka, bunga ini akan selalu ada,” ujar Eni Nurmaya.

Dalam kesempatan itu BP PAUD yang sangat mengapresiasi kehadiran LKP Lavia, menawarkan fasilitas yang dimiliki untuk dapat digunakan bagi pengembangan program LKP Lavia secara cuma-cuma, serta menyiapkan pembinaan secara kelembagaan berupa penjaminan mutu LKP termasuk akreditasi bagi peserta pelatihan di LKP Lavia, hingga bantuan sosial –Bansos untuk LKP Lavia dari BP PAUD.

Hervia Latuconsina Budi selaku inisiator LKP Lavia, adalah pakar merangkai bunga berkelas dunia yang berhasil menyabet Juara 2 Intrnational Flower Show “Floriade – This Is My Country” di Holland, Belanda, di tahun 1992 dan segudang juara untuk tingkat nasional. Karya Hervia Latuconsina Budi telah menghiasi Istana Presiden dan hampir semua hotel Bintang Lima di Jakarta serta di kota-kota besar di Indonesia.

Hervia Latuconsina Budi, juga aktif terlibat di Organisasi Yayasan Bunga Nusantara, mengikuti Tournament of Roses di Pasadena, Amerika Serikat, di tahun 1999, dan aktif di Organisasi World Flower Council – WFC, dan berhasil membudidayakan Anggrek Species dan Bunga Hoya. Kini Bu Hervia mendirikan LKP Lavia untuk berbagi ilmu serta ketrampilan kepada generasi penerus bangsa.

“Saya melihat bahwa Jogja itu kotanya orang-orang pinter, Kota Budaya yang sangat luarbiasa, Kemudian saya melihat banyak sekali asset-aset yang terbengkalai, belum disentuh, terutama pendidikan bunga. Ketika saya terpilih sebagai Ketua Ikatan Perangkai Bunga Indonesia DIY maka sayapun betul-betul berniat untuk membangun,” ungkapnya kepada Impessa.id dengan nada penuh semangat.

“Begitu saya tahu bahwa disana-sini pendidikan masih belum jalan, sedangkan ini Kota Wisata, Kota Budaya, segalanya ada, kenapa ini bisa terjadi. Sehingga saya betul-betul berniat. Saya di-support oleh Dinas. Seharusnya Jogja ini memiliki semuanya, terutama Ilmu Pengetahuan, Pendidikan. Sekolah ini harus saya bangun, saya harus memberi semangat, terutama untuk generasi penerus, karena saya bercita-cita untuk membuat Rangkaian Indonesia. Bukan sekedar dari Sabang sampai Merauke, tetapi saya harus membawa Jogja Istimewa ini ke ASEAN, Eropa dan Amerika,” tegas Bu Hervia.

Secara nyata Pelatihan Merangkai Bunga sudah berlangsung di alam terbuka diatas areal seluas empat-ribu meter-persegi di kawasan Pakem, di Kaki Gunung Merapi Yogyakarta, di bawah tenda-tenda yang terbentang di atas rerumputan, sehingga semilir angin dan paduan suara serangga serta kicauan burung-burung liar mewarnai suasana tatkala kursus berjalan.

Materi yang diajarkan diantaranya Rangkaian Bunga dengan Disain Eropa, kemudian Merangkai Janur dan Merangkai Bunga Melati. “Janur sebenarnya yang saya akan konsen, karena ini yang saya akan membawa nama Indonesia ke mancanegara, ke Eropa, dan kepada petani juga sehingga orang harfus menanam Pohon Kelapa sebanyak-banyaknya, karena bunganya yang disebut Manggar juga diolah menjadi kuliner nan lezat,” tutur Hervia lebih lanjut.

Kategori kelas yang ditawarkan terdiri dari Kelas Basic, Kelas Terampil, Art Floral dan Kelas Mahir. “Jadi orang merangkai bunga itu untuk menjadi Guru, ada yang untuk menjadi seniman, dan untuk menjadi flowershop, itu berbeda ilmunya, kemudian kalau melihat Float, Kendaraan Berhias, ada Mobil Hias, Becak Hias, Kereta Kencana Hias, saya bercita-cita itu menjadi event tahunan nasional, jadi di Jogja itu orang datang untuk melihat Kereta Berbunga dan merangsang petani untuk menanam bunga di lahan-lahannya,” imbuhnya lebih lanjut.

Menurut Hervia Latuconsina Budi, propsek kedepan profesi merangkai bunga itu tetap terbuka lebar. “Pasar Sangat luas terbuka, sekarang perangkai bunga hotel-hotel berbintang masih didatangkan dari Jakarta, yang dari Jogja jumlahnya sedikit, masih bisa dihitung dengan jari, Janur yang dapat menjadi sesuatu yang luarbiasa aja kita masih belum bisa melakukannya, jadi PR masih banyak,” jelasnya.

Anggapan bahwa Merangkai Janur itu kuno disanggah oleh Bu Hervia. “Banyak orang tergiur melihat nama Ikebana, seni merangkai bunga dari Jepang, sedangkan untuk Janur malah terabaikan, padahal merangkai Janur itu kan akar seni budaya leluhur bangsa Indonesia yang tidak ada duanya dibelahan bumi manapun, hanya ada di Indonesia, mengapa itu malah diabaikan, sangat disayangkan, Tuhan telah memberikan bangsa Indonesia pohon Kelapa dari Sabang sampai Merauke, namun tidak kita manfaatkan dengan baik, Pungkas Ibu Hervia Latuconsina Budi. (Tok)