Feature

Malam Sastra Ngopi Bareng JokPin Di Kopi Nogo Yogyakarta, Disambut Hangat Anak-Anak Muda

Malam Sastra Ngopi Bareng JokPin Di Kopi Nogo Yogyakarta, Disambut Hangat Anak-Anak Muda

Malam Sastra Ngopi Bareng JokPin Di Kopi Nogo Yogyakarta, Disambut Hangat Anak-Anak Muda

Impessa.id, Yogyakarta : Acara Temu Sastrawan bertajuk “Ngopi Bareng JokPin” menghadirkan Joko Pinurbo dan dihadiri puluhan anak muda yang memenuhi seluruh ruangan yang tersedia, berlangsung Kamis malam, 29 November 2018, di Kopi Nogo Jalan Godean KM4,3 No. 179 Yogyakarta. Ngopi Bareng JokPin tersebut dihelat atas inisiasi Nana Ernawati, Ketua Lembaga Seni dan Sastra -LSS Reboeng, bekerja sama dengan Beranda Seni Mbah Demang -BSMD Kopi Nogo Yogyakarta, sebuah komunitas seni di Yogyakarta yang mempunyai kepedulian terhadap aktivitas seni-budaya di Yogyakarta.

Nana Ernawati yang malam itu hadir ditengah-tengah hadirin, mengenakan busana putih bergaris biru halus dipadu hijab bermotif bunga berwarna merah jambu, tampak anggun, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendorong para penulis dan seniman muda agar lebih berani berkreasi, sekaligus mawas diri dan selalu mau belajar dari yang lebih berpengalaman. “Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari seorang Jokpin,” katanya. “Kecuali kepiawaiannya dalam menulis, juga sikapnya yang low profile sebagai penyair yang telah kawentar,” imbuh Nana Ernawati lebih lanjut.

Dhenok Kristianti dari LSS Reboeng kepada Impessa menuturkan bahwa pertemuan antara sastrawan nasional Joko Pinurbo dengan anak-anak muda generasi millennial yang tertarik dengan dunia sastra, dalam hal ini, mahasiswa dan pelajar Yogyakarta. “Kami membuat acara ini, bertemu Joko Pinurbo, kami tujukan untuk mahasiswa dan pelajar, karena sulit untuk bertemu senior yang sungguh-sungguh bisa menjadi tempat belajar. Nah dengan acara ini, kami harapkan mereka bisa meneladani seorang Joko Pinurbo baik dalam hal cara kepenulisan maupun dalam hal konsistensinya sebagai penyair,” ujar Dhenok Kristianti.

Agenda kegiatan mencakup pembacaan 10 Puisi karya Joko Pinurbo dan Pembahasan enam Puisi Tertuju Joko Pinurbo karya para peserta, diselingi musikalisasi puisi oleh Gira Akustik, Puisi Dalam Gerak oleh Tara Noesantara, Musikalisasi Puisi oleh kelompok Ibu Jari, dan ditutup dengan Pembacaan Puisi oleh Dhenok Kristianti diiringi petikan gitar.

Melalui Impessa.id, Joko Pinurbo menyatakan rasa senang dan bahagianya atas apresiasi karyanya yang berjudul “Kolom Agama” dibacakan oleh Febi Nurul Savitri, mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan –UAD Yogyakarta. Febi mengatakan bahwa memang toleransi merupakan sesuatu yang penting dan bisa dilaksanakan secara nyata dalam hubungan antar-sesama. “Pernyataan itu membuat saya kagum kog dia bisa memberikan apresiasi semacam itu. Puisi itu saya tulis 2-3 tahun lalu ketika banyak konflik berbau SARA. Terus terang saya merasa senang, merasa bahagia, artinya apa yang ingin saya sampaikan sudah tertangkap,” aku Joko Pinurbo jujur.

Joko Pinurbo mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini memang dirinya dibuat takjub melihat fenomena dimana-mana banyak anak muda semakin menyukai puisi. “Saya sering diundang di berbagai daerah, dan di setiap daerah yang saya kunjungi memang tampak fenomena yang sama kog banyak anak muda menyukai puisi. Saya heran juga. Terlepas dari mereka motivasinya apa, tentu sebagian besar kan pasti tidak akan menjadi penyair, menjadi penikmat saja, tapi saya melihat hal itu positip,” ungkap Joko Pinurbo.

Menurutnya, Puisi atau Sastra itu mempunyai sifat untuk menyalurkan enerji-enerji positip. Sehingga melalui kegemaran ber-sastra atau ber-puisi, enerji-enerji itu tidak terbuang untuk hal-hal yang sifatnya destruktif atau negatip. Jadi kesukaan generasi milennial terhadap sastra atau puisi itu, sebagai sarana edukasi bagi mereka sendiri, bagaimana mereka mengolah batin, mengasah jiwa mereka untuk hal-hal yang sifatnya positip.

“Kegairahan mereka memang perlu diwadahi, dan syukur bahwa ada orang-orang yang dengan ikhlas, dengan sukarela, menyediakan semacam tempat seperti ini untuk menampung kegairahan mereka. Oleh karena itu saya optimis dengan generasi mendatang kalau seperti ini situasinya. Saya akhirnya bisa membaca psikologi generasi milennial, sebetulnya mereka juga punya kegelisahan terhadap persoalan-persoalan yang sering muncul di masyarakat, masalah toleransi, kini mereka sendiri ingin membangun toleransi, misalnya, yang hadir malam ini beragam, mereka membaur jadi satu sehingga sudah tidak bisa dilihat lagi latar belakang mereka,” pungkas Joko Pinurbo.

Salah seorang pengunjung bernama Boaz Jati yang adalah penyanyi solois Jogja yang telah meluncurkan dua single-nya via YouTube, ketika ditemui Impessa berpendapat bahwa bagi dirinya yang mewakili anak muda, acara itu sangat menginspirasi. “Kalau kita menghadiri acara-acara seperti ini kan kita sudah seperti dididik dari muda, kita bisa terus berkarya dan dari acara ini juga banyak edukasi yang kita dapatkan, seperti cara membuat puisi, tadi pak JokPin juga bilang, ada langkah-langkahnya ternyata, walaupun saya juga penyanyi dan menulis lirik lagu, kadang-kadang tanpa teknik yang seperti diungkapkan disini. Acara ini bermanfaat sekali untuk anak-anak muda,” tegasnya.

Melalui kegiatan tersebut, LSS Reboeng dan BSMD Kopi Nogo berharap para penyair, khususnya penulis muda dapat mengambil manfaat dari pertemuan langsung dengan penyair Joko Pinurbo yang akrab disapa Jokpin. Jokpin, kelahiran 11 Mei 1962 di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Universitas) Sanata Dharma Yogyakarta, dan kini bermukim di Yogyakarta, adalah penyair terkemuka yang karya-karyanya telah menorehkan gaya dan warna tersendiri dalam dunia puisi Indonesia. Jokpin telah memperoleh berbagai penghargaan, diantaranya, Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), South East Asian (SEA) Write Award (2014) dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015). (Tok)